19 April 2020
Dulu wanita yang melahirkan mu ke dunia selalu memiliki harap bahwa kelak anaknya bisa membuat dia bangga . Wanita itu yang hampir ku panggil ibu, juga pernah kurasakan hal yang sama. Aku begitu bangga memilikimu dan bergandeng tangan dengan dirimu, betapa aku bangga karena telah menjadi wanita yang kau miliki
Kini, kebanggaan itu memudar, berganti rasa sakit hati karena cinta mu telah lama pudar. Kau tidak lagi menjadi lelaki yang membuatku bangga. Melainkan sebagai laki laki yang kurindukan tanpa pernah lagi bisa kesampaian.
Setidaknya, aku hanya ingin menulis ini.
Selamat ulang tahun, kamu lelaki yang sampai saat ini masih tertulis rapi di hatiku
Biarkan ,jika kau tak akan pernah membaca tulisan ku
Biar ku sampaikan pada orang orang yang membaca ini, bahwa ada lelaki yang teramat kucinta sedang bertambah usiaBiarkan, biar hanya aku dan semesta saja yang tahu siapa orangnya,
Perihal kau tak mau tahu tak apa
Asal sampai saat ini, kau masih menjadi lelaki satu satunya

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Epilog
PoetryKehilangan itu tidak perlu sebuah kalimat pamitan, kehilangan akan terus meninggalkan sayatan. Yang namanya ditinggal pergi tidak semenyenangkan saat mengingat sebuah janji Kau memilih putar arah lalu pergi Padahal cerita kita masih banyak lembar...