1

544 20 4
                                    

Aku pernah

Aku pernah, menatapmu dengan begitu tulus, memeluk pinggang ramping mu dan kubisikan dengan nada paling tulus yang pernah keluar

"Sayang, jangan pernah melepaskan genggaman kita"

Saat itu kau diam, tapi tidak lama suara mu lantas meyakinkanku.
Aku memang terlalu terlena saat berdua denganmu, sampai aku lupa bahwa kau tidak benar benar menatapku dengan penuh jujur, bahwa kau tak benar-benar menginginkan "kita" yang aku inginkan

Akhirnya, seperti rencana mu, aku kau tinggalkan sebagaimana mestinya
Akhirnya pun, kau meninggalkanku tanpa pernah menolehku lagi

Bukankah tidak sopan meninggalkan anak orang sendirian sedangkan ayah ibunya tahu kalau dia pergi denganmu? Bukankah tidak sopan meninggalkan anak orang terluka sendirian?
Tanggung jawabmu sebagai laki laki mana, kenapa gampang sekali kau langkahkan kaki sedangkan aku tidak mau kau tinggal lari.

Hubungan kita kan dilandasi dengan persetujuan dari dua belah pihak, tapi kenapa untuk perpisahan hanya pihak kau saja yang setuju sedangkan aku tidak pernah mau

Sebuah EpilogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang