Langit disini sedang gelap, ikut sedih ketika hatiku merindukanmu sampai menangis..
Kau apa kabar? Sudah bahagia? Sudah menemukan kelegaan setelah berpisah denganku?
Kau, apakah pernah merasakan dadamu sesak karena terlalu lama menangis? Pernahkah kepalamu pusing karena terus terusan memikirkan mengenai perpisahan kita?
Pernah tidak, ketika hendak tidur kau selalu bersyukur sebab berhasil melewati satu hari tanpa aku?
Lalu berharap disetiap pagi, bahwa kau akan kembali?Melintasi tempat tempat yang pernah kita lewati, lalu menangis tersedu sedu hanya karena potongan memori.
Ah ya, pernahkah kau kehilangan selera makan dan berharap hidupmu berakhir di pemakaman.
Mungkin kau merasa lega sebab tidak ada aku di hari hari bahagiamu. Tapi tidak aku, bahkan melewati satu haripun aku kesulitan karena bayanganmu.Aku selalu mampu terjatuh, lalu bangkit sendiri, terpuruk lagi dan menangis seorang diri.
Bahkan aku selalu punya seribu alasan untuk memaafkan kepergianmu, aku punya seribu alasan untuk menyalahkan semua karenaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Epilog
PoetryKehilangan itu tidak perlu sebuah kalimat pamitan, kehilangan akan terus meninggalkan sayatan. Yang namanya ditinggal pergi tidak semenyenangkan saat mengingat sebuah janji Kau memilih putar arah lalu pergi Padahal cerita kita masih banyak lembar...