Soonyoung menyimpan ponselnya ke dalam saku jas yang ia gunakan, lalu segera turun dari mobil yang baru saja ia parkirkan tepat di depan sebuah gedung tua yang merupakan markas persembunyian milik sepupunya, Seungyoun. Setibanya ia disana, Soonyoung disambut oleh para bawahan Seungyoun yang langsung mengantarnya ke tempat dimana, sepupunya itu berada.
Sebuah tanah lapang dibelakang gedung tua itu, Seungyoun berada disana dengan senapan ditangannya dan tengah membidik sesuatu di sebuah pohon yang lumayan jauh jaraknya dari tempat pria itu berdiri. Akhir-akhir ini, Seungyoun memang tengah melatih kemampuannya dalam menembak, walaupun pria itu sebenarnya sudah sangat pandai menembak dibandingkan Soonyoung sendiri.
"Oy Cho Seungyoun!" Panggil Soonyoung, sesaat setelah Seungyoun berhasil menembak target bidikannya. Pria itu menurunkan senapannya, lalu berbalik menatap Soonyoung yang berdiri tepat dibelakangnya.
"Ah, kau sudah datang rupanya. Jadi, kita mulai darimana dulu?" Ujar pria itu, Soonyoung menatapnya sembari menyeringai, "ambil alih semua sumber uangnya, lalu rampas wilayah kekuasaannya dengan begitu, ia akan menyerah dengan sendirinya"
Seungyoun berdecih, "pria itu tidak akan hancur dengan semua cara itu, Soonyoung-ah"
"Arra. Tapi, setidaknya dia bisa tersiksa dengan hidup tanpa uang dan kekuasaannya" Ucap Soonyoung dengan santainya.
"Geurae...berapa orang yang kau perlukan?" Tanya Seungyoun sembari melemparkan senapannya ke hadapan Soonyoung, yang untungnya senapan berharga fantastis itu langsung ditangkap oleh Soonyoung. Jika tidak, entahlah bagaimana bentukan senapan mahal itu jika sudah menyentuh tanah beberapa saat lalu.
"Sekiramu saja perlu seberapa banyak" Pria itu tampak berpikir sebentar, "semua. Baiklah, akan ku kerahkan semua bawahan ku" Soonyoung memutar bola matanya malas, lantas untuk apa si bajingan ini bertanya tadi?
•••
Beberapa bulan kemudian
Pesan email tak dikenal terus masuk, beberapa Minggu belakangan. Hal itu, semakin lama membuat Jihoon semakin risih dan pada akhirnya membaca satu-persatu pesan yang masuk ke akun email pribadinya. Sebuah pesan anonymous, yang mempunyai isi tak jauh berbeda dengan pesan-pesan lainnya. Jihoon menghela nafasnya pelan, siapa orang dibalik email spam ini? Apa maksudnya?
Anonymous 2 menit yang lalu
Kepada Saya ↓Usahamu akan sia-sia, dia pada akhirnya tidak akan memihak mu. Dia hanya ingin memanfaatkan mu, menyerah dan tutup kasus itu. Masa jaya mu akan segera berakhir, Bitch detective!
Begitulah isi pesan dari semua email tak dikenal itu. Jihoon menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya, kemudian memejamkan matanya sejenak. Sebelum akhirnya, ia harus kembali membuka matanya setelah ada bunyi notifikasi email baru yang masuk ke ponselnya. Kali ini pengirimnya masih sama, tapi isi pesannya berbeda.
Anonymous 1 menit yang lalu
Kepada Saya ↓Kau akhirnya membaca pesan ku. Jika kau menghargai nyawamu dan rekan-rekan mu, tinggalkan pria itu. Dia hanya memanfaatkan mu, berhentilah bersikap bodoh karenanya.
Entah kau sudah tau, atau hanya bersikap tidak peduli akan fakta ini karena kau mencintainya dan mementingkan cintamu, lalu menyelamatkan pria itu dari hukum, meski ia juga bersalah dalam hal ini. Dia yang membunuh pria itu, dan Doyoung ia jadikan bonekanya. Dan, Kwon Soonyoung dia putra kandung Kwon Jiyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides 2 || Soonhoon
Fanfiction[Version: 2/2] - "Love and happiness that changed him" - ⚠️ B×B Mpreg Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A J E O N N I E 2021