Harjuna tidak tahu di mana ia berada saat ini. Hanya sebuah tempat asing dengan satu jalan memanjang lurus tanpa kelokan. Di kanan kiri jalan itu banyak sekali rerumputan setinggi lutut, dan hanya satu lampu jalan yang ada di depan sana.
Tiba-tiba saja tangan Harjuna diraih oleh tangan kecil, yang lantas membuatnya kaget dan menengok ke bawah. Di sana ada anak kecil yang kira-kira berusia delapan tahun.
"Kak, boleh bantuin nggak?"
Meskipun merasa sedikit aneh karena kedatangan anak kecil itu yang tiba-tiba saja meminta bantuan, Harjuna tetap saja menyetujui. Anak kecil itu menarik jemari Harjuna dan berjalan ke depan. Semakin ke depan, suasananya semakin terang karena semakin dekat dengan lampu jalanan.
Namun langkah kaki Harjuna terhenti, spontan ia melepaskan tangan anak kecil yang tadi membawanya. Di depannya ada seorang anak kecil lain yang tengah menangis sembari memeluk saudaranya yang kini tergeletak tak berdaya dengan darah berceceran. Seketika darah Harjuna mendidih melihat hal itu. Bola matanya melebar dan tubuhnya bergetar menyaksikan keadaan tragis itu.
Ketika anak kecil yang menangis itu mendongak dan menatap Harjuna. Ia semakin mematung di tempatnya. Kepalanya mendadak pening ketika melihat sorot penuh kebencian di mata anak kecil itu.
Mimpi buruk itu lagi.
Harjuna tiba-tiba terbangun di pukul dua dinihari dengan napas terengah-engah. Ia menekan dadanya karena jantungnya berdegup begitu kencang. Mimpi barusan seakan nyata, mimpi yang sama selalu menghantui tidur Harjuna selama hampir sebulan.
Entah harus dengan cara apa Harjuna mengenyahkan mimpi-mimpi buruk itu. Trauma itu masih membekas. Harjuna tidak bisa begini terus. Mungkin salah satu cara untuk membuatnya bebas dari mimpi buruk itu adalah mengangkat Kumalasari menjadi bagian dari hidupnya. Karena ia yakin mereka memiliki trauma yang sama, meski dengan posisi yang tidak sama. Mungkin saja, rasa penyesalannya bisa terbayarkan dan mimpi-mimpi buruk itu tak lagi mengusik ketenangan Harjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERIKAT
Romance[status: revisi, re-publish, on going] Harjuna Mahendra punya kesalahan yang sangat besar kepada Kumalasari. Kesalahan yang mungkin tak 'kan bisa termaafkan, membuatnya seringkali mimpi buruk akan hal itu. Dengan kesediaannya, ia pun mengurus segala...