23. Tantangan Aldi

4.5K 546 14
                                    

Aldi memutuskan untuk memberi tantangan pada Dave beternak Ikan Lele. Dia diberi kolam kosong dan juga benih lele berkualitas untuk dikembangbiakkan. Begitu pun dengan Denis, untuk melihat siapa yang lebih unggul di antara mereka.

"Ini nggak adil, Pa. Sama aja Papa minta Dave mundur secara halus," protes Flo. Dia tidak terima Dave diberatkan seperti ini, sementara Denis sudah jelas akan menang karena pria ahlinya di bidang ini.

"Kalau Dave keberatan, berarti dia yang ingin mundur. Bukan Papa yang minta," tekan Aldi.

"Pa! Dave nggak ..." Kalimat Flo terhenti saat Dave memegang tangannya.

"Saya siap Pak Aldi, apapun akan saya lakukan untuk mendapatkan restu." Dave menyanggupi.

Flo sontak melihat Dave dengan tatapan kesal. "Dave, kamu nggak akan bisa. Nggak segampang itu," ujarnya mengingatkan.

"Aku akan berusaha," balas Dave dengan senyum optimis.

Aldi menoleh pada Denis. "Kamu mau menerima tantangan ini, Nak Denis?" tanyanya dengan lembut.

"Saya siap, Pak." Denis tersenyum tanpa beban. Tentu saja dia siap, selama ini yang membuat Lele Aldi berkembang baik adalah dirinya sendiri.

"Bagus kalau begitu." Aldi terlihat sangat puas.

Flo menghela nafas.

"Kalau begitu, saya beri kalian waktu tiga bulan. Keputusan siapa yang akan menang bisa kita lihat dari siapa yang paling banyak hasil panennya nanti."

Dave dan Denis sama-sama mengangguk.

Setelah Aldi masuk ke dalam, Flo langsung menarik tangan Dave menjauh dari situ. Dia ingin bicara lebih pribadi, tidak di depan Denis si penjilat.

"Kamu ngapain bawa aku ke pojokan gini?" goda Dave sambil menarik pinggang Flo mendekat padanya.

"Nggak gini juga." Flo mendorong Dave. Bisa kena potong-potong oleh Papanya dia kalau ketahuan bermesraan dengan Dave. "Aku mau ngomong serius sama kamu."

"Apa sayang?"

"Dave, aku serius."

"Emang aku ketawa?"

Flo menghela nafas. "Kamu kenapa terima tantangan Papa? Itu nggak masuk akal, Dave. Kamu bahkan nggak pernah tau bentuk lele kayak gimana, iya kan?"

Dave tercengir. Itu benar, dia tidak suka dengan segala jenis ikan. "Aku bisa lihat di internet, kamu tenang aja." Masih dengan sikap santai, tanpa tahu sesulit apa tantangan itu sebenarnya.

"Kamu cuma akan lihat teorinya, Dave. Prakteknya nggak gampang. Papa aja sering gagal, dan Denis yang sering bantuin."

Dave mulai paham. "Itu artinya aku bersaing dengan orang yang sudah menguasai teknik beternak lele?" tanyanya.

"That's the point."

"Aku makin bersemangat kalau gitu. Nggak sabar pengen lihat dia nangis karena kalah sama pemula." Di luar dugaan, Dave justru antusias.

"Kamu gila, ya? Gimana dengan kerjaan kamu? Tiga bulan bukan waktu yang sebentar untuk kamu tetap di sini dan ninggalin perusahaan kamu, Dave."

"Tenang, Flo. Perusahaan bisa aku pantau dari jauh. Aku ini Boss, jadi nggak masalah kalau hanya bawahan yang bekerja." Dave mengedipkan mata.

Flo sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Meski hati kecilnya senang pria itu akan tetap di sini dalam waktu yang lama, tapi tetap saja ada perasaan gelisah.

Dave menarik Flo dalam pelukan. "Kamu jangan terlalu khawatir. Aku ini seorang pengusaha, jadi saat diberi tantangan, aku akan berusaha maksimal untuk menang."

Retak (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang