Soonyoung mengukung tubuh lelaki itu di sofa apartemen Jihoon. Keduanya tengah berciuman, setelah Jihoon yang dalam keadaan tak sadarkan diri karena alkohol, tiba-tiba menarik Soonyoung dan menciumnya begitu saja. Tentu, Soonyoung yang dipancing begitu langsung saja ia ladeni. Ia bukan tipe orang yang menyia-nyiakan kesempatan yang sudah ada di depan matanya.
Jihoon menarik tengkuk pria itu guna memperdalam ciuman mereka. Lalu, lelaki itu melenguh kecil ketika Soonyoung mengigit bibirnya bawahnya dan langsung melesakkan lidahnya masuk, kemudian mulai menjelajahi rongga mulutnya. Tangan kiri Soonyoung, ia gunakan untuk menahan dirinya dan tangan kanannya ia gunakan untuk meraba paha lelaki itu yang masih berbalut dengan celana jeansnya.
"Eunghh..." Lenguhnya, ketika tangan Soonyoung tanpa permisi masuk ke dalam kaosnya dan meraba permukaan kulit Jihoon dengan lembut.
Kemudian, Jihoon mendorong pelan tubuh Soonyoung untuk menjauh. Begitu tautan bibirnya terlepas, lelaki itu dengan rakus menghirup oksigen banyak-banyak. Pria yang berada di atasnya, tersenyum tipis lalu mengusap bibir Jihoon yang sedikit membengkak karena ulahnya, kemudian mengecup kening lelaki itu.
Ketika Soonyoung bangkit dari atas tubuh Jihoon, lelaki itu menatapnya dengan tatapan sedih yang sayu, "Wae..." Ujarnya pelan. Lantas, Soonyoung menatapnya bingung. Walaupun ia tau, Jihoon sekarang dalam keadaan tak sadarkan diri karena alkohol.
"Aku ambilkan air putih dulu—" Jihoon menahan tangan Soonyoung, lalu mendudukkan dirinya dan kemudian memeluk tubuh pria itu. "Jangan pergi...aku ingin memelukmu, sekali saja" ujarnya sambil mengeratkan pelukannya pada Soonyoung.
"Jihoon—"
"Aku pikir, aku sudah gila sekarang. Aku mencium mu, aku juga ingin memelukmu, lalu nanti apa? Cih! Lee Jihoon gila..." Racaunya di pelukan Soonyoung. Pria itu menghela nafasnya, lalu membalas pelukan tersebut sembari mengelus kepala Jihoon dengan lembut.
Lelaki itu terus meracau tak jelas dengan posisi yang masih memeluk tubuh Soonyoung dan menyandarkan kepalanya di dada bidang pria itu. Entah kenapa, Jihoon dalam keadaan begini malah terlihat lucu ditambah dengan bibir yang tidak berhenti mengucapkan kata-kata yang tidak jelas.
"Ouh, kau tadi sangat pintar bicara...itu kenapa aku memberikan mu hadiah barusan" Ujarnya.
"Mwo? Hadiah? Kapan?" Tanya Soonyoung kebingungan sendiri.
Jihoon mendongakkan kepalanya dengan bibirnya yang mengerucut tanda kesal kepada Soonyoung, "yang barusan~!"
"Apa? Aku tidak tau..."
Jihoon berdecak, kemudian lelaki itu tanpa aba-aba duduk diatas pangkuan Soonyoung, lalu mengalungkan tangannya di leher pria itu dan kembali menempelkan bibir mereka. Hanya sebatas kecupan, "Jihoonie, tadi memberikan hadiah itu~!!" Katanya.
"Jihoonie?"
"Uhm! Jihoonie! Aku suka dipanggil begitu oleh ibuku dulu, imut bukan? Hehehe..." Soonyoung tersenyum, lalu mengusap pucuk kepala lelaki itu dengan gemas.
Ah, bagaimana Tuhan bisa menciptakan makhluk seperti Lee Jihoon? Dan inilah mereka sekarang, dipertemukan dari sebuah ketidaksengajaan dan membuat Soonyoung bisa jatuh hati dalam sekejap pada lelaki di pangkuannya ini. Entah nasibnya yang terlalu bagus, karena dipertemukan dengan Jihoon. Atau malah nasib Jihoon yang sedang buruk, karena dipertemukan dengan manusia sepertinya.
"Soonyoung..." Panggil Jihoon.
"Hm, kenapa?"
"Aku mencintaimu..." Ujarnya pelan.
"N-ne?"
"Aku mencintaimu Kwon Soonyoung...a-aku—" ucapan lelaki itu terpotong, karena tiba-tiba saja Jihoon pingsan tak sadarkan diri di pangkuan Soonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides 2 || Soonhoon
Fanfiction[Version: 2/2] - "Love and happiness that changed him" - ⚠️ B×B Mpreg Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A J E O N N I E 2021