Dingin
Sepertinya waktu yang merubahmu jadi sekaku ini. Merubahmu yang hangat jadi dingin tanpa kalimat.
Kau berubah, bukan lagi menjadi orang yang akrab denganku. Tapi menjadi seseorang yang begitu baru.
Banyak waktu yang akhirnya aku habiskan tanpa kamu, banyak waktu yang akhirnya hanya menyakiti aku.
Kenapa kita harus berakhir seperti ini, aku menyakiti diriku, kau menyakiti aku.
Kenapa kita tidak saling mengupayakan untuk membahagiakan, bukan menunggu waktu perpisahan.Apa masa lalu mu masih berhasil membekukan kamu sampai sedingin ini? Apa dirimu yang memilih menjadi dingin tanpa bisa dihangatkan lagi?
Aku tidak ingin merelakan siapa-siapa, tapi jika kau ingin kurelakan, meski sesakit apapun, aku tetap akan mencoba.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Epilog
PoetryKehilangan itu tidak perlu sebuah kalimat pamitan, kehilangan akan terus meninggalkan sayatan. Yang namanya ditinggal pergi tidak semenyenangkan saat mengingat sebuah janji Kau memilih putar arah lalu pergi Padahal cerita kita masih banyak lembar...