51.

8.6K 682 13
                                    

Sagara menggantung beberapa baju yang tadi pagi diberantakan oleh Raven. Setelah beberapa bulan kondisi Sagara sudah lebih membaik serta emosinya juga mulai stabil. Sebuah kemajuan yang pesat, kini rumah besar yang dulunya hanya di huni oleh Sagara seorang kini terasa begitu hangat. Setiap jengkal ruangan yang dulunya terasa dingin dan kosong kini terisi oleh beberapa mainan berserakan serta biskuit jatuh yang berceceran, bekas Raven makan siang. Sejak kepindahan Raven bulan lalu ke rumah Sagara rasanya hidup Sagara sedikit demi sedikit mulai kembali berwarna.

Setiap harinya Sagara akan disibukkan dengan bermain bersama Raven, membantunya mengerjakan pr, membacakan dongeng Raven sebelum tidur, menyuapi Raven setiap makan dan masih banyak lagi. Awalnya Sagara sendiri yang merengek pada Natalia agar mengizinkannya untuk bersama Raven. Sejak hiatusnya Sagara di dunia hiburan katanya ia begitu jenuh. Jadwal padat yang biasa di laluinya ditiadakan membuatnya hanya bolak balik mengikuti terapi, pulang pergi ke rumah sakit.

"Nggak sa kamu aja belum bisa ngontrol emosi gimana mau bawa Raven ke sini? Tolong sa kamu sembuh dulu ya baru Ravennya dibawa kesini." Bujuk Natalia,

"Natalia disini nggak cuma ada aku, ada Haikal juga kok kalau cuma jagain Raven aku mampu. Tolong Nat selama ini aku nggak punya waktu buat Raven aku mau mulai sekarang dia tumbuh besar sama aku di rumah ini." Kata Sagara,

Natalia memijat pelipisnya guna menghilngkan rasa peningnya tapi ternyata nggak berguna. Demi Tuhan Natalia akan sangat bahagia bila Sagara bahagia tetapi membawa Raven di tengah-tengah kehidupan Sagara yang masih kurang stabil ini tentu saja Natalia takut terjadi sesuatu pada keduanya.

"Yaa sayang bantuin aku yakinin Mba Rosika dong, tolong Raven udah lama banget di panti Nat. Dan kondisi aku saat ini udah lebih dari mampu buat ngurusin anakku sendiri."

Menghela nafas berat akhirnya Natalia mengangguk,

"Yakin kamu? Gimana cara kamu yakinin fans kamu keadaan kamu sekarang juga beda dari dulu sa. Secara finansial mungkin kamu mampu lalu gimana dengan psikis Raven yang akan tersorot kamera terus menerus setelah kamu klarifikasi semua?" Tanya Natalia, mungkin dia bukan bagian dari tim manajemen Sagara. Tapi secara kesehatan mental bukan hanya Sagara, si kecil Raven juga masih terlalu rentan.

Sagara diam tak menjawab. Semua ucapan Natalia ada benarnya ia tak bisa egois.

"Tapi aku mau dia di sini yang." Kata Sagara begitu pelan, Natalia merasakan itu. Sagara benar-benar tulus dalam memberikan segalanya yang terbaik pada anak yang bukan darah dagingnya sendiri.

Tangan Natalia terulur menggenggam tangan Sagara. Membuat Sagara menoleh meyakinkan bahwa keinginan Sagara tak salah. Wajar bagi setiap ayah yang menginginkan dekat dengan anaknya. Terlebih segala sesuatu yang dilakukan saat ini alasan yang mendasarinya adalah Raven Sendiri. Tetapi hanya waktu yang belum tepat.

"Nanti ya sayang, aku bakalan bawa Raven ke sini janji ya kamu cepet sembuh kalau Raven disini? Tapi untuk mengungkapkan status Raven bisa kamu jangan gegabah? Aku nggak mau kamu nyesel sa ada banyak hal yang harus kamu pertimbangkan lagi setelah kamu sembuh nanti." Kata Natalia pada akhirnya, dia sendiri jadi tidak tega. Mungkin benar adanya Sagara kesepian, dan Sagara membutuhkan Raven.

Binar kebahagiaan terbit di netra Sagara, Natalia tak hanya sumber bertukar pikiran bagi Sagara saat ini. Tapi juga pasak penguat di kehidupan Sagara setelah ini.

"Jangan mikir macem-macem ya. Fokus aja ke penyembuhan kamu." Kata Natalia,

Dan setelahnya beginilah kondisi Sagara. Benar-benar seperti bapak anak satu. Tiap jam nya hanya berteriak-teriak.

CELEBRITY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang