48. Serangan

55 23 3
                                    

Warning!! Typo bertebaran!!

Dor

Dor

Bunyi tembakan terdengar dari luar hotel. Semua tamu undangan panik tak terkecuali ketiga kepala keluarga tersebut.

"Amankan semua tamu undangan dan keluarga saya." perintah tuan Adijaya pada kepala asisten

"Baik tuan." jawabnya patuh

"Bawa mereka ke lantai paling atas!" pintah tuan Brajaya tegas

"Baik tuan." sahut kepala asisten kemudian berahli mengambil mic dari MC tersebut

"Seluruh tamu undangan harap jangan cemas, ikuti perintah kami." ucap kepala asisten tersebut

"Ayo ikuti saya!" ujarnya lagi

Semua tamu undangan segera mengikuti sang kepala asisten.

"Kalian tenang dan jangan cemas, biarkan kami yang bereskan kekacauan ini." ucap tuan Adijaya

"Baik dad." ucap Jeson

"Kalian jaga diatas jangan sampai ada yang turun." pintah tuan Pratama pada Jeson dkk

"Baik pi." jawab Rey

Mommy, bunda, mami, Kirana dkk serta Jeson dkk segera menuju ke lantai atas.

"Kir, gimana nih?" tanya Naya dengan bisikan

"Tenang aja, nanti kalau udah gawat baru kita turun." jawab Kirana juga dengan bisikan

"Jangan lupa ganti baju, buat jaga jaga." ujar Deva yang juga dengar apa yang mereka bicarakan

"Hm gue setuju." ucap Kirana

"Gue takut kalau terjadi apa apa." ujar Naya khawatir

"Dih amit amit, doain aja biar semuanya baik baik aja." sahut Kirana

Sementara keadaan dibawah

"Akhirnya kita bisa ketemu juga tuan Adijaya!" ucap orang bertopeng yang di yakini adalah pemimpin gangster yang menyerang

"Siapa anda?" tanya tuan Adijaya

"Apa anda tak mengenal saya? Oh yang benar saja." sahut pria bertopeng itu

"Oh ya saya lupa saya kan memakai topeng. Kalau gitu perkenalkan saya Xafier." lanjutnya

"Xafier Mahendra, seorang yang menyimpan dendam pada keluarga Adijaya, keluarga Brajaya dan keluarga Pratama. Apakah anda seorang bisa menghabisi ketiga keluarga ini?" remeh tuan Brajaya

"Tuan Brajaya yang terhormat apakah anda tidak lihat saya sudah menembus pertahanan anda dan menghancurkan pesta putri anda?" tanya Xafier sinis

"Tentu, tapi kau tak bisa menyentuh ku dan keluarga ku." jawab Robinson tak kalah sinis

"Sudahlah lihat saja nanti, ngomong ngomong mana nyoya Brajaya, nyonya  Pratama dan nyonya kesayanganku, Citra?" tanya Xafier memancing emosi Aldino pada kalimat terakhir

"Jaga omongan mu, dia bukan milikmu lagi dan kau tak akan pernah bisa menyentuhnya." geram Aldino

"Lihat saja nanti." sinis Xafier

"Banyak bacot. Serang!!" seru Xafier pada pasukannya yang sudah siap dibelakang tak lupa seorang pemimpin pasukan yang masih kelihatan muda.

Ruangan tersebut sudah dipenuhi suara tembakan, teriakan, dan jeritan.

Suasana yang tadinya tegang kini berubah menjadi hening ketika ketiga nyonya turun dan perkelahian pum berhenti.

"Akhirnya ketiga nyonya besar turun juga." sinis Xafier

"Wahh dan lihatlah kesayanganku sungguh manis dan menggoda." lanjutnya

Ketiga nyonya tersebut tak memakai gaun lagi, namun sudah memakai pakaian khusus leader.

"Aku bukan lagi milikimu lelaki brengsek." tajam Citra

"Oh jangan lah marah kesanyanganku, aku jadi takut." ucap Xafier disertai kekehan

Nyonya Brajaya menatap sinis Xafier, "Jadi apa maumu Xafier Mahendra?" tanyanya penuh penekanan

"Mau ku," sahut Xafier memberi jeda

"Mau ku, menghabisi kalian semua." teriak Xafier dengan tatapan kebencian

"Tak semudah itu tuan Xafier Mahendra." jawab nyonya Pratama sinis

"Serang!!" Perintah Xafier pada pasukannya yang tinggal 70% dari sebelumnya

Penyeranganpun dimulai tak ada yang terlihat lemah, baik dari sisi Xafier maupun sisi Adijaya, Brajaya dan Pratama.

Keduanya sangatlah kuat, seperti tak ada yang mau mengalah. Jika kalian pikir nyonya nyonya tadi datang untuk menonton, kalian salah justru mereka membantu para suami dan mafia mereka untuk menyerang.

Keadaan menjadi tegang saat salah satu pasukan Xafier menodongkan senjata pada Citra.

"Lepaskan dia!" teriak Aldino seperti perintah

"Tak semudah itu." jawab Xafier remeh

"Lepaskan mommy saya!!" teriak seseorang

Yap, dia Jeson. Jeson tak sendiri namun bersama teman temannya.

"Atau, rekan anda akan tewas ditangan saya." tantang Jeson dan ia tengah menodong senjata pada ketua pasukan Xafier yang merupakan David.

"Fine, turunkan senjata." ucap Xafier akhirnya

Perkelahian mulai kembali sengit.

Xafier kembali menodongkan senjata pada Citra, anak buah Xafier menodongkan senjata pada Robinson dan David menodongkan senjata pada Jeson.

Dor

Dor

Dor

Tiga suara tembakan tersebut mampu melumpuhkan Xafier, Anak buahnya dan David. Dan refleks mereka melepaskan Citra, Robinson, dan Jeson

Lalu dari mana suara tembakan tersebut? Jawabannya adalah ketiga gadis cantik yang kini jadi pusat perhatian perkelahian.

"Kirana!!"

"Deva!!"

"Naya!!"

Teriak mereka terkejut.

"Ah shit, gue dilumpuhkan oleh bocah namun tak apa lah gue salut." ucap Xafier yang mendapat tembakan di lengan kirinya.

"Gue Kirana dan gue bukan bocah." sahut Kirana tajam

"Lihatlah, anak anak kalian jauh lebih berbakat dari kalian." sinis Xafier

"Dan bukannya anda lebih parah, ditembak oleh anak kecil?" balas Aldino tak kalah sinis

"Sudahlah kita akhiri saja perkelahian ini." ucap tuan Brajaya

Dan

Dor






Yuhuu gantung lagii!😂

Btw kalian ingat David ama Xafier ngak nihh? Kalau ngak ingat kembali ke part sebelumnya.

Author mau pamit dulu.
Stay yahh, beberapa part menuju ending :)

See you 🐣❤

Kirana [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang