Pukul setengah 3 pagi, waktu yang tepat untuk beraksi. Soonyoung memilih melakukannya di dini hari, karena menurut pengalamannya waktu dini hari merupakan waktu yang pas, dimana para penjaga atau orang-orang bawahan milik ayahnya tengah lengah pengaruh kelelahan berjaga. Mungkin benar, mereka semua terlatih dan cukup cekatan jika ada sesuatu yang terjadi. Tapi tetap, yang namanya manusia pasti punya yang namanya rasa lelah bukan?
Semuanya sudah dipersiapkan Soonyoung secara matang, mulai bawahannya hingga alat-alat yang mampu menyokong usaha mereka untuk menangkap atau menghentikan langkah kriminal sang ayah kembali berlanjut. Rekan-rekan Jihoon, juga beberapa anggota kepolisian turut di kerahkan karena ini memang sudah tanggung jawabnya dalam penangkapan pria tersebut.
"Cha, dengar. Aku sudah mengutus beberapa bawahan ku untuk menyelinap dan mengawasi bagaimana situasi di dalam sana, lakukan semuanya dengan rapih dan sesuai rencana. Kalau-kalau ada yang butuh bantuan atau menemukan sesuatu, cepatlah memberi kabar. Tetap waspada, karena pasukan mereka cukup berbahaya. Mengerti?"
"Ne!!"
"Ngomong-ngomong, bagaimana bisa kau mendapatkan semua barang-barang ini? Kau penyelundup senjata ilegal ya?" Celetuk Jeonghan.
Soonyoung melirik ke arah pria itu, "Yah, apa dia juga sering mencurigai kalian seperti ini?"
"Sering, bahkan dia berkali-kali menuduhku berselingkuh dengan para sersan perempuan di kantor" Sahut Seungcheol yang tengah memasukkan peluru ke dalam senjata di tangannya.
"Wah benar-benar..."
"Yaish!!"
Beberapa saat setelahnya, Soonyoung menyadari bahwa Jihoon tidak ada disana. Lantas, ia bertanya kepada Seungyoun kemana perginya lelaki manis itu dan sepupunya tersebut bilang jika Jihoon pergi ke kamar sebentar untuk mengambil sesuatu tadi, tapi belum kunjung kembali sampai sekarang, padahal mereka sudah siap semua.
Karena itu, Soonyoung akhirnya pergi ke kamar untuk menghampiri Jihoon. Sesampainya disana, ia melihat lelaki itu tengah duduk di atas kasur sambil menatap lurus dirinya di hadapan cermin.
"Sayang..." Panggil Soonyoung, kemudian mendekat dan memeluk tubuh Jihoon dari belakang. Pria itu menjadikan bahu kekasihnya, sebagai penompang dagunya sembari menghirup aroma parfum vanila milik Jihoon.
"Kenapa kau disini? Yang lain sudah siap, tinggal kau—"
"Hanya ingin" Potong Jihoon, kemudian ia berbalik guna menatap pria itu lalu tersenyum. "Ayo turun, yang lain pasti sudah menunggu" Ujar Jihoon, kemudian melepaskan pelukan Soonyoung dan melenggang pergi.
"Kau yakin baik-baik saja?" Tanya Soonyoung memastikan. Lelaki itu berhenti sejenak, lalu berbalik dan mengangguk kecil ke arah Soonyoung, sebelum akhir benar-benar pergi meninggalkan Soonyoung yang kini menatapnya penuh pertanyaan.
•••
Perjalanan mereka tempuh tentu cukup jauh. Bahkan, bisa dibilang sangat jauh dari pusat perkotaan, lebih tepatnya kini mereka pergi menuju ke pedalaman hutan yang entah berada dimana dan hanya Seungyoun maupun Soonyoung yang tau mengenai tempat ini.
"Yah, apa kita tidak tersesat?" Tanya Seungcheol memastikan, bahwa jalan yang mereka tempuh ini benar.
"Tidak, ini benar jalannya. Jangan panik, itu akan merusak konsentrasi mu nanti" Ujar Soonyoung sembari fokus menyetir mobilnya.
Tentu, siapapun yang berada di mobil tersebut akan bertanya hal yang sama seperti Seungcheol. Mengingat, mereka memasuki wilayah pedalaman hutan yang lembab, dengan jalan setapak berlumpur, serta pohon-pohon pinus besar disekitarnya ditengah kegelapan, di pagi buta. Bukan takut soal hantu, atau orang asing. Tapi, takut jika tiba-tiba ada hewan buas yang menghalangi, atau bahkan menerkam mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides 2 || Soonhoon
Fanfiction[Version: 2/2] - "Love and happiness that changed him" - ⚠️ B×B Mpreg Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A J E O N N I E 2021