53.Seragam SMA

767 56 45
                                    

Warning⚠: Author tidak membaca manga sehingga cerita akan berbeda jauh dengan alur aslinya!

"HAAAAA, BOSEN BANGETTT!"

Teriakan penuh kefrustasian itu menggema di dalam kediaman salah satu Pilar. Sang pemilik tempat tinggal berdecak sebal. Sebenarnya suara itu mengganggu. Sangat. Tapi ia tak mengerti lagi bagaimana caranya membuat gadis cerewet itu diam.

"(Y/N) SUMPAH DEH, KOK BISA TAHAN TINGGAL 2 TAHUN DI TEMPAT NGEBOSENIN KAYAK GINI?!"

Yuri benar-benar lelah, lelah karena tidak melakukan apa-apa. Ia sangat jarang diizinkan pergi ke luar kediaman, katanya karena dia sering berbuat onar, (Y/n) memang sering membuat alasan!

Pilar salju itu hanya menghela nafas panjang, mencoba sabar. Ia tengah duduk di dekat jendela kamarnya, menopang dagu dengan siku bertumpu pada jendela yang terbuka, ia sibuk memandangi alam yang terlihat damai. Setidaknya, disaat siang hari.

Jeritan menyebalkan temannya yang dengan tidak sopan mengacak-acak futon di kamarnya tak ia pedulikan. Dengan lemas, ia menjawab asal, "Ya aku kan punya hobi, jadi gak terlalu bosen."

Yuri yang semula berbaring dengan rambut berantakan seketika terduduk, menatap (Y/n) dengan berbinar. "Beneran?! Emang punya hobi apa di sini?"

"Bunuh iblis."

Doengggg

Gadis pemilik surai pink itu seketika terjungkal ke belakang, sudah tidak mengerti lagi dengan pola pikir temannya yang benar-benar sudah berbeda. "Dasar psikopat!" tuduhnya, langsung membalikkan posisi badan menjadi telungkup.

Tangannya meraih satu bantal, lalu disimpan di bawah dagu sebagai penyangga. Yuri menghela nafas lelah. "Andai aja waktu itu ponselku gak disimpen di atas laci, pasti kebawa ke isekai, kan lumayan bisa mandiin pou." ia mengeluh tertahan, seraya memainkan helaian rambutnya.

Tanpa disadarinya, perkataan gadis itu membuat (Y/n) menolehkan kepala seketika. "Ponsel?" kepalanya memiring bingung, baru saja menyadari suatu hal penting yang bisa-bisanya ia lupakan.

(Y/n) segera bangkit dari duduknya, mendekati lemari yang tidak jauh dari tempatnya semula dengan tergesa-gesa. Yuri yang merasa terganggu dengan pergerakan tiba-tiba itu mendudukkan diri, menatap bingung pada temannya yang tiba-tiba mengacak-acak lemarinya sendiri.

"Hei," panggil Yuri, memutuskan berdiri dan menghampiri temannya. Setelah tepat berada di belakang (Y/n), ia membungkuk. "Lagi ngapain, sih?"

Yuri melebarkan matanya, tidak menyangka akan apa yang ia lihat. (Y/n) tampak menemukan sesuatu dari sesuatu yang ia pegang. Ia mengeluarkan benda persegi panjang, dari sebuah tas sekolah.

"Tas itu?" pekik Yuri kaget, lalu mengalihkan perhatiannya pada ponsel yang (Y/n) pegang. Gadis itu mencoba menekan semua tombol yang ada, tapi semua usahanya sia-sia tak ada yang terjadi.

Menghela nafas pasrah, (Y/n) menepuk dahinya sendiri. "Sial," umpatnya seraya menutup mata. Netranya kembali terbuka, menatap sendu pada benda elektronik yang tak bisa menyala lagi. "Memang wajar sih, dua tahun aku tidak membukanya. Aku juga tidak mungkin mengisi dayanya, tidak bawa charger."

Di sampingnya, Yuri mengangguk-aggukan kepala. "Seharusnya kau sadar lebih cepat sih, siapa tau bisa menemukan petunjuk dengan menelponku langsung saat itu."

Sesaat kemudian kepala (Y/n) menoleh kesal, menatap Yuri dengan perempatan imajiner di dahinya. "Ya jangan salahin aku, lah! Kau tidak tau perasaanku yang campur aduk saat itu, aku mana ingat dengan hal kecil seperti ini."

Yuri menegakkan tubuhnya kembali, menyimpan kedua tangan di pinggangnya. Ia mengangguk memaklumi. Dirinya saja yang masih punya petunjuk karena ada (Y/n) paniknya luar biasa, apalagi (Y/n) yang datang sendirian tanpa informasi apapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memories || Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang