Warning⚠: Author tidak membaca manga sehingga cerita akan berbeda jauh dengan alur aslinya!
"Yang benar saja?!"
Bruk bruk bruk
"AAAAAAAAAA"
"TOLONGGGGG"
Seketika suasana festival menjadi ricuh oleh teriakan histeris dan manusia yang berlari ke sana kemari. Beberapa orang bersimbahan darah akibat sebuah es yang menusuk tubuh mereka.
(Y/n) mengepalkan tangannya erat dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah. Manik matanya bergetar tatkala melihat tangisan seorang ibu yang menggendong anak perempuan dengan luka di dahinya.
"Sanemi! Kau urus situasi disini!" serunya tegas, ia segera berlari tapi terhenti akibat Sanemi.
"Oy oy! Kau tau aku tidak pandai soal ini! Sebaiknya kau yang urus orang orang disini sementara aku—"
Ucapan Sanemi terputus saat gadis itu menoleh, Pilar angin itu terkesiap melihat tatapan (Y/n) yang begitu mengintimidasi.
"Biar aku yang urus iblis es sialan itu."
Sanemi tidak punya pilihan selain melepas pegangannya pada pergelangan tangan (Y/n). Ia menatap kepergian (Y/n) yang berlari secepat kilat pada arah tertentu, ia pun tidak mengerti kenapa gadis itu dapat mengetahui arah musuh, (Y/n) bukan google maps kan?
"Astaga! Aku lupa punya tugas disini!" pekik Sanemi dengan tangan memegang kepala. Ia segera berlari dan meneriakkan semua orang untuk tidak panik.
"Sialan sialan sialan!!"
Sepanjang jalan bibirnya mengeluarkan umpatan. Berlari diantara ratusan orang yang tengah panik tidak semudah yang dikira.
Bruk
(Y/n) mundur ke belakang saat tubuhnya tertabrak sesuatu. Gadis itu menengadah, menatap seorang pria dengan gadis yang diperkirakan seumuran (Y/n) di gendongannya.
"Sialan" untuk yang kesekian kalinya, (Y/n) mengumpat pelan saat melihat noda darah mengotori pakaian wanita itu pada bagian perutnya. Jika (Y/n) lihat, sepertinya mereka sepasang kekasih.
(Y/n) kembali berlari saat tiba tiba seseorang memanggilnya.
"Oi kau!"
(Y/n) menoleh dan mendapati pria tadi memanggilnya. Bukannya melarikan diri dan menyelamatkan pacarnya, pria itu malah memanggil gadis lain yang tidak berhubungan sama sekali dengannya. Bodoh, pikir Pilar Salju itu.
"Apa?!"
"Jangan pergi ke arah sana! Di sana ada monster!" seru pria itu, ia harus sedikit berteriak karena ricuhnya suasana pada tempat itu.
(Y/n) menaikan sebelah alisnya, terkekeh melihat kepolosan orang orang di kota. Apa mereka tidak ingin di selamatkan? Tidak tau kah mereka bahwa ada pembasmi 'monster' itu sendiri di sini?
"Jangan ganggu urusan ku!"
Pria itu tersentak tatkala tatapan (Y/n) menajam, tampak sangat tidak bersahabat dan mengerikan. Tubuhnya terlihat bergetar meski sudah dicoba disembunyikan, tatapan pemburu iblis tingkat Hashira adalah hal baru baginya.
Pilar Salju itu kembali berbalik hendak pergi, tapi belum selangkah ia pergi, pria tadi berseru lagi.
"Jangan!"
(Y/n) menoleh, dengan tatapan lebih tajam dari sebelumnya. Maniknya bergulir pada gadis yang berada di gendongan, lalu beralih pada pria tadi lagi. "Apa mau mu? Urus saja pacarmu itu, dia akan kehilangan banyak darah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories || Kimetsu no Yaiba
FanfictionHighest Rank: #1 in mitsuri (13/2/21) #1 in kyoujuro (6/2/21) #1 in kimetsu (2/4/21) #1 in yaiba (2/4/21) #1 in charaxreaders (14/5/21) #1 in demonslayer (10/7/21) #1 in tomiokagiyuu (18/8/21) #7 in muichirou (8/2/21) #7 in shinobu (13/2/21)...