43.

8.3K 695 21
                                    

Sagara itu nggak bego dia cuma sedikit pemalas, enggak bukan malas Sagara cuma nggak mau buang-buang waktu buat banyak belajar soalnya dia yakin mau jadi artis. Sedangkan sekarang dia sedang berdebat dengan Natalia karena salah ngajarin ke Raven berakhir cuma dapet bintang satu.

"Raven kalo ada pr matematika jangan ke papa yah, ke om aja kasian papa mu ketauan kalau jarang mikir." Kata Haikal sambil melirik ke Sagara.

"Ck..ck.. Bisa-bisa nya di suruh gambar cita-cita malah gambar donat, dikira Raven mau jadi donat?" Tambah Arjuna berdecak kagum dengan keajaiban tingkah Sagara sekali lagi setelah membalik lembar belajar lainnya.

"Nih untung aja gurunya nggak tau kalo Raven anaknya Sagara. Kalau tau bisa heboh media talent gue bego gini." Keluh Rosika memandang Sagara kasihan.

Semua mata tertuju pada Sagara, tak terkecuali Natalia parah banget emang nih bocah satu minta di balikin ke TK barengan sama Raven kali ngawur banget.

"Stop gue nggak bego kok, serius gue cuma ngasal ngisi angka aja dan kebetulan gue pengen gambar donat." Kata Sagara memberi pembelaan.

Benar-benar pembelaan yang bijak. Sagara mengakui sudah jadi ayah tunggal tapi kelakuan juga masih kaya anak SD.

'tingg

Notifikasi ponsel Natalia menyelamatkan Sagara dari rentetan pertanyaan perkalian yang dilontarkan Natalia berkali-kali padanya.

MR. Ranuspati

Nata hari ini saya ada beberapa informasi tapi saya mau kamu bawa Rio. Ada hal yang harus saya pastikan.

Mata Natalia membuka lebar. Rio? Ada apa dengan Rio?

Natalia tidak langsung membalas karena dia sendiri tidak tau sekarang Rio ada dimana. Rio itu anaknya suka ilang-ilangan kadang hari pertama di Indonesia bisa-bisa besok paginya udah sampe di Singapura lusanya udah di Jepang. Cari Rio itu nggak kalah ribet dari Sagara. Emang ya orang kaya tuh beda.

Reply
Saya usahakan pak, saya nggak tau Rio dimana tapi saya akan coba hubungi dulu.

Sambil melirik Sagara yang sekarang juga melihat penasaran ke arahnya.

"Siapa serius banget muka kamu?" Tanya Sagara,

Menggeleng pelan, nggak mungkin lah dia minta nomernya Rio ke Sagara yang bener aja bisa ngamuk ngamuk nanti dia.

"Nggak ada cuma dari rumah sakit. Aku ke atas duluan mau mandi." Kata Natalia lalu berjanjak pergi ke kamarnya.

"Gue sama Haikal juga mau pulang dah." Kata Rosika mengajak Haikal pula.

"Dih ngapain ajak-ajak pulang, sendirian sono mba gue masih enak disini." Tolak Haikal,

"Oh lo mau jalan kaki? Okey gue tinggal." Teriak Rosika

Sedangkan Haikal menghentakkan kaki sebal. Iya juga dia lupa Haikal kan nggak bawa mobil dia tadi nebeng Rosika ke sini.

"Mbak tunggu anterin gue sampe rumah ya jangan depan gang!" Teriak Haikal sambil lari mengejar Rosika.

Kini haya tersisa Raven yang sedang mewarnai, Arjuna yang bermain ponsel dan Sagara yang bengong memikirkan entah apa itu.

"Lo nggak belajar jun?" Tanya Sagara

"Nggak gue udah pinter. Kasian lawan gue ntar capek ngejar mulu." Jawab Arjuna enteng,

Menyebalkan Sagara sebal lagi-lagi bercandanya bawa-bawa otak. Udah dibilang dia itu aslinya nggak bego cuma males aja.

Arjuna dan Sagara hanya saling diam menatap ponsel masing-masing. Sagara yang asyik membaca tiap baris komentar dan Arjuna yang asyik mantengin youtube nya.

Arjuna tiba-tiba melayang pukulan pada bahu Sagara, membuat Sagara menoleh sebal ponselnya jatuh.

"Gue lupa twice di tokped!" Katanya sambil melotot lalu berlari ke arah kamarnya.

Sagara hanya menghela nafas kasar semua orang di sini nggak ada yang waras emang.

Berbeda dengan Natalia yang sedang awut-awutan mikir gimana caranya biar bisa ngehubungin Rio. Susahnya cari Rio itu sama kayak cari Sagara. Mereka itu kayaknya suka banget hidup nomaden. Pagi di Indonesia, Malem di Australia besok paginya bisa di jepang. Suka heran gampang banget buang-buang duit.

***

Rio meremas kertas yang ada di tangannya, ia tak menyangka kasus lama yang tenggelam kini kembali naik ke permukaan. Ia benci ikut serta.

"Gue lagi di pesawat, gue balik ke Indonesia." Kata kata yang sukses membuat Rio mati kutu!

Tak ada bukti pasti tapi ia juga tidak bisa mengelak Rio jelas tau setiap detail kejadiannya. Memori lama itu terus berputar di otaknya seolah mengajaknya kembali terjerumus ke rasa bersalahnya.

Notifikasi ponsel nya berbunyi bukan nomor asing kali ini Natalia.

Pak Bima ngajak ketemu besok apa lo bisa?

Rio tersadar dari lamunannya ternyata Bima Ranuspati yang kembali membawa ini kepermukaan? Tanpa berpikir panjang Rio mengiyakan ajakan tersebut.

Gue bisa sherlock aja jam brp.

Kali ini Rio nggak akan lagi lari, ia akan menuruti rencana Bima Ranuspati. Meski sedikit mengecewakan.

'Tok tok tok' suara pintu di ketuk

"Masuk." Kata Rio, dia menyimpan kembali ponselnya.

Sekertarisnya menyerahkannys beberapa foto.

"Mereka memang benar penggemar mendiang Victoria pak, mereka masih sering berdonasi ke panti asuhan maupun kegiatan sosial lainnya atas nama Victoria. Tetapi tidak ada kejanggalaan lain tidak ada catatan kriminal apapun." Kata Sekertarisnya,

"Setiap kegiatannya di danai oleh Roby Corp." Tambah Sekretaris nya.

Rio mengangguk tanda mengerti, ia sedikit tidak paham namun dia berhasil menemukan kuncinya.

"Sampai di situ aja saya yang akan urus sendiri kamu bisa pulang."

Kepalanya sedikit pusing Bima Ranuspati benar-benar mengacaukan harinya.

Tidak bisa begini terus dia harus segera menemui Roby sebelum kepalanya meledak karena berpikir. Keamanan Sagara sekarang juga jadi taruhannya. Setidaknya Rio sendiri harus tau alasan mereka membuntuti Sagara hingga berbuat nekat menyebarkan rumor pula.

Jari-jarinya terus mengetikkan kode-kode sulit di laptopnya.

"Gotcha! Bar Florence, gue harus cepet." Sekarang Rio menyambar jas nya berlari cepat ke arah mobilnya.

Rio bertekat meskipun suatu saat nanti Sagara akan kecewa padanya tapi Rio hanya ingin membuktikan satu hal yaitu Sagara masih mempercayainya. Ini bukan merupakan penebusan dosa bagi Rio, tapi Rio benar-benar tulus melindungi Sagara.

*****

Haloo maaf yaa lama beberapa bulan ini sibuk banget🙂

CELEBRITY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang