Warning⚠: Author tidak membaca manga sehingga cerita akan berbeda jauh dengan alur aslinya!
"(Y/n)-nee, apa kau yakin ini akan berhasil?"
(Y/n) tak menjawab pertanyaan Tanjirou. Ia menatap lekat suntikan berisi darah miliknya sendiri sedang di genggam erat.
Bolehkah ia jujur bahwa ia juga ketakutan? Ia hanya pernah sekali mencoba untuk memasukan darahnya kedalam iblis. Kala itu memang berhasil, tapi bagaimana dengan sekarang?
(Y/n) tak mungkin memanggil Nezuko sebagai alat percobaan. Tidak, ia tidak ingin kehilangan adik perempuannya itu.
Tepukan dipundak menyadarkan lamunannya, lantas ia menatap Oyakata-sama yang tengah tersenyum lembut. "Ada apa? Kau siap kan?"
Meneguk saliva kasar, gadis itu pun mengangguk. Ternyata kegugupan tak hanya melanda gadis yang sedang memegang suntikan itu, tapi menular pula pada para Pilar yang ikut memperhatikan eksperimen tersebut. Ah, tidak. Terlalu kejam jika dikatakan eksperimen.
Kaki nya pun melangkah, mendekati Nezuko yang duduk di tengah teras kediaman Oyakata-sama. Nezuko menatapnya heran. Tentu saja, ia tak diberitahu apapun tentang apa yang akan dilakukan orang orang padanya.
Suntikan ditekannya sedikit hingga mengeluarkan dua tetes cairan merah. Jarumnya diarahkan pada lengan atas Nezuko, perlahan mendekat dengan gerakan bergetar.
(Y/n) berusaha menghentikan getaran yang melanda tangannya, fokusnya pecah ketika memikirkan segala kemungkinan yang terjadi. Tangan yang satu terangkat untuk mengelap keringat yang membasahi dahinya.
"(Y/n)"
Seketika kepalanya menoleh pada sang pemilik suara, senyuman lembutnya membuat hati gadis itu tenang. "Tenanglah, semuanya akan baik baik saja" ucap Oyakata-sama
Helaan nafas lolos dari mulut kecil (Y/n), sebisa mungkin menaikan sudut bibirnya menciptakan senyuman menawan.
Fokus nya kembali beralih pada lengan Nezuko. Suntikan itu didekatkan hingga jarumnya benar benar menembus kulit iblis manis itu. Suntikan ditekan, untuk memasukan darah kental itu kedalam tubuh yang lain.
Jarum kembali ditarik, tapi (Y/n) masih belum bisa bernafas lega. Semua mata tertuju pada Nezuko, memperhatikan sesuatu yang akan terjadi selanjutnya.
Nezuko mulai menggeliat, erangan kesakitan terdengar dari mulutnya. Kulit mulus itu mulai menggelembung, urat urat gadis iblis itu mulai menonjol memperlihatkan diri.
Mata (Y/n) melebar, ia terkejut dengan perubahan yang terjadi. Cengkraman terasa di lengannya, Tanjirou pelakunya. "(Y/n)-nee, apa yang terjadi?!" paniknya dengan nada khawatir
(Y/n) tak menjawab. Tentu saja karena ia pun tidak tau. Jika ia tau, ia tidak akan secemas ini.
Nezuko berdiri, kedua tangannya meremas kepalanya sendiri, terdengar teriakan kesakitan darinya.
Semua orang mulai panik, tak tau harus berbuat apa, termasuk Tanjirou. Tanjirou berusaha mendekat untuk menenangkan Nezuko namun dihadang oleh (Y/n)
"Jangan! Itu bahaya!" larang (Y/n)
"Berbahaya?! Apa maksudmu?! Dia adalah adikku, tak ada yang berbahaya darinya!!" Tanjirou terus memberontak untuk mendekati Nezuko
Melihat (Y/n) yang kewalahan, Kyoujuro berinisiatif untuk membantunya menahan Tanjirou. "Tanjirou, tenanglah" ucap Kyoujuro sambil menahan tangannya
"Tapi Rengoku-san adikku dalam bahaya!!" bentaknya pada Kyoujuro
"Aaarrrgghh" teriakan yang berasal dari Nezuko membuat Tanjirou berhenti memberontak. Mata Tanjirou menatap khawatir pada adik kesayangan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories || Kimetsu no Yaiba
FanfictionHighest Rank: #1 in mitsuri (13/2/21) #1 in kyoujuro (6/2/21) #1 in kimetsu (2/4/21) #1 in yaiba (2/4/21) #1 in charaxreaders (14/5/21) #1 in demonslayer (10/7/21) #1 in tomiokagiyuu (18/8/21) #7 in muichirou (8/2/21) #7 in shinobu (13/2/21)...