19. Hari Sial

68 35 2
                                    

Warning! Terdapat perlakuan kasar!

Lebih baik kita yang terluka, daripada melihat orang yang kita sayang terluka.
                                              ~Jeson Adijaya

Suasana sekolah kini terlihat sepi, bel pulang sudah berbunyi dari 1 jam yang lalu.

Namun seorang siswi masih berada di lingkungan sekolah tersebu.

Sebenarnya ia ingin pulang sejak tadi namun ada seorang guru yang meminta bantuannya untuk membersihkan ruang perpustakaan, karena penjaga perpustakaan sedang berhalangan.

Awalnya ia dibantu oleh seorang siswi perempuan, namun karena jemputan siswi itu telah datang maka ia sendri yang membersihkan ruang perpustakaan itu.

Karena ruang perpustakaan lumayan besar, ia baru saja selesai membersihkan.

“Kirana!” panggil seseorang

“Iya buk.” jawab Kirana

“Kenapa kamu baru pulang, sekarangkan udah jam setengah 3?” tanya guru itu

“Tadi ibu Mirna minta tolong saya buat bersihkan ruang perpustakaan.” jawab Kirana.

Yah siswi yang membersihkan ruang perpustakaan adalah Kirana.

“Oh gitu,” ucap ibu guru itu

“Iya buk, kalau gitu saya pamit dulu yah ibu.” pamit Kirana pada guru itu

“Baik, hati hati.” ucap guru itu, kemudian Kirana meninggalkan koridor sekolah menuju parkiran.

Parkiran sekolah sudah sepi hanya tersisa 2 atau 3 motor saja, sedangkan di parkiran sepeda hanya tersisa sepeda milik Kirana saja.

Deva sudah pulang dari tadi karena ia mengeluh kepalanya sakit. Sedangkan Jeson sudah pulang karena Kirana yang menyuruhnya.

Ketika Kirana hendak mengayuh sepedanya, terasa sesuatu yang mengganjal pada ban sepedanya.

Kirana kembali turun untuk memeriksa sepedanya, dan benar saja ban sepedanya bocor.

Seingatnya ketika ia berangkat sepedanya baik baik saja, mungkin ada yang menjailinya dengan mengempeskan ban sepedanya.

“Shit, kenapa bisa gini sih?" guman Kirana dengan makian

“Gue telepon kak Jeson aja deh.” ucap Kirana kemudian mengambil handphonenya di kantong rok.

Sepertinya devi fortuna tidak berpihak padanya, handphonenya low bet alias kehabisan baterai.

“Gue harus gimana nih?” ucap Kirana frustasi

“Mana ngak ada bengkel dekat sini lagi.”

“Huft.. Bis dan anggkot jam segini ngak mungkin ada.” ujar Kirana dengan nada khawatir

“Sial banget gue.” guman Kirana lagi

“Gue jalan aja deh, sepedanya gue
tinggal aja.” ucap Kirana kemudian memarkirkan kembali sepedanya  kemudian ia berjalan keluar halaman sekolah.

Kirana mulai menerusuri jalan yang sepi itu, ia berjalan sambil mengumpat tidak jelas. Namun tiba tiba seseorang membekap mulutnya dari belakang.

“Mph” Kirana mencoba melepaskan tangan seseorang yang sudah terbelit kain tersebut, namun nihil kekuatan orang itu lebih kuat.

Detik kemudian Kirana sudah lemas dan pandangannya mulai kabur saat itu juga matanya tertutup.

Laki laki itu segera membawa Kirana yang sudah tidak sadarkan diri ke sebuah mobil, lalu menjalankan mobil tersebut ke sebuah bangunan tua.

Kirana [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang