DUSK TILL DAWN | 28

856 104 71
                                    

JANGAN LUPA KLIK TOMBOL BINTANG SEBELUM  MEMBACA!❤️

EPISODE 28 : RUMAH

Kenyataannya adalah kesalahan bisa menghancurkan segala kebaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenyataannya adalah kesalahan bisa menghancurkan segala kebaikan. Ketika melakukan satu kesalahan, manusia yang 'merasa paling tahu' dari Tuhan akan menghakimi dan menganggapmu sebagai pendosa terbesar. Lucu ya.

=||~•~||=

PAGI hari sebelum pergi ke sekolah, Lylia memutuskan untuk olahraga dengan berlari mengelilingi kompleks perumahannya, menghirup segar udara pagi yang masih belum dilalui banyak kendaraan. Walau pun semalam gadis itu tidak sempat tidur, fisiknya masih cukup kuat untuk beraktivitas. Hanya sebentar. Dia janji.

Jaket merah marun melindungi kulitnya dari suhu dingin pagi ini. Sementara rambutnya yang dikuncir satu diterpa dengan daun pepohonan yang gugur kini dibawa terbang entah ke mana oleh angin berembus pelan menyejukkan.

"Pagi."

Suara berat dari belakang membuat Lylia yang berlari santai terpaksa menengok hingga terkejut menemukan kehadiran Richard, yang menggenakan training hitam berpadu jaket biru dongker berlari di belakangnya.

"Richard? Oh, pagi." Lylia menyapa sekejap sebelum mengembalikan arah pandangnya ke depan.

Sementara Richard mempercepat langkah kakinya dan berusaha menyamakan langkah dengan perempuan yang memasang earphone di kedua telinganya.

"Apa lo bisa mendengar suara gue?" tanya Richard sembari tetap berlari dengan kecepatan konsisten.

Lylia mengangguk. Orang gue sama sekali tidak ada memutar lagu apapun.

"Kalau boleh tahu lo emang sering lari pagi?"

Bukan Lylia namanya jika ia sering merasa tak nyaman apabila berbicara dengan orang yang tidak se-frekuensi dengannya. Pokoknya rasanya malas banget. Apalagi jika ditanya hal yang buang-buang waktu seperti itu.

"Gak sih. Kalau mood doang," jawabnya sekadanya sembari menaikkan kecepatannya sedikit namun justru Richard masih tetap bisa menyamai langkah larinya.

"Kemarin... maksudnya tadi pas dini hari, lo telponan sama siapa?" Lagi-lagi Richard bertanya.

Bukan urusan lo. "Temen."

"Oh, gue kira pacar lo." Dia terkikik.

"Gak. Gue gak punya pacar."

DUSK TILL DAWN [HSG2] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang