27.Penyerangan

1.2K 177 81
                                    

Warning⚠: Author tidak membaca manga sehingga cerita akan berbeda jauh dengan alur aslinya!

Sanemi balik menatap tajam Giyuu, ia pun menyeringai. "Aku rasa pendengaran mu tidak salah kali ini"

Giyuu terkejut mendengar penuturan Sanemi, ia pun menghampiri Sanemi dan menarik kerah bajunya. "Jangan bilang kau benar benar menyukai (Y/n)?!"

Sanemi tersenyum mengejek. "Sepertinya telingamu benar benar ada masalah ya? Kau sudah dengar kan tadi?"

Giyuu melepas cengkraman nya terhadap kerah baju Sanemi, ia pun menunjuk Sanemi dengan telunjuknya. "Jangan berani berani kau dekati dia!"

"Memangnya kenapa hah?! Masalah untukmu?!" teriak Sanemi tersulut emosi

"Tentu saja! (Y/n) adalah milikku!"

Akhem, bentar, author nya pingsan dulu.

"Milikmu?" Sanemi tertawa mendengar ucapan Giyuu "Memangnya kau sudah yakin bahwa (Y/n) juga menyukaimu?"

Giyuu bungkam, tak dapat menjawab pertanyaan Sanemi. Tentu saja ia belum pernah menanyakan tentang perasaan (Y/n) kepadanya. Lagipula, ia merasa ini bukan waktu yang tepat untuk main cinta cintaan, ini waktunya bertarung untuk kebebasan umat manusia.

Sasageyo!

Salah server thor.

"Jawab!" bentak Sanemi ketika ia tak kunjung mendapat jawaban dari Giyuu "Kau tidak bisa menjawab kan?! Tidak ada jaminan bahwa (Y/n) pasti menyukaimu!"

Giyuu menatap Sanemi remeh. "Aku memang tidak tau apapun soal perasaan yang dimiliki oleh (Y/n), tapi yang jelas, aku lebih dekat dengannya. Jika dia tidak menyukaiku, tidak ada alasan untuk (Y/n) menyukaimu!"

Sanemi mengangkat jari telunjuknya dan diarahkan pada wajah Giyuu. "Ingat, tuan santuy. Kebersamaan yang lama tidak selalu berakhir dengan perasaan yang sama"

Mampus! Giyuu tak mampu berkata kata lagi. Giyuu tercengang, mengapa sekalinya Sanemi bucin langsung bisa membuat kata kata bijak? Ia hanya bisa menatap Sanemi dengan tatapan 'aku ingin memakan mu'. Tapi tentu saja Giyuu tidak bisa melakukan itu, ia bukan iblis.

Kami-sama, jadikanlah Giyuu iblis agar bisa memakan Sanemi hidup hidup.

"Jadi, awal dari persaingan, huh?" ucap Sanemi sembari menatap Giyuu remeh.

"Yang pasti, tetap aku yang akan menang" sombong Giyuu

"Aku!"

"Aku!"

"Aku!"

"Oi kalian!"

Sanemi dan Giyuu terperanjat kaget ketika mendengar suara seorang wanita. Dengan reflek keduanya menoleh ke arah (Y/n) dan melihatnya sudah bangun dengan wajah kesal.

"Kalian menyuruhku tidur, tapi kalian sendiri berisik, mau kalian apa sih?!" bentak (Y/n) dengan kedua tangan di pinggang

Giyuu dan Sanemi pun gelagapan dan menghindari kontak mata dengan (Y/n). Giyuu bersiul sambil melihat ke sekeliling sedangkan Sanemi mengambil nichirin miliknya dan memperhatikannya.

(Y/n) geleng geleng kepala dengan sikap mereka. Namun, ada yang aneh saat itu. Wajah (Y/n) sedikit memerah. Ia hendak berdiri tapi sempat kebingungan ketika melihat sebuah kain menyelimuti dirinya.

"Ini apa?" (Y/n) melihat kain tersebut dan terpaku pada lambang salju di tengahnya. "Heee?! Ini kan haori ku?!" ucapnya tidak percaya

"Ya, itu milikmu" balas Sanemi. "M-maaf telah merusaknya saat itu" wajahnya sedikit merona saat itu, tapi tentu saja (Y/n) tidak menyadarinya.

"Woah! Arigatou! Kau telah memperbaikinya? Sugoii na!" ujar (Y/n) antusias sembari memasangkan haori itu pada tubuhnya.

Memories || Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang