3 Juni
Ketika dingin yang selalu kusukai membelai, entah kenapa mataku memanas.
Akhirnya dia luluh turun, aku mengeluh pada akhirnya di tengah dingin. Kau tahu?
Aku mencari bahu mu yang selalu ku sandarkan di saat aku kehilangan arah. Belakangan ini aku merasa takut sendiri. Aku takut jika nanti aku pergi dan tidak bisa bertahan lagi. Aku takut pada akhirnya hanya aku yang merindukan sendiri.
Kau bagaimana? Harimu baikkah? Sungguh aku rindu bahumu yang pernah ku jadikan rumah. Aku Rindu menangis di pelukanmu. Yah yang jelas aku sedang rindu rindunya kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Epilog
PuisiKehilangan itu tidak perlu sebuah kalimat pamitan, kehilangan akan terus meninggalkan sayatan. Yang namanya ditinggal pergi tidak semenyenangkan saat mengingat sebuah janji Kau memilih putar arah lalu pergi Padahal cerita kita masih banyak lembar...