42

9.8K 693 21
                                    

"Jangan loncat." Kara Arjuna dingin,

Ayunda hanya menoleh lalu kembali menutup matanya.

"Jangan terlalu ingin mati. Tuhan nggak akan biarin umatnya mendapatkan kemauannya dengan gampang, itu terlalu nggak adil. Cukup bahagia aja nanti nggak lama lo akan cabut karena ada harga mahal yang akan lo bayar setelah bahagia tapi lo nggak punya amal apapun selain patuh ke orang tua lo." Kata Arjuna tambah dingin bahkan matanya menyorot Ayunda dengan penuh kebencian.

"Kamu membuat Tuhanku terdengar sangat jahat." Kata Ayunda pada akhirnya ia turun dari pagar pembatas jembatan di bantu Arjuna.

"Bukannya itu yang mau lo dengar? Lo membuat Tuhan seolah terlalu jahat padahal dia udah memberi banyak hal buat lo. Lo menyalahkan takdir yang jahat Tuhan yang nggak di pihak lo buat melakukan hal sepengecut ini." Kata Arjuna tapi kata-kata sepedas ini malah membuat Ayunda tertawa, entahlah Arjuna juga nggak mengira ini akan terjadi setidaknya satu tamparan pantas bukan untuk Arjuna?

"Gue kira soal lo yang dingin itu cuma rumor, nggak nyangka lo lebih mengerikan dari rumor itu." Kata Ayunda pada akhirnya.

"Gue Ayunda." Kata gadis itu percaya diri mengulurkan tangannya pada Arjuna.

Arjuna tak menyambut uluran tangan Ayunda, dia hanya menatap Ayunda dari atas sampai bawah. Masih sama seperti tadi, gadis yang menangis kacau yang hendak terjun ke bawah sungai. Tapi sekarang ia sudah kembali ceria dan tertawa menggebu-gebu penuh semangat mengulurkan tangan ke Arjuna.

Dengan kasar Arjuna menghembuskan nafasnya.

"Lo biopolar?" Celetuk Arjuna pada akhirnya,

Gadis di depannya malah tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Arjuna hanya menatap gadis ini memicingkan matanya prihatin.

"Gue pergi. Jangan lagi bunuh diri di depan gue. Lagian lo belum tentu mati kalau loncat dari sini jadi lebih baik lo cari alternatif lain." Kata Arjuna lalu kembali berjalan meninggalkan Ayunda sendirian.

Sedangkan Ayunda hanya menatap remaja dengan seragan yang sama dengannya dan tengah membenahkan hoodienya lalu berjalan dengan santainya meninggalkan Ayunda. Bibirnya lalu menyunggingkan senyum.

.

Flashback on

Ayunda mengejar sosok yang ia kenal, dia benar-benar bersyukur setidaknya bisa bertemu dalam ketidak sengajaan seperti ini.

"Mas disini juga lagi ada acara apa? Kok sendirian?" Katanya sambil menyapa Sagara dari belakang,

Yang di sapa hanya menghela nafas menganggapnya angin berlalu, lalu keluar begitu saja.

"Mas.. Mas Saga!" Teriak Ayunda sambil berlari mengejar Sagara keluar toko roti langanannya.

Tak menghiraukan teriak bocah berseragam tersebut Sagara malah mempercepat langkahnya. Tak ada respon sama sekali, tapi Ayunda tidak menyerah tetap saja mengejar langkah lebar Sagara sampai akhirnya ia tertubuk seseorang hingga terpental jatuh. Bahkan kakinya terinjak oleh beberapa orang yang berlalu lalang.

Ayunda hanya meringis melihat Sagara yang semakin menjauh dan tak kunjung berdiri. Air matanya kini kembali jatuh, serindu itu ia pada kakaknya tapi lagi-lagi Sagara selalu berlaku acuh padanya dan menganggapnya tak hidup.

Dirasa tak lagi ada teriakan Sagara menoleh ke belakang, tetapi yang dilihatnya dari jarak lumayan jauh adalah Ayunda yang sedang terduduk di trotoar dengan kesusahan berdiri sekaligus air mata yang memenuhi mukanya. Sagara benci ini, dia sangat lemah melihat wanita menangis. Terlebih kini yang sedang dilihatnya adalah adiknya yang menangis di tengah jalan. Mengabaikan rasa sebalnya ia masuk ke dalam mobil.

CELEBRITY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang