Natalia menggerutu dijalan bagaimana tidak, niat mau liburan malah kerja sosial inimah. Ceritanya Sagara mau mengajak Natalia ke kebun teh gitu biar romantis atau apa gitu tapi malah ketemu kecelakaan beruntun di perjalanan. Jadilah Natali jadi dokter darurat dadakan, ia ikut serta memberikan pertolongan darurat untuk beberapa korban karena ambulan pun tidak bisa langsung mengangkut banyak orang. Belum lagi dengan pernyataan nya sebagai saksi.
Tetapi syukurlah kamera dashboard milik Sagara merekam semuanya sehingga mereka tidak harus di introgasi lama-lama. Dan belum juga dengan suasana macet ketika mereka memilih untuk kembali ke jalan pulang. Berakhirlah mereka berdua di hotel semalaman. Baiklah hal ini bukan refresing malah ngejadiin Natalia tambah mumet dan badannya serasa remuk, belum lagi nanti ia harus bekerja.
Natalia melayangkan tatapan menjengkelkan pada Sagara, kini mereka sedang sarapan.
"Lain kali nggak usah gaya-gayaan ngajakin gue liburan deh, ngeselin lo." Kata Natalia sambil mengaduk-aduk makananya.
"Yaa sorry," Jawab Sagara,
Natalia berdiri dari tempatnya,
"Udah ayok pulang sekarang keburu macet ntar." Kata Natalia, matanya sudah seperti panda karena masih butuh banyak waktu untuk tidur.
Sagara mengagguk meninggalkan tempat mereka beristirahat.
Melihat sekeliling Natalia semakin sebal. Style Sagara saat ini sungguh merusak pandangan mata Natalia. Dan masker yang dari kemarin malam Sagara gunakan tidak kunjung ia buka. Apa nggak panas apa tuh cowok?
Natalia berinisiatif mencolek Sagara,
"Nggak ada gunanya lo pake masker mending lo copot aja." Kata Natalia penasaran dengan respon Sagara.
"Emang keliatan banget ya kalo gue?" Tanya Sagara sambil memperlihatkan wajahnya.
Natalia yang shock pun langsung menarik kembali masker Sagara keatas menutupi wajahnya.
"Becanda goblok becanda ah gaseru lo." Kata Natalia lalu pergi begitu saja.
Sagara terkekeh ia juga tau Natalia hanya menggodanya karena sedari kemarin ia hanya berbicara secukupnya.
Sesampainya di mobil kini Sagara membuka bicara.
"Gue minta maaf soal kemarin." Kata Sagara tiba-tiba, dari kemarin ia sedang menyiapkan mentalnya untuk berbicara dengan Natalia. Ia tidak tau harus menjelaskan dari arah mana dulu.
Nata yang sedang memasang sabuk pengaman pun memandang tanya kearah Sagara,
"Berhenti bahas kemarin, kita cuma pura-pura kan? Gue nggak mau tau kehidupan lo lebih lanjut." Ucap Natalia,
Sagara pun menahan semua kata-kata yang telah dirangkainya semalaman. Rasa tidak nyaman menyeruak di dadanya.
"Tapi gue janji akan ngelindungin lo apapun itu." Kata Sagara serius, tetapi Natalia tidak mau mendengarnya ia memusatkan pandangannya keluar jendela berpura-pura tidak mendengar apapun. Sagara menarik nafas mencoba bersabar menghadapi gadis ini lalu melanjukan mobilnya.
****
Siang ini Sagara baru saja menghempaskan diri di kasurnya. Ia sangat lelah.
Tiba-tiba ponsel yang sedang ia isi faya berbunyi keras menandakan panggilan. Sagara mengambilnya dan ternyata ada puluhan daftar panggilan tak terjawab dan sebagian besar dari Rio.
Belakangan ini ia memang tidak berhubungan dengan Rio. Buat apa? Lagian Rio juga sudah sehat walafiat. Entahlah apalagi kabar yang akan dibawah bocah kunyuk ini sekarang.
Begitu tersambung langsung terdengar umpatan dari Rio,
"Anjing darimana lo! Biadap cepet ke Rumah Sakit Anak Pelita Kasih Raven masuk rumah sakit." Kata Rio,
Sagara langsung bangun dari rebahannya dan mengambil kembali jaket dan dompet yang ia terkapar disampingnya.
"Gue berangkat sekarang." Kata Sagara,
"Tolong cepetan gue takut kalo dia siuman dan nyariin lo." Kata Rio
Sagara memutus sambungan teleponnya dan menuju ke Rumah Sakit Anak Pelita Kasih.
Begitu sampai Sagara langsung menuju keruangan matanya menatap dimana tubuh malaikat kecil nya sedang terbaring lemah pucat diatas brankar.
"Sebenarnya apa yang terjadi sih kenapa bisa kaya gini?" Tanya Sagara pada Rio dan Ibu Panti.
"Raven demam tinggi beberapa hari terakhir tapi kemarin ia pingsan dan dinyatakan demam berdarah. Saya minta maaf pak kemarin saya menelpon ke nomor bapak tapi nggak aktif jadi saya telpon Pak Rio." Jelas Ibu Panti,
Sagara meremas tangannya, benar kemarin ia bersama Natalia dan dengan sengaja mematikan hpnya ia takut dilacak oleh Romonya.
"Gue juga udah coba bobol dan lacak keberadaan lo tapi nggak ada hasilnya." Kata Rio,
Sagara mengagguk lemah, memang benar ini salahnya. Bagaimana bisa ia terlalu sibuk mengurusi orang lain sampai bocah kecil ini menjadi korban kelalaiannya.
"Karena lo udah dateng gue anter Bu Ani dulu ya kasian dari kemarin malem dia belum tidur. Sekalian gue ada ketemu klien mungkin nanti sore gue balik." Kata Rio,
"Iya makasih ya udah jagain Raven." Kata Sagara.
Setelah mereka pergi kini tinggal Sagara dan Raven dalam ruangan tersebut.
Sagara mengelus surai Raven dan menangis tanpa sadar. Ia memang tidak becus menjaga Raven, bagaimana bisa malaikat kecilnya menahan sakit beberapa hari dan beberapa bulan terakhir pula ia sangat sibuk dan tidak sempat menjenguk Raven.
"Papaa..." Kata Raven lirih membuat Sagara mendongakkan kepalanya menatap putranya.
"Udah bangun sayang? Mana yang sakit nak?" Tanya Sagara,
Raven hanya menggeleng lemas,
"Papaa.. Papa kenapa nangis?" Tanya Raven sambil menghapus air mata Sagara,
Sagara menggenggam tangan Raven,
"Kalo sakit jangan ditahan yaa sayang.. Maafin papa yah.. Papa sibuk banget sampai belum jengukin Raven." Kata Sagara sambil menahan sesak, sungguh bocah kecil satu ini mungkin kelemahan terbesarnya.
"Papa.. Raven kangen papa..." Kata Raven
"Iya sayang papa juga kangen Raven.." Balas Sagara sambil tersenyum.
Raven bangun dari tidurnya dengan lemas,
"Hey mau kemana nak?" Tanya Sagara
Tanpa diduga detik selanjutnya Raven memeluk Sagara erat.
"Papa.. Papa nggak boleh sedih udah Raven peluk papa nggak boleh nangis lagi yaa.." Kata Raven,
Mendengar kata-kata tersebut air mata Sagara tidak dapat dibendung lagi. Sungguh anak manis tak berdosa ini memang benar-benar anugrah dari tuhan.
Sagara melepaskan pelukan Raven lalu berkata,
"Raven.. Janji sama papa. Kamu kalo sakit jangan ditahan lagi ya nak, nanti papa bisa nangis lagi hm?" Kata Sagara,
"Iya pa.." Jawab Raven,
"Anak pintar.." Kini Sagara menelus kembali rambut Raven.
"Raven.. Raven harus cepat sembuh yah.. Nanti papa janji akan ajak Raven jalan-jalan kemana pun Raven mau oke?" Kata Sagara
Anak kecil tersebut mengangguk antusias.
"Nanti kita main-main di pantai ya pa? Raven mau main pasir." Ucap Raven polos,
Sagara mengagguk,
"Superhero nggak akan ingkarin janjinya.. Sekarang Raven minum obat ya sayang supaya cepet sembuh?" Bujuk Sagara,
Raven mengangguk antusias,
"Ayo papa.. Cepat kasih Raven obatnya Raven mau kepantai." Ucap Raven bersemangat.
Kini Sagara terseyum penuh arti, satu masalah kini sudah teratasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CELEBRITY SOULMATE
ChickLitSagara, artis papan atas yang selalu jadi perbincangan hangat kaum hawa karena paras nya yang nampak sempurna. Deretan prestasi menjadi nilai tambah dalam kariernya. Hampir tidak ada gosip miring yang mengotori jalannya, sebab tidak ada satupun piha...