Aku begitu penuh meminta pada sang kuasa untuk membuatmu melangkah pulang padaku.
Meski terus saja kudoakan ditengah malam, kau tak pernah kunjung pulang.Bukan karena saat ini kau sedang salah jalan, hanya saja bukan aku tujuan utama dari perjalanan panjang mu.
Pada doa terakhir, aku meminta Tuhan membantu ku iklas saja. Setidaknya aku harus mengikhlaskan jika nanti kau menemukan rumah pemberhentian.
Jika alamat terakhir mu bukan menuju aku.Yah, aku harus iklas, meski berat kuterima. Karena terus terusan menunggu kepulangan mu, hanya omong kosong yang menyiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Epilog
ПоэзияKehilangan itu tidak perlu sebuah kalimat pamitan, kehilangan akan terus meninggalkan sayatan. Yang namanya ditinggal pergi tidak semenyenangkan saat mengingat sebuah janji Kau memilih putar arah lalu pergi Padahal cerita kita masih banyak lembar...