Warning⚠: Author tidak membaca manga sehingga cerita akan berbeda jauh dengan alur aslinya!
Giyuu, Sanemi, Tanjirou dan teman temannya mulai memasuki ruangan. Nichirin dikeluarkan dari tempatnya dan digenggam erat oleh sebelah tangan.
Akaza bersiap untuk menahan serangan yang akan diterima, tapi diluar dugaan, (Y/n) dan teman temannya malah berlari mengitari Akaza.
Akaza dengan fokus memperhatikan orang orang yang berlari mengelilingi nya, bersiap jika ada serangan tiba tiba yang akan menyerangnya. Cukup sulit sebenarnya, ia tidak tau siapa yang akan menyerang, terlebih mereka 6 orang. Benar benar pengeroyokan.
(Y/n) mengangkat tangannya ke atas, mengeluarkan dua jarinya yang terdiri atas jari telunjuk dan jari tengah, sedangkan jari yang lain ia lipat. Dengan lantang ia berteriak, "Tanjirou!"
Akaza tersenyum miring, apa gadis itu bodoh? Pikirnya. Akaza tentu saja tau orang yang bernama Tanjirou, karena ia pernah bertarung dengannya saat bersama Kyoujuro.
Untuk yang lain pun, Giyuu dan Sanemi, mereka adalah Pilar, siapa saja pasti mengenalnya. Mungkin gadis itu berfikir jika Akaza tidak mengetahui nama teman temannya. Bodoh, pikir Akaza.
Matanya dengan jeli mencari sosok anak laki laki dengan haori hijau kotak kotak. Dalam sepersekian detik, Tanjirou tampak mengangkat nichirin nya tinggi bersiap untuk menyerang.
Akaza hendak menahan serangan yang akan diluncurkan. Namun, sedetik kemudian sebuah firasat berhasil menyelamatkannya.
Iblis dengan tato di sekujur tubuhnya itu merasakan kehadiran seseorang yang mendekatinya, tapi bukan Tanjirou yang sedang diincarnya. Dengan segera, ia berbalik dan menahan serangan tiba tiba dari nichirin sang Pilar air.
"Tanjirou!" sekali lagi (Y/n) berseru tanpa mengangkat tangannya. Wajahnya menunjukan ekspresi kesal.
Bukan, ia bukan kesal karena tindakan Giyuu yang gegabah, justru ia kesal karena Akaza bisa memiliki reflek sebagus itu. Dan mengetahui rencananya.
Tanjirou kali ini benar benar maju dan mengincar kaki Akaza, mulutnya terbuka untuk mengucapkan sebuah bentuk pernafasan. Nichirin diayunkan, satu senti sebelum benda tajam itu memotong kaki Akaza, Akaza mendorong serangan Giyuu hingga terdorong mundur, lalu ia melompat berputar ke belakang.
(Y/n) berdecih pelan saat semuanya tak selalu berjalan dengan lancar, ia kembali berlari menuju Akaza dan mengayunkan nichirin miliknya.
Terjadi peraduan antara benda tajam dan tangan sekuat baja untuk beberapa saat. Sementara itu, seorang laki laki dengan topeng kepala babi sedang memikirkan sesuatu di otaknya.
"Inosuke, tinggalkan kebodohanmu sejenak dalam misi ini, jangan bertindak gegabah dan patuhi segala perintahku!"
Ucapan dari gadis yang berstatus sebagai pemimpin di timnya kali ini berputar putar di kepala. Tidak, ia tidak suka diperintah oleh orang lain, ia bisa melakukan semuanya sendiri.
"Inosuke!"
Saat laki laki tanpa baju itu masih berpegang teguh pada pendiriannya, suara (Y/n) terdengar oleh telinga dan langsung dikirim menuju otaknya.
Seketika, ia merasakan sensasi tidak biasa pada tubuhnya. Ada keinginan untuk tidak menolak perintah dari sang pemilik suara itu. Tiba tiba pandangannya terhadap gadis itu berubah, seakan perkataannya adalah suatu hal yang mutlak.
Mata Akaza fokus mencari pengganti dari Inosuke. Ia yakin, jika kali ini juga bukanlah Inosuke sungguhan yang menyerang.
Namun, perkiraannya salah kala itu. Inosuke sudah ada di belakangnya dan melompat hendak menyerangnya. Dengan sigap Akaza memegang kedua lengan (Y/n) dan melemparkannya kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories || Kimetsu no Yaiba
FanfictionHighest Rank: #1 in mitsuri (13/2/21) #1 in kyoujuro (6/2/21) #1 in kimetsu (2/4/21) #1 in yaiba (2/4/21) #1 in charaxreaders (14/5/21) #1 in demonslayer (10/7/21) #1 in tomiokagiyuu (18/8/21) #7 in muichirou (8/2/21) #7 in shinobu (13/2/21)...