Ada alasan kenapa Lelaki 25 tahun itu, bisa berada ditempat ini sekarang. Ada sebuah kejadian yang mengharuskannya untuk memecahkannya sendiri, dan membuatnya memegang profesi ini sekarang.
Lee Jihoon, seorang detektif disalah satu departemen kepolisian di kotanya. Namanya juga lumayan di kenal, karena berhasil memecahkan banyak kasus dengan tingkat keberhasilan 97% . Banyak kliennya yang tentu saja, puas dengan hasil kerjanya begitu juga atasannya. Tentunya, ia tak bekerja seorang diri. Ia memiliki empat orang rekan lainnya. Dua orang anggota polisi, Choi Seungcheol dan Yoon Jeonghan. Serta dua orang ahli forensik, Jeon Wonwoo dan Lee Seokmin.
Seperti jam istirahat makan siang biasanya, mereka berlima selalu pergi keluar bersama untuk makan siang. Dan disinilah mereka, di sebuah kedai makanan yang menjual Kimchi jjigae, makanan favorit Seokmin dan Seungcheol.
"Wah, terima kasih ahjumma" Ujar Seungcheol pada seorang wanita paruh baya yang baru saja membawakan pesanan mereka. Mata pria itu berbinar, menatap menu lezat yang ada di depan matanya itu.
Sedangkan Seokmin, pria itu tanpa berbicara sepatah katapun langsung menyesap kuah panas dari makanan itu.
"Yah, pabbo! Itu masih panas, seok" Tegur Jihoon. Namun pria itu tak mengindahkan tegurannya, dan masih kekeuh menyesap kuah panas bersensasi pedas itu, sampai dia sendiri kewalahan merasakan sensasi terbakar di dalam mulutnya.
"Cha, selamat makan semuanya!" Ucap Jeonghan, lalu setelah itu mereka menikmati makan siang mereka dengan hening dan hikmat.
•••
"Wah, aku tidak pernah kecewa dengan Kimchi jjigae buatan ahjumma Han. Ah, aku ingin tambah satu porsi lagi rasanya" Celetuk Seokmin yang bersandar pada bangkunya, sembari mengelus perutnya yang mulai sedikit membuncit karena pria itu memesan sekiranya tiga porsi Kimchi jjigae.
Gila memang, Jihoon yang makan satu porsi saja sudah kenyangnya minta ampun, bagaimana dengan tiga porsi? Sudah pasti perutnya akan terasa kembung, dan mual sendiri sangking kekenyangannya.
"Hmm, kau benar. Kimchi jjigae ahjumma Han, memang yang terbaik" Sahut Seungcheol seraya mengacungkan kedua jempolnya.
"Ah, terima kasih. Kalian memang pelanggan setia ku, ngomong-ngomong kalian akhir-akhir ini kelihatannya senggang, huh?" Kata wanita paruh baya itu, sembari meletakkan beberapa kaleng minuman diatas meja mereka.
Ya, mereka dengan si pemilik kedai itu memang sangat dekat. Mereka juga sudah kenal cukup lama dan selalu langganan kesini untuk makan siang. Mereka menganggap ahjumma sebagai ibu mereka, dan ahjumma itu menganggap mereka sebagai putra-putranya sendiri. Ah ya, alasan lain kenapa mereka bisa sedekat ini, karena mereka juga pernah membantu kasus tabrak lari dari putra semata wayang ahjumma tersebut, yang menyebabkan putranya meninggal dunia di tempat.
"Ah, justru itu kami merasa beruntung ahjumma... setidaknya kami bisa menghirup nafas lega, untuk sebulan belakangan" Ujar Jeonghan.
"Dan, bisa bersantai tanpa harus memikirkan kertas-kertas dan pusing mencari barang bukti, serta memecahkan teka-teki di dalamnya" Timpal Jihoon.
Wonwoo meletakkan kaleng minumannya, lalu menghela nafasnya, "Ah, aku iri...mereka bisa libur, sedangkan aku masih harus berurusan dengan korban dan lain-lainnya" Ujarnya.
"Hmm, kau benar hyung. Belum lagi harus menerima pukulan darimu–"
"Yah!—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides 2 || Soonhoon
Fanfiction[Version: 2/2] - "Love and happiness that changed him" - ⚠️ B×B Mpreg Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A J E O N N I E 2021