Warning⚠: Author tidak membaca manga sehingga cerita akan berbeda jauh dengan alur aslinya!
"Dasar Sanemi merepotkan," gerutunya sembari melangkahkan kaki. Ia berjalan cepat menuju kamar, tatapannya menyapu sekitar dan menemukan lemari pakaiannya.
Lemari dibuka, menampakkan pakaian yang tidak banyak. Hanya satu piyama, satu yukata, dan satu pasang pakaian yang membuat iris matanya bergetar.
"Aku merindukanmu."
.
."Oii Sanemi!!"
Pria yang dipanggil menoleh ke belakang, ia mulai berbalik dan memperhatikan gadis yang tengah berlari ke arahnya. Perlahan iris matanya melebar, merasa terpesona akan...
Plakk
Tiba tiba saja Sanemi merasakan sakit di kepalanya. (Y/n) adalah pelaku pemukulan tersebut. Sanemi menegakkan tubuhnya, menatap tajam (Y/n) sementara yang ditatap hanya menggembungkan pipi kesal.
"Kau ini apa apaan?!" bentak Sanemi sembari mengusap kepalanya.
"Kau yang apa apaan!" (Y/n) menunjuk Sanemi dengan jari telunjuknya. "Kau menyuruhku memakai Yukata, tapi kau sendiri memakai seragam pemburu iblis!"
Sanemi menyimpan kedua tangannya di pinggang, memajukan wajahnya dan menyentil dahi (Y/n). "Bodoh! Padahal aku tadi hanya bercanda, kau tidak harus memakai Yukata!" ujarnya dengan semburat merah tipis di pipi.
(Y/n) membuka mulutnya tidak percaya, kakinya melangkah satu kali ke belakang. "Kau bercanda?!" ia kembali berdiri tegak, jari jarinya memijat dahi, merasa pusing. Wajahnya di angkat, menatap Sanemi dengan senyum manis tercetak. "Tuan Sanemi, sepertinya kita harus mengingat apa yang terjadi beberapa jam yang lalu."
"Ayolah! Aku mohon... sekali ini saja..." gadis itu terus memohon meski lawan bicaranya nampak tidak peduli sama sekali.
"Ck, baiklah baiklah. Daripada telingaku sakit karena mendengar permohonan mu terus menerus," ucap Sanemi dengan tangan mengusap telinga.
"Ehh?! Benarkah?!" seketika matanya berbinar, ia melompat lompat kecil saking senangnya.
"Tapi, ada satu syarat."
Gerakan (Y/n) terhenti, ia menatap bingung pada Sanemi. Seketika wajahnya menjadi panik luar biasa, ia memegang kepalanya dan mulai mengacak nya frustasi. "Astaga, tidak mungkin. Jangan bilang kau memintaku untuk membereskan kediaman kotor mu lagi?"
"Tidak lah, bodoh!" jawab Sanemi cepat. Ia menghela nafas lelah dan mulai memasuki kediamannya.
"Kau harus memakai Yukata."
Duakkk
Pintu di tutup dengan cepat. (Y/n) yang mendengar perkataan itu terdiam di tempat, seketika matanya melebar. "SANEMI SIALAN!!"
Duak duak duak
(Y/n) balik mengetuk pintu Sanemi keras, tapi nampaknya Sanemi sama sekali tidak peduli, meskipun ia masih berada dibelakang pintu.
"Sanemi bodoh! Buka cepat! Aku tidak akan mau mengikuti keinginanmu! Kau tidak tau apa yang terjadi saat terakhir kali aku memakai Yukata, hah?!"
Di dalam kediaman Sanemi mengangkat sebelah alisnya. "Lalu? Apa aku peduli? Tidak. Pokoknya pakai Yukata atau aku tidak akan menemanimu."
"Bodoh! Sialan! Dasar kakek tua ubanan! Arrggh demi apapun aku ingin sekali menggantung lehermu menggunakan tali!!" diluar kediaman Sanemi, (Y/n) berteriak kesal tak henti henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories || Kimetsu no Yaiba
FanfictionHighest Rank: #1 in mitsuri (13/2/21) #1 in kyoujuro (6/2/21) #1 in kimetsu (2/4/21) #1 in yaiba (2/4/21) #1 in charaxreaders (14/5/21) #1 in demonslayer (10/7/21) #1 in tomiokagiyuu (18/8/21) #7 in muichirou (8/2/21) #7 in shinobu (13/2/21)...