Beberapa minggu belakangan Jeonghan dan Seungcheol merasa ada yang aneh dengan Jihoon. Pasalnya, lelaki itu tampak selalu sibuk berpergian keluar dan jarang sekali berada di kantornya. Jikapun datang ke kantor, dengan tiba-tiba memberi perintah ini dan itu kemudian pergi lagi entah kemana. Bahkan, saat agenda penyelidikan mereka berlangsung, Jihoon akan selalu pergi ke suatu tempat yang berbeda dengan tim mereka dan meminta Seungcheol untuk menghandle timnya, saat ia pergi.
Sebenarnya, kemana Jihoon saat itu?
Jawabannya, Jihoon juga mengerjakan tugasnya. Ia mengambil sebuah jalan pintas, untuk membantu penyelidikan kasus ini supaya lebih cepat usai, dengan tuas yang kini ia coba untuk kendalikan. Edward Kwon, pria itu adalah tuas dari masalah ini. Jika ia bisa mengendalikan pria itu, maka ia akan dengan mudah mencapai apa yang ia inginkan.
Sejauh ini, proses pendekatannya terhadap pria itu berjalan mulus-mulus saja. Bahkan, sudah berhasil mengantongi beberapa informasi tambahan yang ia dapatkan secara tidak langsung dari pria itu. Jihoon dengan sengaja mendekati pria itu, membuatnya tertarik padanya dan secara halus menggali informasi dari pria itu. Sebenarnya cara ini cukup riskan, bisa saja di waktu-waktu yang tak terduga pria itu tiba-tiba mencurigainya. Itulah kenapa Jihoon sangat berhati-hati dalam mengatur cara bicara dan tutur bahasanya, agar tak membuat pria itu menaruh curiga padanya.
"Kau sibuk sekali kelihatannya..." Celetuk Jihoon yang baru saja masuk ke ruang kerja, milik Edward Kwon a.k.a Soonyoung. Pria yang tadinya fokus menatap layar laptopnya, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Jihoon yang berjalan masuk dan mendudukkan dirinya di sofa berwarna merah, tak jauh dari meja kerja Soonyoung.
"Tidak juga, hanya mengecek saja beberapa masalah...kenapa kemari?" Tanyanya.
"Hey, apa seorang teman tidak boleh mengunjungi temannya? Lagian, aku sudah mencari mu di berbagai meja VVIP di luar, tapi aku tak menemukan mu" Ujarnya terus terang, hingga membuat pria yang duduk di kursi kerjanya itu tersenyum tipis.
"Kau merindukan ku?" Jihoon berdecih. Kemudian menyandarkan dirinya di sofa, sambil tersenyum kecil ke arah Soonyoung, "sedikit...?" Ujarnya, sambil terkekeh.
Soonyoung pun beranjak dari kursinya, lalu mendekat ke arah Jihoon dengan kedua tangannya yang berada di dalam saku celananya. "Mau minum?"
Jihoon mengangguk kecil, "Tolong yang kadar alkoholnya sedikit, toleransi ku cukup buruk asal kau tau..."
Pria itu tersenyum, "Baiklah..."
—
Soonyoung menyesap minumannya, matanya tak pernah ingin lepas dari lelaki yang duduk di sebelahnya ini. Yang di pandangi, tentunya sadar dan hanya melemparkan senyuman tipisnya seraya menikmati rasa pahit dan manis dari cairan yang teguknya.
"Kau sudah punya kekasih?" Tanya pria itu sambil menggoyang-goyangkan gelas di tangannya.
Jihoon menghela nafasnya, "Tidak, aku tidak tertarik untuk mengikat diri di dalam suatu hubungan. Lagipula, menjadi kekasih juga tidak akan bertahan lama karena manusia pasti punya rasa bosan dan titik jenuhnya masing-masing..."Tuturnya.
"Kenapa begitu, bukannya memiliki seorang kekasih itu bagus?" Tanya Soonyoung.
Jihoon berdecih, "Apa bagusnya?"
"Eum... seperti, kau punya seseorang yang bisa memerhatikan mu, menyayangi mu, mencintaimu dan memanjakan mu...ah, satu lagi juga memuaskan mu"
Jihoon menggelengkan kepalanya, itu hanya pemikirannya jika punya kekasih akan seperti yang dia katakan. Padahal nyatanya, banyak orang yang mengikat diri di suatu hubungan namun bukannya bahagia malahan sengsara, mereka juga tertekan karena pasangannya. Tidak perlu jauh-jauh, ia hanya belajar dari kisah ibu dan ayahnya. Ibunya sangat mencintai ayahnya, namun apa? Ibunya malah menelan kenyataan pahit dan berakhir dikhianati karena ayahnya berselingkuh dengan seorang wanita yang juga sudah berkeluarga.
Itu alasan Jihoon, tak ingin mengikat diri dalam suatu hubungan. Ah, bukan tak ingin tapi ia hanya merasa takut jika sekarang atau nanti, kisah pahit ibunya juga terulang padanya.
"Itu hanya bayanganmu saja, nyatanya tak ada hubungan yang seindah itu..." Sahut Jihoon sambil meletakkan gelasnya yang sudah kosong di atas meja.
"Darimana kau tau?"
"Aku melihatnya dari kisah temanku, mereka memang terlihat sangat romantis, padahal aslinya mereka selalu berdebat hanya karena hal-hal konyol" Ucapnya asal. Tidak asal juga sih, itu sebenarnya nyata karena ia tengah menceritakan kisah Seungcheol dan Jeonghan dari sisi yang ia lihat.
"Hei, bukankah itu wajar—"
Tok tok tok!
Keduanya kemudian menoleh, seseorang mengetuk dan masuk ke dalam ruangan Soonyoung. Seorang pria berpakaian rapih dan lumayan tampan, jika dilihat dari sisi Jihoon. Pria itu membungkukkan tubuhnya, dari situ Jihoon mulai berpikir bahwa pria ini pasti salah satu anak buah Soonyoung.
"Kenapa?" Tanya Soonyoung ketus.
"Maaf mengganggu waktu anda, tapi ada tamu yang ingin menemui anda tuan..." Ujar pria itu dengan sopan.
Soonyoung menghela nafasnya, kemudian beranjak dari posisinya, kemudian merapikan kemeja yang ia gunakan. "Aku akan kesana, kau duluan saja..." Ujarnya.
Setelah itu, pria berjas tadi membungkukkan tubuhnya sebelum pergi dari ruangan Soonyoung. "Siapa itu, anak buah mu kah?" Tanya Jihoon santai seraya menikmati minuman ditangannya.
Soonyoung tersenyum, "Pegawai ku lebih tepatnya, kalau begitu aku tinggal sebentar...aku tak akan lama" Jihoon berdehem, dan kemudian pria itupun pergi.
Sepeninggal Soonyoung, tentu saja Jihoon tak menyia-nyiakan kesempatan yang ia punya. Ia meletakkan gelasnya, dan segera mencari-cari informasi lebih yang disimpan pria itu. Jihoon membuka satu-persatu, laci demi laci yang ada di ruangan Soonyoung. Membuka setiap map yang ia temui dan memotret beberapa yang menurutnya adalah informasi dan penting, untuk ia ambil untuk bahan penyelidikan.
Tak hanya itu, ia juga membuka laptop pria itu mencari file atau folder rahasia yang mungkin berisi informasi penting di dalamnya. Namun sayang, ia tak menemukannya. Ia menghela nafasnya, namun tak lama kemudian muncul sebuah email masuk di layar laptop milik pria itu. Tanpa basa-basi lagi, Jihoon membuka email yang baru saja masuk tersebut.
"Wah, ini tak semudah yang ku kira..." Gumamnya.
#Two_Sides2
---
Sorry kalo ada typo ya, semoga suka selamat malam dan jaga kesehatannya ya♡!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides 2 || Soonhoon
Fanfiction[Version: 2/2] - "Love and happiness that changed him" - ⚠️ B×B Mpreg Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A J E O N N I E 2021