14. Pembalasan Part II

13.9K 968 65
                                    

Di saat dua orang pengkhianat berada di antara hidup dan mati, Flo justru sedang merayakannya bersama Dave di rumah pria itu. Mereka bersulang wine dan berbagi cerita.

"Gimana cara kamu meyakinkan Bobby untuk mau melakukan itu?" tanya Flo. "Dia sangat setia pada Ronald, bahkan mereka sudah seperti saudara."

"Mudah aja Flo, everyone is blinded by money. Aku bilang ke dia untuk menikmati semua hasil curiannya dan pergi sejauh mungkin. Serta memastikan kalau dia nggak akan pernah tertangkap." Dave tersenyum miring.

"Gimana kalau Ronald bener-bener lapor polisi? Bobby pasti akan mengaku kalau semua atas perintah kamu."

"Ronald nggak mungkin menggali kuburannya sendiri. Sama aja dia membongkar kebusukannya di depan para investor, kalau selama ini dia sudah banyak melakukan korupsi dana dari mereka."

Flo menggeleng takjub. "Aku nggak tau gimana caranya berterima kasih sama kamu, Dave. Mungkin kalau kamu nggak ada, aku yang terpuruk dalam kasus ini karena nggak punya kekuatan ngelawan mereka."

"All I do for you, Flo."

Flo tersenyum.

Keduanya mengangkat gelas.

Ponsel Flo berbunyi, ke sekian kalinya Maggie menelepon. Dia hanya melirik, tanpa berminat menerimanya. "Dia pasti bingung banget sekarang," ucapnya menatap layar. Tersenyum begitu puas.

"Harusnya dia nggak serakah, jadi nggak akan kehilangan segalanya."

Flo mengangguk. "Sebentar lagi, Ronald pun akan membuangnya ke jalanan," sambungnya.

"Flo, I have an idea."

"What?"

***


Maggie sudah tidak bisa menunggu, dia mendatangi kediaman Ronald untuk mencari bantuan. Tujuan awalnya tentu saja ingin menemui Flo, tapi ternyata hanya Ronald yang ada di sana.

"Aku sedang pusing, tolong pergilah." Ronald langsung mengusir Maggie begitu melihatnya.

"Ron, aku benar-benar butuh uang sekarang. Flo sudah tiga bulan menunggak cicilan apartemen, pemiliknya minta aku buat lunasin semuanya dalam waktu satu minggu ini." Maggie yang masih belum mengerti situasinya, berusaha untuk menemukan jalan lewat Ronald.

Ronald yang sedang banyak pikiran pun mendadak emosi mendengar tuntutan Maggie itu. "Memangnya apa urusanku dengan itu?! Apa aku yang menyuruhmu membeli properti di sana?" sergahnya.

"Kamu lupa, seberapa sering kamu datang ke sana untuk menemuiku? Tempat itu membantu kita bersembunyi dari Flo selama ini. Sudah jelas itu menjadi tanggung jawabmu juga!"

"Memangnya siapa yang lebih dulu merayuku?!"

"Ron, kamu menghamili aku jauh sebelum menikahi Flo! Tapi aku tetap diam dan membiarkan kalian menikah. Aku rela menggugurkan kandunganku agar rumah tangga kalian baik-baik aja. Apa sekarang aku harus memberitahu Flo tentang kita?"

"Jangan pernah kamu lakukan itu atau aku akan membunuhmu." Mata Ronald berkilat penuh emosi.

"Kalau begitu beri aku uang." Maggie menantang.

Retak (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang