29.Lemah

1.1K 170 25
                                    

"Ini... Dimana?" (Y/n) mengedarkan pandangannya dimana hanya ada padang rumput seluas mata memandang. Pikirannya mencoba mengingat, perasaannya mengatakan bahwa ia pernah ke tempat ini sebelumnya.

"Ini tempat dimana aku bertemu dengan Sabito-senpai dan Makomo-senpai kan?!" pekik (Y/n) tidak percaya akan apa yang ia lihat. "Apa mungkin, kali ini aku akan bertemu dengan mereka lagi?" dirinya bertanya tanya.

Gadis itu mulai berlarian untuk mencari senpai nya yang pernah ia temui disini. Sesekali ia melompat girang dan berputar sembari menghirup udara yang segar.

(Y/n) menyimpan kedua tangannya di pinggang, kelelahan karena tak kunjung menemukan apa yang ia cari. Ia menghela nafas panjang dan berharap orang itu segera mendatanginya.

Ia tersentak kaget disaat pundaknya merasakan tepukan. Sesaat kemudian ia tersenyum lebar dan segera berbalik. "Sabito-sen—"

Mata gadis itu melebar, seakan tak percaya tentang apa yang ia lihat. Tubuhnya mematung dengan mulut terbuka lebar. Berkedip beberapa kali, gadis itu mulai menutup mulutnya dan menelan air liur nya sendiri. "Oneechan?" ada sedikit nada ragu pada pertanyaannya

Orang yang dihadapan nya memiringkan kepala dengan raut wajah bingung, sedetik kemudian ia tersenyum tipis. "Sudah 2 tahun ya, (Y/n)-chan?"

(Y/n) tidak bisa menahan untuk tidak mengeluarkan air matanya, dengan cepat ia menerjang orang dihadapan nya dengan pelukan. Keduanya terduduk dan saling berpelukan dengan erat. "Lama tidak bertemu, (Y/n)-chan"

"Huaaaa, oneechan kau jahat sekali!!" raung (Y/n) sembari mengeratkan pelukannya. "Aku benar benar kehilangan dirimu! Kenapa kau harus pergi meninggalkan aku?!"

Orang itu mengelus kepala (Y/n) lembut. "Kau masih memiliki Sabito dan Makomo kan?"

(Y/n) melepas pelukannya dan menatap tepat pada iris mata orang dihadapannya. "Tapi setahun setelahnya mereka juga pergi! Aku benar benar kesepian!" ucapnya dengan air mata yang mengalir deras.

"Utututu..." gadis yang lebih dewasa dari (Y/n) itu mencoba menghapus air mata (Y/n) dengan mengucapkan jempolnya pada pipi (Y/n). "Kau tidak sendiri, kami selalu bersamamu"

(Y/n) menatap gadis itu dengan ekspresi marah. "Kalian. Kau, Sabito-senpai, dan Makomo-senpai. Kalian dengan mudahnya mengatakan semua itu! 'Kami selalu bersamamu'. Tidak! Kalian tidak pernah bersamaku! Kalian meninggalkan ku! Aku benci kalian aku benci!!" (Y/n) meninju dada gadis itu pelan, kekuatannya seakan terkuras karena air matanya.

Gadis itu menatap (Y/n) sendu dan kembali memeluk (Y/n). "Gomen... gomennasai... kami tidak bermaksud melakukan itu..." sesalnya dengan air mata yang mulai mengalir.

"Jika saja..." lirih (Y/n) pelan, tapi tetap bisa didengar oleh gadis itu. "Jika saja kalian tidak menyelamatkanku dan membiarkan aku mati, aku akan bertemu dengan ayah dan ibu lebih cepat"

Gadis itu menggeleng. "Tidak (Y/n)-chan, tidak... kau tidak boleh mati, masih banyak yang harus kau lakukan di dunia yang indah ini"

(Y/n) terkekeh miris. "Indah? Indah dari mana? Dunia itu hanyalah neraka bagiku" ucapnya membuat hati gadis itu terasa sakit.

Gadis itu melepas pelukannya dan menangkupkan pipi (Y/n). "Dengar, (Y/n)-chan. Mungkin dunia lama mu tidak begitu indah, tapi kau lebih bahagia sekarang kan? Banyak yang menghargai dan menyayangimu disini"

Perlahan (Y/n) mengangguk, menyetujui perkataan gadis itu. Gadis itu pun tersenyum dan kembali bertanya, "Jadi, mereka sangat berharga bagimu bukan?"

Memories || Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang