"ah, jadi kau ingin menghasut kami agar berkhianat dengan hukum dan memihak orang brengsek seperti mu? Yah, Jihoon-ah...kau terhasut olehnya?!" Ujar Seungcheol sambil menunjuk-nunjuk ke arah Soonyoung yang memasang posisi duduk tenangnya seraya melipat kedua tangannya di dadanya. Pria itu sesekali tertawa, melihat ekspresi kesal Seungcheol.
"Bukan berkhianat, tapi—"
"Tapi apa!! Yah, jangan begini Jihoon-ah...kita bisa mencari cara lain, tidak perlu sampai membohongi hukum begini!" Kata Seungcheol lagi, sambil mengguncang-guncang tubuh kecil Jihoon.
"Edward-sshi, apa perkataan mu tadi bisa kami percaya?" Kata Mingyu ikut membuka suaranya.
"Yah Kim Mingyu! —"
"Ne, kau bisa pegang kata-kata ku barusan. Jika perlu, ayo buat perjanjian saja bagaimana?" Kata Soonyoung.
Seungcheol mengusap wajahnya kasar, seraya menghela nafasnya gusar. Sedangkan, Jeonghan dan Mingyu tampak tengah berpikir sejenak. Jihoon melirik ke arah Soonyoung sekilas, lalu ia tersenyum tipis setelah. Pria satu ini memang pandai bicara rupanya, ia harus akui itu.
"Sayang—"
"Baiklah, ayo. Kim Mingyu, ambil laptop dan siap-siap menulis kesepakatan yang kita setujui" Instrupsi Jeonghan. Mingyu segara bangkit dari kursinya, lalu berjalan ke mejanya untuk mengambil laptop dan kembali ke tempat semula.
"Yah, Jeonghannie—"
"Diamlah, cheol. Tenang saja, Edward berada di pihak kita, dia bahkan berniat membantu kita biarpun dia sebenarnya bagian dari mereka—"
"Kau, tidak takut jika pria ini berkhianat tiba-tiba?" Soonyoung tersenyum miring, "dengar, aku juga memiliki keinginan yang sama dengan kalian, aku juga ingin menghancurkan pria itu" Ujarnya, hingga mendapatkan tatapan sengit dari Seungcheol.
"Mulailah..." Kata Jihoon.
Merekapun akhirnya berdiskusi panjang lebar. Ya, walaupun di dalamnya tetap ada terjadi pertikaian karena perbedaan pendapat dan Seungcheol yang masih keras kepala karena terus menolak untuk bekerja sama dengan Soonyoung. Biarpun beribu kali pria itu menolak, bahkan tak ada satupun yang mendengarnya, termasuk kekasihnya sendiri. Karena hal itu, Seungcheol benar-benar tak habis pikir. Bagaimana bisa mereka dengan mudahnya terhasut, dengan pria yang bahkan ia sendiri tidak yakin untuk bisa dipercayai.
Sesi diskusi mereka selesai, ada beberapa point perjanjian yang tercipta dari hasil diskusi mereka. Soonyoung, Jihoon, Jeonghan dan Mingyu menyetujui perjanjian itu, hanya sisa Seungcheol yang masih enggan untuk mengambil pena dan menandatangani kertas tersebut.
"Aku tidak mau!" Tolak Seungcheol, ketika kertas perjanjian itu di letakkan di depannya.
"Baiklah, keluar saja kau dari tim ini" Kata Jeonghan dengan santainya. Hal tersebut, membuat Seungcheol dengan reflek menatapnya dengan tatapan tak percayanya. "Yah, Yoon Jeonghan..." Rengeknya.
Jeonghan menghela nafasnya, "cepatlah tanda tangani itu, ikuti saja jika ingin kasus ini cepat selesai..." Ucap lelaki itu, sebelum akhirnya bangkit dari posisinya dan duduk kembali ke meja kerjanya.
Seungcheol menghela nafas kesal, ia menatap pria bermata sipit yang duduk di atas meja sambil menatap ke arahnya dengan senyum yang membuatnya ingin sekali memukul wajahnya. Sudah kesal, Soonyoung malah tambah memanas-manasi Seungcheol, "hukum tidak akan menghukum mu, jika mau berpihak padaku Seungcheol-sshi..." Ujarnya, seraya tersenyum.
"Aish...!" Dan pada akhirnya, Seungcheol pun menyerah dan menandatangani perjanjian itu, biarpun ia tak ingin.
"Gomawo, hyung..." Kata Jihoon, kemudian mengambil kertas itu dari hadapan Seungcheol, lalu menyimpannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides 2 || Soonhoon
Fanfiction[Version: 2/2] - "Love and happiness that changed him" - ⚠️ B×B Mpreg Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A J E O N N I E 2021