Disclaimer : ⚠️
Murder, blood, weapons, etc.
•••
Soonyoung berdiri tepat di depan sebuah penginapan di atas bukit yang lumayan jauh dari pusat kota, ia mengunjungi tempat itu sendirian tanpa pengawalan sedikitpun. Tujuannya sudah jelas, ia ingin mengambil surat itu. Namun, begitu ia hendak berjalan masuk ke arah pintu penginapan tersebut, ia langsung dihadang oleh dua orang penjaga bertubuh besar dilengkapi oleh senapan.
"Maaf anda tidak boleh memasuki tempat ini, tanpa surat izin dari pengirim anda" Ujar salah satu dari mereka dengan penuh penegasan. Soonyoung tersenyum miring seraya menatap kedua pria bertubuh besar itu secara bergantian, lalu tanpa aba-aba dan peringatan, Soonyoung langsung memukul kedua pria itu dengan keras dibagian perut, hingga keduanya kompak termundur beberapa langkah.
"Hama pengganggu..." Gumamnya.
"Yaish! Tembak dia!" Seru salah satu dari mereka, mereka sibuk mengarahkan senapan milik mereka ke arah Soonyoung. Namun, yang dibidik hanya tersenyum sembari memprovokasi mereka, "tembaklah...akan ku buat kalian pergi ke neraka lebih dulu" Ucap Soonyoung tanpa rasa takut sedikitpun.
Kedua pria itu kompak mengarahkan senapan mereka ke kepala Soonyoung dari jarak yang lumayan dekat, mereka siap untuk menembaknya kapan saja dan...
Ctakk!
Kedua senapan itu mengeluarkan bunyi tersebut secara bersamaan yang menandakan, bahwa senapan itu tidak berisikan peluru alias kosong. Keduanya tampak bingung dengan apa yang terjadi pada senapan mereka, padahal seingat mereka senapan itu sudah mereka siapkan sebelum dan mengisinya dengan peluru. Tapi yang terjadi, entah kemana hilangnya peluru yang baru mereka isi tersebut.
"Sudah? Baiklah, giliran ku..." Ujar Soonyoung, lalu mengeluarkan pistol miliknya dan menembak kedua pria itu tepat di bagian dada mereka, hingga keduanya tergeletak tak bernyawa dihadapan Soonyoung.
Ia menatap kedua mayat pria itu sejenak, lalu mendongakkan kepalanya ke arah kamera pengawas yang terpasang di sudut atas dinding. Ia mengangkat pistolnya, dan menembak kamera itu tepat di lensanya hingga tak berfungsi lagi.
Setelah itu, ia mengisi penuh pistolnya dengan peluru yang ia bawa di sakunya. Kemudian, ia mendobrak pintu di depannya dan menembaki setiap penjaga yang menghalangi jalannya, serta setiap kamera pengintai yang membatasi pergerakannya. Setelah menyingkirkan mereka semua, Soonyoung berjalan ke arah ruangan cctv terlebih dahulu dan untungnya tak ada orang disana jadi ia bisa menghapus semua file rekaman cctv di penginapan tersebut tanpa sisa dan menonaktifkannya.
Selesai dengan cctv, Soonyoung langsung menuju ke tempat utama dimana surat itu berada. Dan ia tau, masih ada satu orang lagi yang harus ia bereskan di dalam.
Ia membuka pintu besar di hadapannya dan menemukan seorang pria tengah duduk di kursi kebanggaannya, itu Vittori De Luca. Seorang pria berkebangsaan Italia-Korea, salah satu kepercayaan yang diutus dari pendiri kartel narkoba di Italia, untuk menjaga surat kerja sama tersebut. Tentu saja Soonyoung mengenalnya, sangat malah.
"Ciao, Soonyoung" Sapa pria itu sambil tersenyum ke arah Soonyoung.
"Vittori..." Gumamnya.
"Lama tidak bertemu, ada perlu apa datang kesini? Ah, kau sudah mendengar jika kami mempunyai obat jenis baru dari Italia? Baguslah, katakan seberapa banyak yang kau mau, aku akan pesankan ke pusat"
Soonyoung hanya diam menatap pria itu dengan tatapan tajamnya, ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah kursi dimana pria itu duduk dengan bangganya. Soonyoung mendekatkan wajahnya dengan wajah pria itu, tangan kirinya yang berbalut sarung tangan dengan penuh bercak darah mengelus pipi hingga rahang pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides 2 || Soonhoon
Fanfic[Version: 2/2] - "Love and happiness that changed him" - ⚠️ B×B Mpreg Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A J E O N N I E 2021