⚠️ Content Warning / Peringatan Konten ⚠️
⚠️ Menceritakan penyiksaan ⚠️Setelah semuanya selesai, semua orang memilih untuk beristirahat. Namun tidak dengan pemuda yang satu ini.
Dengan alibi mengantar Yedam pulang, dia pergi jauh menyusuri rerumputan yang lebih liar, pepohonannya menjulang, dan beberapa lampu minyak tak terawat yang berubah menjadi rumah semut.
Gelap sekali jalan menuju tempat yang hendak dia tuju. Gelap dan licin. Sudah lama dia tidak mengunjungi tempat menyedihkan itu.
Dia menarik rindang pohon yang menghalangi jalannya, sehingga tampaklah rumah megah dari balik pepohonan. Kontras dengan sekitarnya, rumah itu terang benderang.
Diketuknya pintu beberapa kali, sebelum masuk ke dalamnya, memberikan salam. Sekedar menandakan kehadirannya.
Diletakkannya bunga-bunga indah yang dia bawa dari istana, juga beberapa perhiasan indah nan berkilau diatas meja kecil.
Wanita dengan pakaian serba putih dan rambut hitam panjang tergerai yang dia cari sedang duduk di kursi goyang kayu kesukaannya.
"Ibu..." Panggilnya lemah.
Wanita yang dia panggil ibu menoleh, air wajahnya berubah bahagia, "Ah, selamat pagi calon raja! Apa yang membuatmu kemari?"
Dia menghampiri wanita itu, "Ibu, jangan berkata seperti itu, belum ada yang dipastikan."
"Siapa bilang?" Ibunya mendekat ke telinganya, "Aku yakin kamu yang akan meneruskan takhta itu."
"Ibu, berhenti..."
"Apa yang anak satunya lakukan?" Tanyanya tidak peduli dengan permintaan sang anak yang memintanya berhenti.
"Ayah memberinya libur sekitar satu bulan."
"Apa? Bagaimana bisa? Dia tidak mau anaknya yang lain sukses?" Protesnya sambil memandangi kuku-kukunya yang indah.
"Bu, dia pasti merasa tertekan."
"Tentu saja, aku dengar dia tidak sepintar kembarannya."
"Ibu... jangan berbicara seperti itu."
"Kenapa?"
"Aku malu..."
"Malu?"
"Aku malu... juga malu mengakui kalau ibu adalah ibuku..." Ucapnya dengan berani meski suaranya bergetar.
Perkataan itu jelas menyakiti hari ibunya, ditamparnya anak yang sedang berlutut didepannya, juga dengan kejam menjambak rambutnya ke belakang, "Jelaskan maksud kedatanganmu kemari!" Ucapnya.
"A-aku..."
Satu tamparan menyakitkan di pipi kanan, "Jawab yang benar! Kamu bisa menjawab semua pertanyaan rumit itu dengan benar namun tidak bisa menjawab pertanyaanku?!"
"Aku ti-tidak ingin ibu pi-pindah ke istana nanti..."
Lagi, tamparan, di pipi satunya, "Apa kamu bilang?! Benar-benar anak tidak tau diuntung!" Ibunya bangkit dari duduk, menendang perutnya, "Susah payah kulahirkan!" Ucapnya sambil terus menendangi sekujur tubuh pemuda yang hanya diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/257272554-288-k141681.jpg)