25. D-Day

644 100 24
                                        

Istana kembali ramai, sang surya bahkan belum menunjukkan cahayanya, namun ratusan orang sudah bekerja keras membuat semuanya terlihat sempurna.


Suara-suara memerintah terdengar, serasi dengan suara dan aktivitas dari yang menurut.

Beberapa titik di istana di dekorasi ulang, uap mengepul dari cerobong dapur, alat transportasi dicuci bersih, rumput dan tanaman dipangkas, lalu tak ketinggalan langkah tegap nan siap para perwira di lapangan depan.













Jake bangun dari tidurnya karena terlalu berisik.

Jake tidak ingat bagaimana dia tertidur, seingatnya dia membaca buku malam tadi. Namun sekarang tubuhnya sudah dibalut selimut, kacamatanya juga diletakkan di nakas kecil sebelah ranjang.



Dia melirik ranjang milik Jay, masih rapih, dan dia yakin akan selalu rapih.

Sama halnya dengan atlet sepak bola yang gantung sepatu, Jake juga sudah menggantungkan harapan.
















Jake membuka jendela kamarnya, berniat menghirup udara segar di pagi hari. Melihat Sunghoon memimpin barisan adalah bonusnya.













Hari-hari Jake selalu sama, tidak banyak hal yang ia lakukan. Hanya membaca buku dan membantu Asahi juga Sunghoon.

Sesekali pergi keluar istana, berharap menemukan sesuatu untuk disukai, namun Jake tidak menemukan hobi atau orang untuk disukai.

Ratu juga sudah mencoba membantu Jake. Kasihan melihatnya lebih banyak diam dan senyumnya tidak secerah dulu. Sesekali diajaknya Jake berkebun, membuat kue, atau menghias kaca. Namun Jake tidak suka semuanya.

























Saat Jake datang, di meja makan belum ada siapapun, namun makanan sudah tersedia dari ujung sampai ujung.

Jake duduk di kursinya dengan bingung. Memainkan tisu selagi menunggu anggota keluarga lain datang.


























Sampai terdengar nyanyian orang merayakan ulang tahun dari belakangnya, Jake berdiri karena terkejut.

Ada Raja, Ratu, juga Asahi, Yedam, dan Sunghoon disana. Turut serta puluhan orang lainnya di belakang mereka.

Asahi berdiri paling depan dengan kue dan lilin ulang tahun. Di belakangnya ada pasangan resmi kerajaan.

Sunghoon dan Yedam berdiri sambil bertepuk tangan.







"Selamat ulang tahun, Jake." Ucap Asahi menyodorkan kue yang dia pegang kepada Jake.

"Ayo buat harapan!" Ucap Ratu, mengelus surai Jake.

Jake menurut, membuat harapan dan meniup lilin. Harapannya tidak banyak, dia hanya ingin yang berulang tahun hari ini juga bahagia, di mana pun dia berada.











Jake memotong kuenya, memberi suapan pertama pada Asahi, suapan kedua pada Raja, suapan ketiga pada Ratu, suapan keempat pada Yedam, dan Sunghoon yang terakhir.
































Hari itu, keluarga kecil yang berisikan empat orang, duduk bersama sembari menyantap makanan dengan bahagia. Sekilas, tampak seperti keluarga normal lainnya.

BreakthroughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang