DUSK TILL DAWN | 44

664 83 68
                                    

JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG SEBELUM MEMBACA!❤️

EPISODE 44 : PENDERITAAN SAMANTHA

Gue gak munafik, gue gak suka cewek lain nempel-nempel deket cowok gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue gak munafik, gue gak suka cewek lain nempel-nempel deket cowok gue. Apapun alasannya! —Lylia Dasha Velina

=||~•~||=

HAL mengejutkan yang Samantha temui ketika ia sampai di rumahnya setelah pulang dari bekerja adalah; neneknya terkapar jatuh di kamarnya dan sedang tidak sadarkan diri. Tentu saja, rasa syok yang begitu besar menyerang Samantha. Bahkan tidak bisa ia mungkiri, matanya mulai meneteskan air hangat membasahi wajah.

Kini yang bisa dilakukan oleh gadis yang masih setia mengenakan seragam sekolah—Tidak sempat menggantinya karena sepulang sekolah ia langsung bekerja paruh waktu—hanya berdoa saja. Ia tidak tahu bagaimana nanti hidupnya tanpa nenek. Samantha tidak ingin ditinggalkan.

Samantha benci hidup sendirian.

Kenapa semesta begitu tidak adil kepadanya? Ia sudah kehilangan kedua orang tuanya, dibuang oleh kerabatnya, hidup miskin dan harus bekerja keras di masa remajanya, dan jika neneknya akan pergi meninggalkannya. Samantha tidak mampu munafik lagi, ia benci dengan takdir hidupnya.

Persetan dengan rasa syukur dan senyuman tulus yang selama ini ia tunjukkan.

Ia benar-benar benci dengan alur kehidupannya.

"Nek... jangan tinggalin Samantha ya?" lirih gadis itu sembari menatap wanita tua yang rambutnya sudah tidak hitam lagi tengah tertidur lemah di atas brankar. Detak jantungnya normal namun tetap tidak membuat Samantha tenang.

"Samantha capek sendirian," katanya lagi. "Saman... udah gak punya siapa-siapa lagi... Kalau Nenek pergi buat apa Samantha di sini?"

Tidak kuasa melihat neneknya tak berdaya, gadis itu memilih beranjak berdiri. Keluar dari ruangan yang bernuansa putih dengan aroma obat menguasai.

Baru selangkah menginjakkan kaki di luar kamar bernomor dua enam yang pintunya baru saja ia tutup. Langkahnya langsung terhenti ketika mata gadis itu tidak sengaja menemukan seseorang yang sedang melintasi lorong rumah sakit dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.

Mengingat insiden tadi di sekolah, membuat hati Samantha berdesir hangat ketika melihat sosok itu.

Tanpa pikir panjang, Samantha menyapa.

=||~•~||=

UNTUK pertama kali dalam seumur hidup, baru kali ini Abimanyu mendapati Zaga terkapar tidak berdaya di atas brankar rumah sakit dalam kondisi tidak sadarkan diri. Lama-lama Abimanyu jengkel sendiri kala mendengar suara mesin elektrokardiograf yang memenuhi ruangan sunyi tersebut.

DUSK TILL DAWN [HSG2] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang