29. Aneh

47 28 2
                                    

Keadaan ini membuat kita sama sama sakit dan terluka, namun kenapa kamu masih mau melakukannya?
                      ~ Kirana & Deva ~

Jam sudah menunjukan pukul 06.30 dan koridor sekolah sudah ramai oleh siswa siswi. Terlihat 2 orang siswi sedang duduk didepan kelasnya, mereka sedang mengobrol ria sambil menunggu waktu upacara bendera.

“Kir.” panggil Deva

“Hm?” dehem Kirana menanggapi panggilan Deva

“Bang Calvin tambah aneh, heran gue.” lontar Deva setengah berbisik

“Kak Jeson juga,” sahut Kirana juga dengan berbisik

“Kita bodo amatan aja.” lanjutnya

“Gue juga berpikit begitu, tapi kesel Kir.” balas Deva

“Gue juga tau.” jawab Kirana

“Ya abis mau gi-“

Ucapan Deva terhenti karena
kedatangan 2 most wanted, siapa lagi kalau bukan Jeson dan Calvin.

Mereka melewati Kirana dan Deva bergitu saja seolah olah tidak melihat mereka. Dan itu membuat bisik bisik mulai terdengar karena baru saja 2 minggu lalu mereka dekat dan sekarang seperti tidak kenal satu sama lain.

"Tuh kak Jeson kenapa ngak tegur sapa ama Kirana?"

"Tau tuh, baru aja kemarin dekat dekatan sekarang kayak ngak pernah kenal."

"Aneh bat."

"Kak Calvin ama Deva juga tuh."

"Pasti kesel tuh dicuekin."

Dll

Kirana dan Deva saling beradu pandang lalu mereka mengangkat bahu cuek.

Tak berselang lama bel untuk upacara berbunyi membuat siswa siswi menggerutu kesal, karena mereka harus berdiri di terik matahari selama kurang lebih 1 jam.

Setelah 5 menit siswa siswi sudah berbaris rapi dilapangan, bersiap siap melakukan upacara bendera.

Skip

Jam istirahat telah tiba, kantin sekolah sudah ramai oleh siswa siswi yang sedang berlalu lalang.

Begitu pula Kirana dan Deva yang sedang makan di kantin. Ketika sedang asik makan tiba tiba sebuah suara seseorang menghentikan acara makan mereka.

“Kasian yah ada yang dicuekin.” ejek orang itu

“Itu akibat kalau mau ngambil bebeb kita.” sambung suara yang lain

Kirana dan Deva tidak mengubris mereka a.k.a Thalia antek antekya.

“Kita ngomong ama orang tuli yah.” sinis Chilia

“Plus bisu.” tambah Chesil

Kirana dan Deva masih tetap tidak mengubris Thalia dan antek anteknya, mereka tetap melahap makanan mereka.

Sungguh perut mereka sangat lapar saat ini, apalagi tadi upacara yang mengguras banyak tenaga.

Brak

“Heh lo ada mulut ngak?” tanya Thalia murka, setelah mengebrak meja Kirana dan Deva

“Lo buta yah, ngak liat apa kita punya mulut?” tanya Deva, kemudian menyerup minumannya

“Anjong lo.” umpat Thalia kes

“Santai dong cabe.” ejek Deva

“Lo dan Lo, tunggu pembalasan gue!” sarkas Thalia seraya menenunjuk wajah Deva dan Kirana

Kirana [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang