MAYBE

832 83 38
                                    

Tzuyu keluar rumah setelah mengerjakan tugasnya, berniat mencari cemilan untuk teman menonton film nanti. Tzuyu hanya berjalan kaki dari rumah ke arah taman dekat komplek. kepalanya menoleh kanan kiri, memastikan tidak ada kendaraan yang lewat lalu dirinya menyeberang. mata Tzuyu melihat penjual martabak, serabi mini, kue cubit, siomay, ketoprak, seblak, kebab, dan es krim. Tzuyu berjalan ke arah stand martabak.

"martabak manis varian coklat keju toping pisang" ucap Tzuyu kepada penjual.

"silahkan di tunggu mbak" ucap si penjual.

Tzuyu duduk di kursi plastik samping gerobak. tangannya memainkan ponselnya untuk mengusir bosan.

pendengaran Tzuyu terusik dengan suara motor sport yang baru saja datang. Tzuyu mendongak. mengamati si pengendara. celana denim hitam pendek selutut, kemeja polos warna biru laut kebesaran. memakai masker hitam tanpa helm. dan hanya menggunakan sendal selop rumahan. cowok tadi mendekat ke stand kebab lalu memesannya. Tzuyu masih memperhatikan sampai cowok tadi duduk menunggu pesanannya di kursi plastik seperti yang di dudukinya. jarak mereka hanya terhalang 2 stand saja, jadi Tzuyu bisa melihat jelas wajah cowok tadi setelah membuka maskernya.

Tzuyu terpana sejenak, dari samping saja terlihat sangat tampan. rambutnya yang berantakan dan yang paling membuat Tzuyu terkesan adalah hidungnya yang mancung. Tzuyu meneliti setiap lekuk wajahnya. Tzuyu melihat sesekali bibir cowok tadi terangkat melihat layar ponselnya. entah kenapa Tzuyu ikut tersenyum.

Tzuyu terkejut ketika tiba tiba cowok tadi menatapnya, buru buru Tzuyu menatap layar ponsel. sungguh memalukan ketahuan menatap seseorang yang bahkan belum di kenalnya. setelah sekian detik menunduk Tzuyu memberanikan diri mendongak. sial. cowok tadi masih menatapnya. dan apa sekarang? dia tersenyum kepadanya. astaga ya Tuhan. senyum itu, terlihat sangat manis dan tulus. Tzuyu ragu untuk membalasnya, tapi memilih membalas senyum lalu mengangguk.

"martabaknya mbak"

Tzuyu buru buru menoleh ke penjual martabak,

"jadi berapa mas?"

"semuanya 30 ribu"

Tzuyu mengambil pecahan 50 ribu dari sakunya, lalu memberikan ke penjual. sementara menunggu kembalian, Tzuyu kembali menoleh ke cowok tadi. menatap layar ponselnya dengan senyum yang kadang terbit kadang hilang.

"ini kembaliannya mbak"

"terima kasih"

Tzuyu kembali menatap stand di sana, jika hanya membeli martabak itu tidak akan cukup. Tzuyu memilih ke minimarket untuk membeli cemilan ringan saja. dan sialnya ia harus melewati cowok tampan yang masih menunggu pesanannya.

Tzuyu masih berdiri di depan stand martabak, ragu untuk melangkah maju ke minimarket tapi ia harus membeli cemilan. ia baru ingat kalau stok di rumah juga habis. Tzuyu menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. melangkah pasti dengan gaya berjalan sembari memainkan ponselnya, padahal tidak ada notif apapun.

Tzuyu semakin mempercepat langkahnya ketika berada tepat di depan cowok tadi yang sudah mendapatkan pesanannya.

"ya Tuhan, kenapa serasa lambat sekali aku berjalan. kenapa deg degan juga" batin Tzuyu

"mbak?"

deg

Tzuyu berhenti, merasa ada seseorang yang mendekat. Tzuyu pelan pelan membalik tubuhnya tak yakin. cowok tadi menghampirinya. dan apa itu? wajahnya terlihat lebih sempurna dari depan sini dan sangat jelas.

"ini uangnya terjatuh" ucapnya sembari mengulurkan pecahan 20 ribu

Tzuyu ragu menerimanya, dan kenapa tangannya gemetaran? memalukan sekali. mungkin wajah Tzuyu juga sudah merah seperti kepiting rebus.

TAETZU ~ OneShot √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang