54.

7.2K 617 22
                                    

Hubungan Sagara dengan keluarga nya kian hari kian membaik, tapi kembali lagi jika untuk kembali ke dalam keraton atau bahkan rumahnya ia tidak akan siap. Bawasanya ia memerlukan banyak persiapan, dia bukan lagi bocah remaja yang bisa melompat jendela, bukan lagi remaja yang bisa digoyahkan keputusannya.

Kembali ke dalam genggaman Ranuspati sama dengan membuka lebar pengakuan publik bahwa ia merupakan keturunan langsung dari silsilah inti keraton. Kehidupannya saat ini tak lagi sama dengannya yang dulu. Mungkin bila dulu ia cenderung bisa bersembunyi namun kini tak lagi, ia sudah dewasa ada bagian dimana dia juga harus ikut andil dalamnya. Ada aturan yang harus ia ikuti, bahkan akan ada tanggung jawab besar yang mungkin ia emban.

Melarikan diri dari keraton sebelum menikah atau tanpa keluarga lengkap merupakan hal yang tabu. Tapi Sagara berbeda, ia keluar dari rumah bahkan tanpa izin satu pun anggota keluarga dengan dalih benar-benar melarikan diri bukan untuk belajar atau sebagainya, parahnya ia muncul lagi sebagai seorang selebriti besar yang sebenarnya hal itu juga melenceng dari peraturan keraton.

Istana yang disebut-sebut orang luar adalah benteng tempat tinggal keluarga super power di Indonesia tidaklah seperti yang mereka banyangkan. Mereka yang sudah berada di dalam silsilah keraton akan berada pada peraturan yang ketat.

Tetapi seperti yang diketahui semua yang ditutupi Sagara akan tetap terbongkar. Betapa lama Sagara bersembunyi ia akan tetap membutuhkan Ranuspati dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Tidak munafik bahkan sekalipun ia mengubah namanya berkali-kali itu tidaklah penting, menghapus nama depan maupun nama belakangnya bagaikan hanya nama panggung. Bahkan segala privasinya yang digadang-gadang tidak bisa ditembus ombak merupakan sedikit banyak dari keluarga Ranuspati.

"Sagara Romo tau kamu dan Natalia sudah dewasa, tapi kamu tau kalau kamu masih dalam pengawasan Istana kan? Romo nggak mau kalau rumor menyebar lebih lagi, cukup dengan kamu bawa Raven membuat kita kelimpungan Sagara.."

Sagara diam dia jelas tau, tak ada privasi yang benar benar privat untuk nya. Menjalin hubungan dengan gaya modern saat ini sangat lah sulit diterima. Kebanyakan dari mereka sudah di jodohkan dan bahkan kesulitan jika harus menjalin hubungan di luar pernikahan.

"Jangan jadikan diri kamu seperti romo, romo nggak pernah membatasi atau menjodohkan kamu. Tapi kalau kamu memang serius dengan Natalia ayo segerakan."

Suasana di ruangan ini cukup dingin tapi juga mencekat. Bima mengajaknya bertemu secara tiba-tiba.

"Saga belum siap." Jawab Sagara pelan,

Bima tersenyum, sejak awal ia tau putranya akan serius dengan yang satu ini. Firasatnya mengatakan Natalia lah yang akan membawa Sagara kembali ke tempatnya dan sepertinya memang benar.

"Harusnya kamu melihat betapa mendambanya Kanjeng Eyang mu ketika melihat kamu dan Natalia.." kata Bima

Sagara menatap lekat mata ayahnya. Bahkan dengan nama Natalia saja mampu membuat Sagara kembali mau berbicara lama bahkan duduk santai berhadapan dalam satu ruangan dengan Romonya merupakan suatu kemajuan yang pesat.

"Eyang berencana menurunkannya ke kamu nak. Kamu jelas tau itu." Kata Bima,

"Kenapa romo nggak ngelawan? Kenapa romo diem aja sementara posisi romo juga terancam terlangkahi oleh aku?" Sagara bertanya dengan serius matanya mencari-cari sebuah jawaban.

"Karena romo sudah pernah membuat seisi istana kecewa bahkan sudah mengecewakan eyangmu juga mommy mu. Romo juga nggak merasa terancam nak, kamu pantas dapatkan itu." Kata Bima.

"Tapi justru itu yang membebani aku! Aku mau hidup damai dengan keluarga ku nanti tanpa aturan. Aku mau hidup bebas romo!" Kata Sagara ia juga sedikit tertekan akan fakta yang terjadi.

"Suatu saat nanti akan ada masanya dimana kamu akan suka rela kembali pada kita. Kita semua akan menunggu sampai saat itu tiba, persiapin diri kamu mas. Dan juga kemarin Romo bertemu Aunty mu, kamu sekarang bebas jikalau mau mengunjungi rumah Mommy atau makam Mommy. Kamu sudah besar, Romo kira kita nggak akan bisa menutupi ini lebih lama, Romo nggak bisa terus menyisihkan dan menyembunyikan kamu lebih lama. Tapi sebisa mungkin Romo akan tetap melindungi kamu. Pulang ya mas, mau keraton atau rumah kami semua Rindu mas, dan kami akan selalu nunggu mas berusaha menyambut mas dengan pelukan yang hangat." Ucap Bima, setidaknya ia banyak berharap akan hubungan Natalia dan Sagara ini. Dari awal aturan keraton yang kemungkinan besar bisa kembali memboyong putranya ini kembali ke pelukannya.

Bima mau sedikit egois, setidaknya biarkan dia memastikan dengan aman bahwa ketika nanti seluruh isi dunia tau siapa Sagara, setidaknya Sagara memiliki tempat pulang. Memiliki sandaran yang aman.

"Kenapa romo bertahan dengan aku?" Tanya Sagara,

"Aku cuma anak pembangkang yang melarikan diri dari tanggung jawab. Romo dan Eyang nggak perlu mengemis buat aku kembali, kalian bisa menghapus namaku dari silsilah." Tambahnya dengan wajah sendu,

"Mengusir satu-satunya calon pewaris dengan cara tidak terhormat maksut kamu?"

"Bahkan Sarjana aku aja belom lulus romo dan hampir kena DO apa kabar kalo aku ngurusin urusan keraton! Hidup aku cuma aku lakuin dengan bermusik romo. Aku bukan pemimpin yang baik." Ucap Sagara tak mau kalah,

"Kamu belum mencoba. Udah sekarang kamu pulang mas, Romo nggak mau bertengkar sama mas." Jawab Bima sambil berdiri.

"Romo harus ke istana, mas boleh disini dulu atau langsung pulang. Pesen Romo jangan pernah berpikir buat lari lagi kamu sudah dewasa."

Sagara terdiam di tempat, segala yang di ucapkan oleh Romo nya kini terus berputar di otaknya. Dilihatnya undangan yang ditinggalkan Romo nya di meja. Tertulis acara formal yang akan diadakan beberapa hari lagi, undangan tersebut hanya sebagai simbolis Sagara tak membutuhkannya sebagai akses masuk dia tahu, Romo nya membawa hanya sebagai bentuk gertakan bahwa dia harus mulai berpikir untuk kembali.

"Mas mau makan dulu? Nanti saya siapkan?" Tanya salah sayu abdi dalem yang sangat Sagara kenali ini.

"Enggak, saya mau pulang aja. Saya pamit dulu ya.." jawab Sagara halus.

Sagara berdiri lantas menepuk pundak wanita yang sedang menundukan wajahnya ini.

"Mbah Sagara pulang dulu yaa. Saya bakalan sering-sering kesini kok, jangan sedih gitu ya." Kata Sagara,

"Den Mas bakalan datang besok? Kalau belum siap tidak usah dipaksakan, kata si Ibu kemarin banyak kamera juga."

Sagara diam dia tak menjawab, dia sendiri belum tau akan menghadiri acara ini atau tidak.

Terdengar teriakan nyaring lalu hantaman pada tubuhnya.

"Mas nggak bilang kalau bakalan kesini, adek kangen banget." Kata Ayunda.

Sagara menghela nafas,

"Mbah saya pamit ya, mau jemput Nata soalnya." Kata Sagara,

"Ihh.. Nggak mau adek baru sampai, baru liat mas, masa mas mau pergi lagi nggak boleh!" Kata Ayunda sambil memeluk erat Sagara, dia masih memakai seragam lengkap dengan tas dan sepatu yang masih terpakai rapi.

"Lepas ah, adek kotor mandi dulu sana, mas mau jemput Kak Nata nih." Kata Sagara, beralasan

Ayunda tetaplah Ayunda, dia merengek dan tak mau melepaskan pelukannya. Membuat Sagara mau tak mau berjalan sambil menyeret remaja ini sampai depan pintu.

*****

'hhhh maaf lama banget !

CELEBRITY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang