DUSK TILL DAWN | 02

3.2K 252 59
                                    

EPISODE 2 : GADIS DI RUANG MUSIK DAN CIUMAN PERETAK HATI

JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG SEBELUM MEMBACA!❤️

JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG SEBELUM MEMBACA!❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedih boleh, tetapi jangan terlalu berlarut. Hati yang patah juga perlu waktu untuk disembuhkan.

=||~•~||=

ABIMANYU terpaksa tidak mengikuti kelas fisika, karena panggilan dari Rehan, selaku wakil kepala sekolah, yang sekarang melempar tatapan sengit ke arah pemuda yang duduk di depannya dengan meja kayu panjang sebagai pembatas antara mereka.

"Kamu sadar bukan? Status kamu di sekolah ini, masih sebagai siswa baru. Kamu baru sekolah di sini selama seminggu, tapi apa? Kamu sudah berani membuat keributan," tegur Rehan.

Pandangan Rehan lantas tertuju pada jaket hitam yang dikenakan Abimanyu. "Jaket ini juga, kamu pikir peraturan sekolah mengizinkan? Lepaskan!"

"Saya pakai jaket ini atau gak, juga gak bakal bisa bikin saya tambah pintar atau jadi bodoh. Maaf, saya tidak bermaksud melawan atau tidak sopan, saya hanya ingin mengeluarkan pendapat saya."

Rehan mendengkus. "Kamu sama kayak temen kamu si Zaga itu. Dua hari yang lalu, cowok itu bikin kerusuhan di kelas," Rehan geleng-geleng kepala, "seharusnya saya tidak membiarkan para berandal seperti kalian bersekolah di sini."

"Jaga omongan bapak." Tegur Abimanyu tidak terima. "Jangan pernah menghakimi seseorang tanpa tahu kebenarannya. Menasihati wajar tapi tolong jangan hakimi kami. Kami salah tetapi bukankah sekolah itu adalah rumah kedua? Lalu jika rumah kedua juga tidak bisa menerima dan mendengarkan kami, lalu di mana harusnya kita berada? Tempat sampah?"

Sejenak Rehan terdiam, sebelum menghela napas berat. Mengeluarkan sebuah surat dari lacinya dan memberikannya kepada Abimanyu usai pria paruh baya itu menandatanganinnya. "Kesalahan tetap kesalahan. Kamu diskors selama 2 hari. Ini hanya peringatan untuk kamu. Jika kamu berulah lagi, jangan harap kamu menginjakkan kaki di sekolah ini lagi," ancam Rehan dengan tegas.

Abimanyu terkekeh menerima surat itu, "saya pasti tidak berulah jika tidak ada yang memulai. Namun saya pastikan, Bapak tidak mengeluarkan saya dari sekolah ini," lanjut Abimanyu.

Dahi Rehan mengkerut. "Kenapa?"

"Karena saya akan menjadi siswa jenius nomor satu di sekolah ini. Buktinya saya ditempatkan di kelas unggulan. Hm... bagaimana kalau kita bertaruh?"

Tawa reyah Rehan terundang. "Apa kamu bilang bertaruh? Kamu mau bertaruh dengan saya? Kamu pikir siapa kamu sampai berani bertaruh? Emang... bertaruh apa?" pada akhirnya Rehan bertanya.

"Jika saya berhasil menempatkan posisi pertama dari seratus siswa terbaik yang namanya tercantum, Bapak tidak perlu memaksa saya dan teman saya untuk melepskan jaket hitam ini, karena jaket ini bukan... sekedar jaket biasa."

DUSK TILL DAWN [HSG2] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang