35.

8.9K 752 1
                                    

Berkat Natalia yang memposting foto bersama dirinya kabar miring yang tadinya setengah benar menjadi hilang bagai ditelan bumi. Gadis itu bener-benar menepati janjinya untuk membereskan masalah Sagara dalam semalam. Tapi bukan begini mau Sagara batinnya terasa sakit saat melihat Natalia benar-benar melakukan hal tersebut. Rasanya Sagara mau marah tapi kembali lagi mau bagaimana pun dirinya dan Natalia belum mempunyai status yang dikatakan tepat untuk sekarang, ucapannya kemarin hanya menambah amarah Natalia. Bagaikan api yang di siram bensin kemarahan Natalia semakin menjadi, mungkin itu sebabnya Sagara bukan orang yang tepat untuk menenangkan Natalia.

Dirumah Sagara kini lampunya padam kondisi rumah yang berantakan menambah kesan horor bagaikan memberitahu semua dunia bahwa hari ini Sagara benar-benar berduka ia kehilangan lampunya.

Rio datang membawakan beberapa makanan ia yakin Sagara belum sempat makan dari kemarin. Sejak kepulangannya dari panti Sagara hanya diam dan sesekali menanggapi dengan tersenyum benar-benar bukan Sagara.

"Light on." Kata Rio ketika masuk ke dalam kamar Sagara. Lampu itu otomatis menyala dan membuat Sagara menoleh sebal.

"Kelakuan macem perawan di tinggal kawin aja lo. Mau sampai kapan lo kayak gini?" Tanya Rio sambil mengeluarkan makanan dari kantung kresek.

"Gue kan udah bilang nggak mood makan." Kata Sagara lesu,

Rio menghentikan aktifitasnya menatap Sagara dengan raut muka terkejut.

Lalu ia tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan. Tidak menyangka Sagara akan benar-benar sekacau ini.

"Sagaaa sagaa merenung di sini sampe seribu tahun nggak akan buat Natalia dateng kesini. Jangan ngarep sana samperin sendiri." Kata Rio,

Sagara ingin sekali menumbuk hidup-hidup Rio orang lagi sedih gini di cengcengin dikira sopan apa?

"Gimana bisa Raven nanyain mamanya tiba-tiba?" Tanya Sagara mengalihkan pertanyaan,

Rio kembali memasang wajah serius bersiap untuk cerita.

"Gue nggak tau tiba-tiba aja dia nanyain mamanya, wajar kali ga anak seumuran dia nanyain orang tuanya?" Kata Rio, dia sendiri belum terlalu mengetahui pasti penyebabnya.

"Dia tiba-tiba nanyain gue dan gue bilang nanti aja omong ke papamu itu aja. Tapi ini yang aneh ga, beberapa bulan lalu pas gue di Bali ketemu sama lo inget?" Kata Rio,

Sagara mengangguk,

"Waktu lo berdarah-darah itu? Itu kali pertama gue ketemu Natalia." Kata Sagara sambil membayangkan kejadian beberapa bulan lalu,

Rio memandang kesal Sagara yeu bucin mah beda.

"Nggak ada hubungannya sama Natalia butot!" Jawab Rio mendengus kesal,

Sagara merasa aneh butot apaan tuh?

"Apaan butot?"

"Bucin total! Udah ah serius." Kata Rio dia mulai menyalakan rokoknya.

"Waktu itu gue lagi belum cukup bukti, gue sama Marchellinne model itu lagi di bar dan gue ketemu sama orang yang punya banyak foto-foto lo gue nggak sengaja ngeliat." Kata Rio lalu ia menyesap rokok di tangannya,

"Bukannya udah biasa lo foto gue di manapun itu?" Kata Sagara ia tak mengerti dari sudut manapun menemukan fotonya itu sangat sangat mudah terpampang dari brand apapun dari yang tempat paling berkelas sampai pinggir jalan.

Rio sebal mematikan rokoknya meskipun baru di nyalakan.

"Semacem penguntit. Yang lebih gila dia tau gue liat itu dan berusaha buat gebukin gue waktu itu. Sampai gue nelpon lo karena gatau harus gimana udah hampir mati gue." Ucap Rio dia emosi karena Sagara terus mengaitkan hal yang tidak penting.

"Dan gue yakin dia yang selama ini nyebarin soal berita-berita miring tentang lo." Tambah Rio,

"Tapi bisa ajakan dia cuma wartawan biasa? Banyak yo artis lain yang mungkin di ikutin macem gue." Tolak Sagara,

"No. Gue sempet ikutin dia balik dan saat kemarin gue lihat dia berada di rumah sakit yang di tempatin Aiko begitu pula dengan Natalia dan tadi gue lihat dia sempet motret Raven. Gue nyoba ngejar dia tapi sayang Raven keburu liat gue dan ngejar gue berakhirlah dia di serempet motor" Kata Rio

Kini wajah Sagara mengeras begitu mendengar Raven,

"Jadi dia udah tau sampai Raven?" Tanya Sagara,

Rio mengangguk,

"Kemungkinan iya dan ini tadi gue baru aja suruh anak buah gue buat cari dia. Gue nggak bisa diam aja kalo Raven ikut terseret, bisa jadi berita tentang Raven akan tersebar sa cepat atau lambat publik akan tau apa lo siap?" Tanya Rio,

Sagara membuang nafas kasar,

"Apa gue bawa Raven aja buat tinggal sama gue?" Tanya Sagara,

"Bukan jalan yang tepat, Raven bocah kecil ga dia belum bisa nerima segala macam gunjingan kalau lo membenarkan tentang ini suatu saat nanti." Kata Rio

"Tapi gue nggak bisa biarin Raven begini. Gue siap sangat siap menerima segala macam opini publik, bahkan gue bisa berhenti dari dunia entertain tapi seperti yang lo katain gue nggak bisa nerima anak gue di pandang rendah oleh orang-orang. Gue nggak mau bikin dia malu punya bapak kaya gue." Ucap Sagara mengingat hal ini beban pikirannya semakin bertambah.

"Raven anak kuat seperti namanya. Satu-satunya yang Raven butuhkan hanya kasih sayang dan keluarga ga. Gue nggak mendungkung lo buat menyembunyikan ini tapi lo nggak sepenuhnya salah sa. Ini bukan salah lo sama sekali, lo hebat pertahanin Raven sampai sekarang." Ucap Rio mencoba menyemangati,

Sagara mengangguk mencoba diam,

"Sampai saat ini gue masih bertanya-tanya iblis mana yang tega ngelakuin itu ke Aiko." Kata Rio,

"Kalau malam itu gue nggak telat gue pasti bisa tangkep bajingan itu. Bahkan gue ngga punya cukup bukti buat seret mereka ke penjara." Sagara menanggapi,

"Apa kita harus cari dia?"

"Nggak usah cari bajingan itu gue ayah Raven sekarang dan gue janji suatu saat nanti Raven akan punya keluarga yang lengkap gue akan kasih yang terbaik buat anak gue jangan raguin itu." Ucap Sagara,

"Makasih yo lo udah kasih tau gue soal ini kedepannya gue akan lebih hati-hati. Dan gue akan cari penguntit itu." Kata Sagara,

"Dan satu lagi, gue lihat ada stiker tentang Victoria. Apa mungkin mereka?"

"Nggak mungkin yo. Semua tentang riwayat hidup gue udah bersih dari mommy. Bahkan gue nggak pernah membeberkan kalau gue bagian dari Ranuspati." Kata Sagara,

"Lo bisa hapus nama depan dan belakang lo. Lo juga bisa palsuin semua dokumen sebanyak yang lo mau tapi ga kenyataannya nggak berubah. Didalam tubuh lo tetap mengalir dna dan darah dari Victoria dan Bima Ranuspati. Silsilah keraton lo juga belum terhapus kan? Lo cuma hapus secara negara nggak dengan itu. nggak ada yang nggak mungkin." Ucap Rio,

Muka Sagara semakin suram,

"Jaga diri baik-baik gue akan berusaha buat ngungkapin dalang dibalik semua ini. Tapi persiapin diri lo kalau suatu saat nanti semuanya akan terbongkar. Ini juga bukan aib kalaupun terungkap lo nggak perlu se cemas itu karir lo nggk akan hancur dengan satu skandal. Gue saranin lo buat persiapin mental bukan undur diri dari bidang yang lo sukai. Gue pamit pulang." Pamit Rio keluar dari kamar Sagara.

"Light off" Katanya sambil menutup pintu,

Dan dilampu yang kembali padam itu Sagara termenung, semua yang di ucapkan Rio ada benarnya. Malam ini sepertinya ia akan sulit tidur ternyata begitu banyak yang ia lewatkan beberapa bulan ini. Rio tidak akan seserius itu kalau nggak penting-penting amat. Dan saat itu ia kembali tersadar bahwa dunianya juga ikut hancur tanpa Natalia di sisinya.

"Natalia.. Balik ke gue gue butuh lo." Guman Sagara,

CELEBRITY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang