Disclaimer: kinda 🔞
"Wah, Lee Jihoon...kau benar-benar luar biasa. Kau bekerja sendirian selama ini dan bisa menemukan ini semua?" Ujar Seungcheol yang masih belum percaya dengan apa yang ia lihat.
Dalam hitungan hari saja, Soonyoung bahkan sudah menyerahkan banyak bukti-bukti pendukung yang ia butuhkan untuk bahan penyelidikan. Ditambah lagi dengan Soonyoung yang memberi akses, agar Jihoon bisa mengakses cctv mansion milik GD dan juga hasil rekaman dari alat penyadap suara yang pria pasang di tempat-tempat penting yang sering ayahnya kunjungi.
"Hyungnim... bukti-bukti sebanyak dan sedetail ini, kau dapatkan darimana?" Celetuk Mingyu yang juga masih terheran-heran dengan semua yang ia lihat.
Yang ditanya hanya tersenyum, kemudian menghela nafasnya, "Edward Kwon..."
"APA!?!" Ucap mereka serempak, sambil menatap Jihoon dengan tatapan tak percaya.
"Kau serius?" Tanya Jeonghan.
"Yah, bukankah kau kemarin beropini bahwa pria itu juga terlibat dalam kasus ini, lantas kenapa sekarang malah bekerja sama dengan pria itu, huh?!" Semprot Seungcheol sambil menunjuk-nunjuk Jihoon dengan kertas di genggamannya. Mingyu yang ada tepat di sebelah pria itu, mengusap punggung Seungcheol untuk menenangkan pria yang sedang emosi tersebut.
"Hyung, itu hanya opini. Bukan aku membenarkan dia adalah salah satu pelakunya, makanya aku menyelidikinya untuk memastikan apa opini ku itu benar atau tidak" tutur Jihoon.
Tak lama kemudian, ponsel miliknya Jihoon berdering. Lelaki itu meraih benda pipih di atas mejanya, menggeser layar dengan icon bergambar telepon berwarna hijau, lalu menempelkan layar ponselnya ke telinganya.
"Ya, inspektur Min...Hm, besok? Ah, baik inspektur...Ya, terima kasih. Selamat siang inspektur"
Panggilan pun terputus, Jihoon menggebrak mejanya dengan kuat hingga ketiga rekannya terlonjak kaget dengan kelakuannya. Setelah itu, Jihoon meletakkan kepalanya ke atas meja sambil bergumam tak jelas.
"Jihoon-ah...kau-" Belum selesai Jeonghan dengan kalimatnya, Jihoon mengangkat kembali kepalanya lalu menekan salah satu kontak di ponselnya.
"Kau dimana?"
•••
Jihoon terus menatap pria yang duduk dihadapannya seraya menyesap secangkir lemon tea di tangannya. Untuk kesekian kalinya ia menghela nafas, ini sudah hampir 20 menit lamanya mereka berdua duduk disana, tapi pria itu belum juga memulai conversation apapun, kecuali menawarkan Jihoon untuk meminum, minumannya.
"Sampai kapan kau akan menikmati minuman mu itu, kau tau aku ini sibuk?" Soonyoung mengalihkan pandangannya, menatap sekilas lelaki yang duduk di hadapannya tersebut. Lalu menggelengkan kepalanya pelan, kemudian meletakkan cangkir yang dipegangnya kembali ke tempat semula.
"Sebelum itu, kenapa kau tiba-tiba membutuhkan ID card mu, hm?" Jihoon mencondongkan tubuhnya ke depan, sedikit memperdekat jarak keduanya.
"Besok, aku ada pertemuan dengan atasan ku. Jadi, aku butuh ID card ku itu" Soonyoung berdehem, seraya menganggukkan kepalanya. Namun, bukan itu respon yang Jihoon inginkan.
"Yah, apa kau tak paham maksud ku?" Ujar Jihoon.
"Aku paham manis, hanya saja aku ini orangnya perhitungan, aku tak akan memberikannya secara cuma-cuma begitu saja padamu" Ujar Soonyoung, lalu tersenyum setelahnya. Jihoon menatap pria itu penuh curiga, lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi yang didudukinya.
"Wah, kau sedang memanfaatkan keadaan?"
Soonyoung menggelengkan kepalanya pelan, "Ini simbiosis mutualisme Jihoon. Kau membutuhkan ku, demi ID card mu itu. Dan, aku membutuhkan mu juga"
Jihoon memutar bola matanya malas, lalu menghela nafasnya, "kau butuh aku? Untuk apa, aku sudah membantumu misi mu bukan?"
Soonyoung tersenyum miring, kemudian ia beranjak dari kursinya dan berjalan ke arah kursi yang Jihoon duduki. Pria itu memutari kursi dimana Jihoon tengah duduk, hingga lelaki yang duduk disana dibuat semakin curiga dengan perilaku pria tersebut. Soonyoung berhenti, tepat di sisi kanan Jihoon. Kemudian, tangannya meraih dagu Jihoon hingga keduanya saling bertatapan satu sama lain.
Jihoon membelalakkan matanya, ketika pria itu dengan santainya mengecup bibirnya. Bahkan, menahan tengkuknya dan mulai menyesap bibirnya tanpa izinnya. Jihoon berusaha mendorong tubuh pria itu untuk menjauh, dan melepaskannya. Namun, tenaganya tak sebanding dengan tenaga milik pria itu. Tubuh Soonyoung sama sekali tak bergerak dari tempatnya, Jihoon terus memberontak, tapi Soonyoung sengaja mengabaikannya.
•••
Kini tubuh Jihoon sudah terbaring lemas tanpa sehelai benang pun, di atas kasur kamar hotel milik pria itu. Jihoon benar-benar kehabisan tenaganya, hanya untuk memberontak dan melawan pria itu. Apapun yang ia lakukan, rasanya percuma jika itu sudah berhadapan dengan Soonyoung.
Pria itu menanggalkan pakaiannya dan membiarkan kain-kain mahalnya itu tergeletak di lantai, kemudian menatap lelaki itu dengan tatapan kelam penuh nafsunya. Soonyoung sedikit menunduk, telapak tangan dinginnya kembali menyentuh kulit seputih susu milik detektif muda itu yang telah ternodai dengan bercak kemerahan di sekitar dadanya, yang tentu saja pelakunya adalah Soonyoung.
Malam ini, Jihoon benar-benar menyumpahi dirinya sendiri. Betapa bodohnya ia tak mengetahui jika isi dari salah satu perjanjian itu, adalah tubuhnya. Ya, dia dengan bodohnya menyetujui bahwa pria itu memiliki hak atas tubuhnya.
Lelaki itu memejamkan matanya erat, kedua tangannya meremat sprei kasur dimana ia terbaring, ujung matanya mengeluarkan butiran air mata seiring ia menahan rasa sakit dari bawah sana. Bagaimana tidak, pria itu tetap memaksakan miliknya masuk meski Jihoon sudah kesakitan seperti ini.
"S-Soon...hiks...h-hentikan...s-sakit!" Rintih Jihoon.
Pria itu menghentikan aktivitasnya, matanya melirik tajam ke arah lelaki yang tengah menahan rasa sakit itu. Kemudian, Soonyoung tersenyum miring dan mendekatkan wajahnya ke telinga Jihoon, "Kau tau nama asli ku ternyata, tak apa...panggil namaku sepanjang malam, akan ku buat kau terbang ke angkasa, sayang" Bisiknya.
Nafas Jihoon tercekat, tubuhnya tersentak bersama dengan bulir air matanya yang terus keluar dari ujung mata cantiknya. Pria itu menghujaminya tanpa belas kasihan, rasanya sangat sakit hanya itu yang bisa ia rasakan malam itu.
#Two_Sides
•••Gimana gimana? Semoga suka ya. Jaga kesehatannya, stay safe, see u di hari minggu!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides 2 || Soonhoon
Fanfiction[Version: 2/2] - "Love and happiness that changed him" - ⚠️ B×B Mpreg Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A J E O N N I E 2021