Pertama kalinya untuk Soonyoung bisa berkunjung ke apartemen milik lelaki itu, setelah sebelumnya mereka hanya bertemu di sebuah hotel atau mungkin tempat-tempat yang mereka sepakati saja. Lagipula belakangan ini mereka sudah jarang untuk bertemu. Jihoon yang sibuk dengan pekerjaannya dan Soonyoung yang juga sibuk dengan urusannya. Dan, untung sekali Jihoon menyuruhnya kemari, walau tadi Soonyoung sempat agak ketar-ketir berkat pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan oleh Jihoon.
Soonyoung menatap punggung lelaki yang tengah sibuk membuat makan malam untuk mereka berdua, ia tak memintanya tapi Jihoon sendiri yang menawarkannya. Tengah asik memandangi lelaki itu dari kejauhan, Soonyoung dibuat terkejut ketika mendengar pekikan Jihoon, "Akh!!"
Reflek Soonyoung langsung bangkit dari posisi duduknya dan langsung menghampiri Jihoon, "Kau tak a—yah, bagaimana bisa kau seceroboh ini, huh?!" Ucap Soonyoung, sesaat setelah ia mendapati jari telunjuk Jihoon yang tak sengaja tergores oleh mata pisau.
"Ck, lebih baik kau ambilkan kotak obat di bawah meja—Yah! Apa yang kau lakukan?" Protes Jihoon, ketika Soonyoung tiba-tiba memasukan jarinya yang tergores ke dalam mulutnya.
"Soon—" Belum selesai Jihoon dengan kalimatnya, Soonyoung sudah lebih dulu menyeretnya ke ruang tengah dan menyuruhnya duduk di sofa. Pria itu membuka laci yang ada dibawah meja dan mengambil sebuah kotak obat dari sana.
"Kemarikan jarimu..." Katanya. Jihoon menatap pria itu sejenak, sebelum akhirnya menyerahkan jarinya ke hadapan Soonyoung lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. Kemudian, pria itu meraihnya dan memasangkan plester bergambar karakter untuk menutupi luka gores pada jari Jihoon itu.
Setelah beres memasangkan plester itu, Soonyoung pun berdiri dan membuka jas yang ia pakai, lalu melemparkannya ke pangkuan Jihoon yang membuat lelaki itu sempat protes.
"Diam disitu..."Ujarnya memperingati, kemudian pergi ke arah dapur.
"Yah, kau ingin apa? Apa-apaan, kau bisa memasak memangnya?" Soonyoung berbalik dan menatap lelaki itu dengan tatapan datarnya yang seketika membuat tubuh Jihoon merinding.
"Tutup mulutmu, sebelum aku memperkosamu disana, Jihoon"
"Mwo—"
"Aku serius, Jihoon" Ujar Soonyoung penuh penekanan, sehingga Jihoon seketika mengatupkan bibirnya kembali dan lebih memilih menuruti kata pria itu.
•••
Jihoon mengamati Soonyoung dari kejauhan. Pria aneh, batinnya. Kenapa ia harus bertemu manusia sepertinya, membuatnya stress saja. Tapi bukankah agak aneh setelah melihat sikapnya tadi?
Tiba-tiba pria itu menghampirinya, setelah mendengar pekikannya berkat tangannya yang tergores pisau. Ya, tidak parah sih hanya luka kecil. Tapi yang dilakukan pria itu berlebihan sekali. Pertama, menghentikan pendarahan pada jarinya. Kedua memasangkan plester pada lukanya, padahal ia bisa melakukanya sendiri. Ketiga, Soonyoung yang melanjutkan sesi memasaknya yang sempat tertunda. Dan, ini yang paling berlebihan menurut Jihoon, Soonyoung bahkan menyuapinya makan tadi.
Entahlah apa yang terjadi pada pria itu, intinya Soonyoung benar-benar membuat Jihoon tak habis pikir sampai saat ini.
"Jarimu masih sakit?" Tanyanya, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel di genggamannya.
"Tidak, ini hanya luka kecil. Jangan terlalu berlebihan, lebih baik kau pulang ini sudah malam—"
"Tidak, aku akan menginap malam ini" Ucapan Soonyoung barusan, sukses membuat Jihoon tersedak oleh salivanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides 2 || Soonhoon
Fanfiction[Version: 2/2] - "Love and happiness that changed him" - ⚠️ B×B Mpreg Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A J E O N N I E 2021