46.

8.5K 776 19
                                    

Rio benar-benar mencoba menyisihkan kewarasannya ditengah-tengah kegilaan yang Sagara berikan. Rio menghubungi pihak rumah sakit.

"Siapkan semua dokter terbaik! Saya datang dua menit lagi tutup akses jangan sampai ada pihak luar yang tau." Kata Rio lalu menutup panggilan sepihak.

Dua menit kemudian Rio benar-benar membawa Sagara lewat belakang. Rio tak bisa membawa Sagara lewat IGD depan hal tersebut hanya mengundang banyak pasang mata. Penampilan Sagara benar-benar mengerikan saat ini.

Beberapa orang di lorong terkejut ternyata yang dibawa Rio adalah Sagara. Mereka tambah terkejut ketika melihat Sagara bersimbah darah.

"Berapa lama nggak sadarkan diri?" Tanya dokter sambil berlarian mengejar Sagara yang dibawa kedalam.

"Dia kehilangan banyak darah. Sepertinya lumayan lama." Jawab Dokter itu sendiri.

Rio berhenti berlari kakinya serasa kebas,

"Tolong selamatkan Sagara. Lakuin apapun itu asal dia selamat." Kata Rio dia mencoba mengontrol akal sehatnya mencari sisa sisa kewarasan namun tak sedikitpun bisa dia temukan.

"Kami akan berusaha." Jawab dokter itu lalu menyusul rekan-rekannya yang sudah dahulu membawa Sagara.

********

Natalia masih di UGD, meskipun tadi dia ditemukan pingsan.

"Kata dokter residen sama anak-anak magang tadi di ruang operasi lagi ada perang besar." Oceh Dokter Aida di samping Natalia yang lagi ngemil,

Beberapa perawat kini ikut nimbruk,

"Kok bisa?" Sahut Marcell, Dokter muda yang baru datang menggantikan shift Natalia.

"Heeh katanya Dokter William bawa masuk pasien nyerobot antrian Dokter Daniel tuh. Marah-marah tadi Dokter Daniel operasinya di mundurin." Kata Dokter Aida,

"Ada yang lebih parah masa yang masuk ke ruang dua banyak banget Dokter luar terus pas pasien dibawa masuk anak-anak magang yang biasanya liat operasi nggak di bolehin liat malah di suruh keluar. Pak Direktur baru juga ikut stay di sana loh tau sendirikan tuh orang kek gimana? Aneh banget." Kata Aida, Aida itu bisa dikatakan serba tau informasi dari berbagai divisi di rumah sakit ini entahlah dapet sumber dari mana tapi infonya juga nggak abal-abal.

Belum sempat mereka diam sudah di kejutkan dengan kehadiran salah satu Dokter senior yang berlarian masuk lewat pintu depan.

"Loh Dok kok balik lagi? Bukannya tadi mau ngedate" Tanya Marcel,

Yang ditanya hanya melambaikan tangan saja nggak negok sama sekali.

Aida kini menggelengkan kepalanya sampil menyipitkan mata.

"Gue berani taruhan kalo Dokter Eric juga mau masuk ke ruang oprasi nih yakin gue." Tebak Aida sambil mencomot kentang goreng di depannya.

Natalia hanya mengangguk-angguk tanda menyetujui.

"Tapi kalo ini operasi gede atau langka bukannya kita-kita boleh masuk ya? Tapi kata lo tadi daerah sono di bersihin yang nggak berkepentingan nggak boleh masuk nyerobot antrian pula kata gue sih orang nya yang gede bukan kasusnya." Celetuk Marcell mencoba menganalisis.

"Boleh juga pemikiran lo. Gimana menurut lo sus?" Kata Aida menyetujui rekannya, lalu meminta pendapat disebelahnya.

"Tadi gue di lorong sempet liat dok, darah kemana-mana wajahnya ditutupin sih. tadi lewat belakang di sambut pula sama dokter-dokter anjir gue berasa liat film merinding sumpah." Kini satunya berceletuk.

"Gimana buncit nggak? Cewek apa cowok?" Tanya Aida,

"Nggak buncit sih udahlah balik dulu gue udah malem." Pamitnya,

CELEBRITY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang