51. Sudahkah, berakhir?

624 60 7
                                    

Warning⚠: Author tidak membaca manga sehingga cerita akan berbeda jauh dengan alur aslinya!

"Ini mengenai darah yang (Y/n) miliki."

(Y/n) terkesiap, lalu menumpukan tangannya di depan, mendekat pada Shinobu. "Sungguh? Kau sudah menemukan petunjuk lain?!" tanyanya tidak sabar, penasaran dengan penjelasan apa yang akan Shinobu berikan kali ini.

"Mungkin?" Shinobu memiringkan kepalanya ragu. "Aku rasa ini tidak terlalu membantu, tetapi ada sesuatu yang aku sadari setelah bersama dengan (Y/n) selama ini." iris gelap Shinobu bergulir, menatap lurus ke depan.

"Oyakata-sama, Anda tau, bukan? (Y/n) sudah berkali-kali berhasil selamat dari cedera parah yang mengancam nyawanya." Oyakata-sama mengangguk setuju, menunggu Shinobu melanjutkan penjelasannya. "Jujur saja, saat Tokito-san mengatakan 'bagaimana (Y/n) bisa selamat dari keadaan separah itu adalah suatu hal yang aneh', itu mengganggu pikiranku."

"Beberapa waktu lalu aku mulai mencari tau soal darah (Y/n), dan yang dapat aku simpulkan, darahnya ikut andil dalam penyembuhan (Y/n)."

"Apa?"

Kata singkat itu seakan mewakili pertanyaan semua orang. Tanpa penjelasan berlebih, perkataan Shinobu terdengar tidak jelas, tidak bisa dimengerti oleh siapapun dalam ruangan itu.

"Begini, (Y/n), kau pernah bilang kalau sebelum kau masuk ke dunia ini, kau sering pingsan, bukan?" Shinobu menatap (Y/n) seraya menunjuknya.

(Y/n) mengangguk ragu, setelah sekian lama ia sedikit melupakan beberapa hal. Namun, hal itu diyakinkan oleh Yuri yang tiba-tiba berseru, "Iya! (Y/n) dulu punya tubuh yang sedikit lemah, aku aja sampai capek nganter dia ke UKS."

"Seperti yang kita tau, saat masa awal pelatihan (Y/n), (Y/n) juga sering kelelahan, kan? Maksudku, lebih sering lelah daripada manusia biasa." Shinobu memberi jeda untuk melihat respon orang-orang, dan terbukti dari beberapa yang menganggukkan kepala.

"Namun, semakin ke sini, justru kekebalan tubuh (Y/n) semakin stabil, bahkan bisa selamat dari cedera separah itu." Shinobu menjepit dagu menggunakan kedua jarinya. "Bukankah itu aneh?"

"Dan aku rasa, cara kerja darah (Y/n) tidak sesimpel itu. Kesimpulanku, entah bagaimana caranya, latihan (Y/n) selama ini seolah memancing darah itu untuk bereaksi?"

Semua orang dengan reflek memfokuskan atensinya pada (Y/n), seseorang yang keterlibatannya begitu besar dalam masalah ini. Gadis itu menundukkan kepala dengan tangan sebagai tumpuan. "Sudah aku duga,"

"Ada yang aneh dengan darah ini," gumamnya pelan, menggigit jempol kala tenggelam dalam lamunannya sendiri.

Gadis itu mengangkat kepala, lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar. Pohon-pohon tumbuh berdekatan dengan daunnya yang lebat, seakan menutupi jalan keluar. Hutan di dekat markas iblis ini memang tempat yang cocok untuk digunakannya sebagai sarana latihan.

Sringgg

Suara gesekan katana saat dikeluarkan dari tempatnya menggema. (Y/n) melempar nichirinnya memutar, lalu memegang gagangnya secara terbalik. Perlahan, ia mendekatkan ujung benda tajam itu pada salah satu jarinya.

Scrattt

Goresan tipis, tak terlalu berpengaruh baginya yang sudah pernah melewati kondisi lebih parah. Darah mulai menetes perlahan, membasahi jarinya hingga berakhir jatuh ke tanah.

Memories || Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang