Two Sides² : "Haruskah?"

1.6K 197 13
                                    

Derap kakinya menggema di penjuru lorong, langkahnya yang angkuh dan sorot matanya yang tajam, mencerminkan siapa sosok yang berkuasa disini. Pria itu membuka pintu yang berada dihadapannya, dan masuk kesana dengan mata yang mengedar ke penjuru isi ruangan tersebut. Namun, tak menemukan seseorang yang ia cari.

"Kemana dia?"

"Sedang apa kau disini?" Suara lain di dalam ruangan itu mengalihkan pandangannya, ia berbalik dan mendapati sosok putranya yang berdiri diambang pintu, sebelum akhirnya melangkahkan kakinya masuk dan melewati sang ayah tanpa rasa peduli sedikitpun akan keberadaannya.

Pria itu membuka jas yang ia gunakan, lalu melemparnya ke atas sofa. Kemudian ia berjalan ke sebuah ruangan lain di kamarnya, lalu membuka salah satu lemarinya untuk mencari piyama yang akan ia gunakan malam ini."Kau baru pulang? Kau having sex lagi?"

Brak!

Pintu lemari dihadapan pria itu ditutup dengan kencang, hingga menghasilkan bunyi yang menggema di seluruh ruangan tersebut. Pria itu menarik nafasnya, lalu menghembuskannya sebelum pergi mengganti pakaiannya di kamar mandi.

"Ayah sudah bilang, jangan membuat hubungan apapun dengan wanita, ataupun lelaki manapun, Soonyoung-ah" Ujar pria paruh baya itu dengan lantang.

Setelah selesai, Soonyoung keluar dari dalam kamar mandi, lalu berjalan menuju ranjang berukuran king sizenya, setelah itu mengambil ponsel miliknya untuk mengabaikan keberadaan ayahnya disana. Sungguh, ia paling malas berurusan dengan pria satu ini, jika bukan karena pekerjaan yang terpaksa ia lakukan.

"Kwon Soonyoung!—"

"Bisakah kau berhenti mengikut campuri kehidupan ku, Jiyoung–sshi?" Ujar Soonyoung tanpa menatap ayahnya sedikitpun.

"Soonyoung!—"

"Ini hidupku, aku yang memegang kendali atas kehidupan ku, bukan kau. Lebih baik urusi saja pekerjaan mu, atau berjudi saja sana daripada harus repot-repot mengurusi ku" Yang lebih tua menghela nafasnya, sebelum akhirnya memutuskan pergi dari kamar putranya. Bunyi dentuman pintu kamar Soonyoung yang di tutup dengan keras, menandakan pria itu sudah benar-benar pergi.

"Si tua bajingan itu...ck!"

•••

Jihoon menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya, dengan teman-temannya yang berada di kelilingnya. Jeonghan yang sibuk mengipasi lelaki itu dengan kertas ditangannya, Seungcheol  dan Seokmin yang sibuk mengoceh dan Wonwoo yang hanya diam sambil mengecek keadaan Jihoon yang mabuk untuk pertama kalinya.

"Ck, kau ini...kenapa masih meladeni pria mesum itu, huh? Bagaimana jika kau dibawanya, lalu mela—"

"Aigoo hyung, aku juga tidak bisa membayangkan bagaimana jika kejadian seram itu terjadi pada, Jihoon hyung. Ah, aku takut sekali..." Timpal Seokmin.

"Kau tau namanya, ayo kita cari dan tangkap dia! Aish, pria itu harus diberi pelajaran—"

"Yah bajingan, bisakah kau diam? Kepalaku tambah pusing mendengar ocehan mu itu!" Seungcheol menatap Jihoon sebal.

"Apa katamu? Kau mengataiku—"

"Hyung, diam lah. Nanti saja mengomelnya, biarkan Jihoon sadar dulu sepenuhnya. Jika begini, kau malah habis dikata-katainya" Kata Wonwoo menengahi, dan Seungcheol berdecak lalu mendudukkan dirinya di kursi miliknya sambil memijit pelipisnya dengan Seokmin yang memijat bahunya.

Jeonghan menghela nafasnya, "untungnya pria itu tak mencekoki mu obat perangsang, hoon"

"Jeonghan hyung..."Tegur Wonwoo, dan lelaki berambut blonde itu segera mengatupkan bibirnya dan lanjut mengipasi wajah Jihoon lagi.

Sejam berlalu, kesadaran Jihoon perlahan mulai kembali pulih dan kini perlahan ia sudah sadar sepenuhnya, walau kepalanya masih agak pening efek dari minuman yang ia minum tadi di Club. Jeonghan menyodorkan segelas air putih padanya, lalu Jihoon meraih gelas itu dan meneguk isinya hingga tandas, kemudian kembali menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya.

"Lebih baik kau pulang saja, biar aku dan Seungcheol yang menghandlenya untuk hari ini. Kau bisa istirahat di rumah malam ini, akan ku minta Seokmin untuk mengantarmu pulang" Lelaki itu hanya berdehem, menuruti hyung satunya itu. Kemudian Jeonghan menelpon Seokmin dan memintanya datang ke ruangan mereka.

Setelah Seokmin datang, pria itu hendak membantu Jihoon untuk berdiri, namun dengan cepat Jihoon menolaknya dan memilih berdiri sendiri. Lalu ia berpamitan untuk pulang, pada keduanya sebelum akhirnya pergi. Selama di perjalanan pulang, Jihoon benar-benar tidak banyak bicara karena kepalanya yang masih pening.

"Seokmin-ah, di depan sana... tolong belikan aku Jajangmyeon" Ujar Jihoon lirih, sembari menyodorkan kartu miliknya pada Seokmin.

"Ah, ne...eum, bolehkah—"

"Belilah, tapi jangan lama-lama aku ingin pulang" Potong Jihoon sembari menutup matanya dan bersandar pada kursi mobil Seokmin.

"Siap Hyung!" Sahut Seokmin kelewat antusias.

Lalu mobil pria itu berhenti sejenak di depan kedai Jajangmyeon, dan Seokmin turun kesana untuk memesan dua porsi Jajangmyeon, untuknya dan satu lagi untuk Jihoon. Setelah itu, pria itu segera kembali ke mobil dan mengantarkan Jihoon kembali ke rumahnya—ah, lebih tepatnya apartemennya.


Jihoon merebahkan dirinya di atas ranjangnya, lalu mendongakkan kepalanya menatap bingkai foto yang ada diatas meja nakasnya. Tangannya meraih bingkai foto tersebut, dan menatapnya beberapa saat. Ia menghela nafasnya, lalu tersenyum tipis ketika ibu jarinya mengelus foto seorang wanita yang berdiri disisi kanannya, pada foto tersebut.

"Haruskah aku melakukannya? Ibu pun tau, jika aku membencinya" Ujarnya lirih sembari menatap foto ibunya.

"Tapi demi keinginan ibu, aku akan melakukannya. Semoga ibu bahagia dengan apa yang kulakukan untukmu..." Lanjutnya, sebelum akhirnya ia terlelap sambil memeluk bingkai foto tersebut.




















#Two_Sides2
•••
Two Sides 2 updatenya Rabu—Minggu ya mulai sekarang, syukur banget ini bisa nyesuain waktu buat update. Semoga suka ya, sorry kalo pendek.
Jaga kesehatannya, luv u<3!!

Two Sides 2 || SoonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang