Disclaimer:
This part contains sadism, blood, murder, etc.
Jadi, bagi yang ga bisa baca part seperti ini, silahkan ditutup demi kebaikan bersama ya.
•••"Apa?! Ibumu di bunuh oleh pria itu juga? b-bagaimana bisa?" Soonyoung menghela nafasnya, lalu memejamkan matanya. Ia sendiri bahkan tak tau, alasan sebenarnya kenapa ayahnya tega membunuh ibunya dengan sadis. Bahkan, ia mengetahui dimana ibunya dibawa setelah di bunuh. Soonyoung mulai menceritakan semuanya pada Jihoon.
Malam itu, adalah mimpi buruk paling mengerikan Soonyoung. Suatu titik dimana, nasib dan kehidupannya berubah begitu drastis setelah kepergian ibunya. Malam itu, pertengkaran kedua orangtuanya terjadi, keduanya berdebat satu sama lain entah soal apa, Soonyoung tak tau. Usianya saat itu, baru menginjak 15 tahun. Ya, seorang remaja laki-laki yang seharusnya masih memerlukan kedua orangtuanya, kasih sayang, cinta dan juga kehangatan dari mereka. Namun, yang Soonyoung dapat hanyalah perdebatan antara keduanya, tak ada kehangatan yang dia dapat di dalam keluarganya, kedua orangtuanya terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Biar begitu, Soonyoung sangat menyayangi keduanya. Terutama sang ibu yang selalu datang ke kamarnya setelah ia pulang bekerja, hanya untuk mengeceknya sudah tidur ataupun belum, mengecup keningnya dan mengucapkan selamat malam. Sedingin apapun sifat ibunya yang bisa ia lihat, ibu tetaplah ibu yang akan memberikan kasih sayang kepada putra semata wayangnya. Sayangnya, kehangatan itu seketika direnggut dalam satu malam. Setelah pertengkaran hebat yang terjadi, ayahnya tak bisa menahan diri dan berakhir menusuk ibunya dengan sadis hingga ibunya tergeletak tak bernyawa, bersimbah darah di lantai kamar orangtuanya. Soonyoung yang saat itu mengintip di celah pintu yang terbuka, seketika mematung. Ia tak berani untuk menolong ibunya, satu-satunya yang ia ingat adalah wajah ibunya yang menatapnya, meneteskan air mata dengan membisikkan kata maaf tanpa suara, sebelum akhirnya tak sadarkan diri.
Kemudian, ia masih menyaksikan bagaimana jasad ibunya itu di masukan ke dalam sebuah koper yang cukup besar oleh ayahnya, dan dibawanya ke arah belakang rumahnya yang berhadapan langsung dengan lautan lepas. Soonyoung melihat semua yang dilakukan ayahnya malam itu, ayahnya menenggelamkan jasad ibunya ke laut, dan koper bekas jasad ibunya itu dibakar untuk menghilangkan bukti. Kemudian, ayahnya kembali ke kamar dengan membawa sebuah ember dan kain untuk membersihkan darah milik ibunya. Saat itu, Soonyoung terlalu pengecut untuk sekedar bertanya pada ayahnya, hingga sampai sekarang ia menyimpan rahasia itu sendiri, rahasia bahwa ia menjadi satu-satunya saksi mata kematian ibunya.
"Kenapa kau tak melapor saat itu?" Tanya Jihoon.
"Aku terlalu pengecut saat itu, bahkan menatap matanya saja saat itu aku tidak memiliki keberanian sedikitpun, jika pun aku melapor pria itu mungkin tak akan membiarkan ku hidup sampai saat ini, he's a psycho" Tutur Soonyoung.
Jihoon yang mendengar segala penjelasan pria itu lantas menghela nafasnya. Jadi, selama ini Soonyoung as Edward, di peralat oleh pembunuh ibunya sendiri. Dan alasan Soonyoung masih berada di posisinya itu adalah ibunya, ia masih ingin mengungkapkan apa alasan pria itu menghabisi nyawa ibunya.
Sama seperti Jihoon, ia berada dalam lingkup pekerjaan penuh resiko ini juga karena ibunya. Ia hanya ingin menuruti permintaan terakhirnya, untuk mencari siapa yang telah membunuh ayahnya. Jika bukan karena itu, mungkin sekarang Jihoon tidak ada disini.
Mereka punya tujuan yang sama yaitu, mencari alasan dan kebenaran tentang kematian kedua orang tua mereka, serta Jihoon yang ingin segera mengakhiri kasus besar ini segera dan menangkap pelakunya.
"Sebelum itu, kau terlibat beberapa banyak dengan misi pria itu?" Celetuk Jihoon sambil melirik ke arah pria itu.
"Entahlah, aku hanya bagian mengawasi jika ada penyelundupan, jual beli obat dan juga menembak mati orang" Jelas pria itu kelewat santai, tentu hal itu menarik atensi Jihoon untuk menatapnya.
"Kau bahkan membunuh orang juga? Wah, kau tak jauh beda dengan psycho itu..." Soonyoung menghela nafasnya, lalu berjalan ke arah Jihoon dan mendudukkan dirinya tepat di sebelah lelaku itu.
"Ya, ku akui aku memang sebajingan itu. Toh, disini aku hanya ingin menyelamatkan diri dari kematian"
"Dasar egois, kau menyelamatkan diri dari kematian tapi malah menumbalkan seseorang" Sahut Jihoon ketus.
Soonyoung tersenyum, kemudian menatap Jihoon yang duduk dengan melemparkan tatapan kesal padanya, "Jihoon, belum saatnya untuk aku mati. Aku tau, suatu saat aku pasti mati...tapi, setelah aku tau alasan kematian ibuku"
Jihoon memutar bola matanya malas, "Ya, terserah kau saja Edward. Sekarang, biarkan aku memberimu perintah..."
"Hmm, baiklah. Katakanlah"
"Hilangkan semua bukti keterlibatan mu dalam masalah ini, aku akan membantumu. Namun, aku tidak akan bergerak disini, aku akan meminta rekan-rekan ku yang lain. Jadi, pastikan jangan sampai ada bukti keterlibatan mu yang tertinggal, jika kau ceroboh...ku pastikan, ini akan sulit untuk ditangani nantinya. Dan, akan ada masalah yang jauh lebih besar akan timbul"
•••
Pria itu berjalan dengan santainya menyusuri lorong sepi dengan penerangan yang redup, tangan kanannya merogoh saku celananya dan mengambil sebuah kunci, lalu membuka pintu besar yang ada di hadapannya. Beruntung sekali ia memiliki tugas untuk mengawasi seperti ini. Jadi, cukup mudah pula ia menghilangkan semua bukti keterlibatannya dalam masalah ini.
Ia menarik kursi yang ada disana, dan mendudukkan dirinya dengan nyaman. Jari-jarinya menarik diatas papan keyboard yang ada di depan layar besar itu, ia membuka beberapa tempat penyimpanan cctv, lalu menghapus beberapa rekaman dari sana tanpa meninggalkan satupun jejak yang menunjukkan bahwa ia juga seorang pelaku.
Tak berhenti sampai disitu, Ia kemudian beranjak mengambil beberapa berkas map yang ia sudah siapkan dengan bantuan dari Jihoon juga tadi. Ia membawa berkas itu, ke ruangan milik ayahnya. Sebelum itu, ia mematikan lampu dan cctv di dalam ruangan tersebut. Setelahnya, ia menukar beberapa map berisi file asli dengan map yang ia bawa. Lalu, ia juga menempelkan alat penyadap suara di tempat yang tak bisa ditemukan oleh siapapun.
Terakhir, ia membakar senjata yang sering ia gunakan untuk menembak mati seseorang disebuah tempat yang jauh, pria itu tersenyum miring melihat kobaran api yang ada di depan matanya tersebut, "Aku akan membalaskan semuanya, aku akan menghancurkan mu dari dua sisi, Kwon Jiyoung..."
#Two_Sides2
•••
Bingung sama alurnya ga? Kalo iya bilang ya...biar kita sama2 nyaman. Makasih yg udah baca, good night and stay safe all<3!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides 2 || Soonhoon
Fanfiction[Version: 2/2] - "Love and happiness that changed him" - ⚠️ B×B Mpreg Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A J E O N N I E 2021