Mempercayai doa
Kekuatanku saat ini hanya pada hati. Aku sungguh-sungguh mendoakan kamu sebagai masa depan, sungguh-sungguh mencintaimu begitu dalam.
Tapi aku tidak menyesal jika sekarang "kita" yang sering kubilang berakhir berantakan. Wajar, kau yang punya apa apa enggan bersanding dengan aku yang tidak punya.
Melangkahlah pergi, seperti doaku terakhir kali. Jika nanti tiba-tiba kau kembali, berarti memang kau ditakdirkan untukku, tapi jika tidak, bahkan meskipun aku memaksa kau dan aku bersama semuanya akan percuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Epilog
PuisiKehilangan itu tidak perlu sebuah kalimat pamitan, kehilangan akan terus meninggalkan sayatan. Yang namanya ditinggal pergi tidak semenyenangkan saat mengingat sebuah janji Kau memilih putar arah lalu pergi Padahal cerita kita masih banyak lembar...