Prolog

24.7K 927 17
                                    

Tidak pernah Flo bayangkan, akhirnya satu persatu mimpi di dalam hidupnya terwujud. Salah satunya adalah menikah dengan orang yang dia cintai. Ronald, pria yang sudah dengan sabar menunggunya pulang dari study-nya di London, kini resmi menjadi suaminya. Lebih dari yang pernah diminta pada sang Pencipta, Ronald memberikan lebih dari yang Flo mau. Sebuah pesta pernikahan megah yang akan dikenang seumur hidup.

"Congratulations to both of you. Kalian terlihat sangat serasi." Maggie memeluk sahabatnya, Flo, dengan penuh bahagia.

"Thank you so much, Flo."

"Ron, finally apa yang kamu inginkan terwujud juga. Aku titip sahabatku ini, awas sampai kamu membuat dia menangis."

Ronald tertawa.

Setelah ucapan selamat mengalir dari berbagai kalangan yang hadir, kini tiba mereka semua menyaksikan keindahan cinta Ronald dan Flo selama lima tahun lewat tayangan video. Terlihat manis, perjalanan cinta dari masa ke masa itu membuat semua orang berdecak kagum. Selama lima tahun itu pula lah mereka harus menjalani hubungan LDR lantaran Flo harus melanjutkan study ke London.

Prok. Prok. Prok.

Suara tepuk tangan terdengar saat video berakhir. Ronald mengulurkan tangan, mengajak Flo berdansa. Sekali lagi, mereka menunjukkan keindahan sebuah cinta lewat bahasa tubuh.

"Aku bener-bener nggak nyangka bisa ada di momen ini sama kamu. Setelah lima tahun yang panjang, akhirnya apa yang aku tunggu datang juga." Ronald menatap Flo dengan penuh cinta.

"Aku juga bahagia, Ron. Nggak mudah mempertahankan hubungan jarak jauh, tapi kamu selalu membuat aku yakin kalau kita pasti bisa melewati semua rintangan." Flo merapatkan diri pada sang suami. "Bahkan sekarang, orang tua aku pun mengakui kehebatan kamu sebagai laki-laki. Setia dalam kesuksesan, I'm really proud of you."

Ronald tersenyum, dibelainya wajah Flo dengan lembut. "Aku bekerja keras untuk kamu. Semua ini juga berkat dukungan dan kepercayaan kamu, jadi kita berdua harus menikmati hasilnya."

Flo mengangguk haru. "Terima kasih, Ron. Kamu membuat aku percaya, cinta sejati itu emang bener-bener ada."

Ronald mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Flo. Suara tepuk tangan kembali terdengar mengiringi kebahagiaan mereka.

Tibalah saatnya melempar bunga, Flo membalikkan badan membelakangi para tamu undangan yang masih single. Semua antusias berharap mendapatkan bunga itu. Sesuai mitos yang berkembang, siapapun yang nanti mendapatkannya akan segera menyusul ke pelaminan.

"SATU!"

"DUA!"

"TIGA!"

Flo melempar bunga itu ke belakang. Terdengar suara pekikan-pekikan penuh tawa setelahnya. Dia berbalik untuk melihat siapa yang mendapatkan giliran menikah. "Maggie!" teriaknya begitu bahagia.

Maggie sendiri masih tidak menyangka dia berhasil menangkap bunga itu dan mempertahankannya dari rebutan banyak orang. Segera setelah sadar dia berlari ke arah Flo dan memeluk sahabatnya itu.

***

Sepulang dari honeymoon, Flo mengajak Ronald untuk mendatangi kediaman Maggie. Mereka membawa banyak oleh-oleh untuk wanita itu. Kebetulan saat itu Maggie sedang sakit.

"Ini semua untukku?" tanya Maggie begitu senang, sekaligus terharu.

"Tentu. Aku khusus membelikannya untukmu," jawab Flo. "Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanyanya khawatir.

"Sudah kubilang, aku hanya sakit biasa, Flo. Nggak perlu khawatir berlebihan."

Ronald berdecak. "Kamu tahu, Meg, dia selalu merengek ingin pulang." Keluhan ini dia tumpahkan karena kesal pada sang istri yang menodai honeymoon mereka.

Retak (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang