37.

9.1K 824 9
                                    

Bel rumah Sagara terus berbunyi. Natalia yang merasa terusik pun berjalan membukakan pintu. Ia sendiri tidak tau siapa yang datang sepagi ini selain dirinya, mungkin Haikal atau Rio? Mungkin juga Rosika? Karena beberapa bulan bersama Sagara hanya tiga orang itu yang terus-terusan dilihatnya sampai Natalia hampir bosan, bukannya kehidupan para selebriti itu luas? Tapi yang di lihat Natalia pada Sagara malah sebaliknya. Cowok itu hanya menyapa sesekali ketika bertemu dijalan atau berceloteh ria di depan kamera di kehidupan nyatanya hanya ada orang-orang itu saja.

Ketika pintu di buka Natalia keheranan siapa gadis cantik ini?

"Halo.. Lo pasti pacarnya Sagara? Gue mau ketemu Sagara. Apa dia ada di dalam?"

Natalia bergeser membuka pintu lebar mempersilahkan gadis itu masuk.

"Silahkan masuk. Sagaranya masih keluar tunggu bentar aja ya bentar lagi balik kok." Kata Natalia,

Gadis itu mengganguk lalu berjalan mengikuti Natalia dari belakang.

"Duduk dulu aja, mau minum apa?" Tawar Natalia,

Gadis itu tersenyum lebar menatap Natalia dari atas kebawah.

"Apa kalian tinggal bersama?"

Natalia tak bisa menetralkan ekspresi terkejutnya.

"Enggak.. Enggak gitu saya baru aja sampai kok." Bantah Natalia ia takut salah menjawab nama Sagara juga yang di pertaruhkan.

Gadis itu tertawa tak menyangka reaksi Natalia akan sedikit berlebihan.

"I see kamu bukan cewek seperti itu. Jangan panik aku cuma bercanda kamu terlalu kaku." Katanya,

"Gue Kirana Kinasih." Ucapnya mengulurkan tangan,

Belum sempat Natalia menyambut uluran tangan tersebut Sagara sudah datang.

"Mau apa lo disini?" Desis Sagara menatap tajam ke arah Kirana.

Natalia juga menoleh kaget, kenapa Sagara?

"Good morning sister? Bukannya itu yang harus lo ucapin ke gue Raden Mas Sagara Rion Ranuspati?" Jawab Kirana,

Sagara menoleh pada Natalia yang masih terpaku di tempat. Dia enggan memberi kekacauan lebih lanjut ia tau ini akan rumit.

"Natalia kamu keatas dulu aku mau bicara sama dia." Perintah Sagara,

Membantah rasa penasarannya Natalia segera mengikuti perintah Sagara. Atmosfer panas sangat terasa di ruangan ini membuatnya ingin segera menjauh dari sini.

Setelah merasa Natalia sudah menjauh kini Sagara kembali buka bicara,

"Apa mau lo?" Tanya Sagara to the point,

"Ayolah gue baru aja pulang dari Filipina dan berhasil masuk tiga besar apa lo nggak mau kasih gue selamat?"

"Nggak usah basa-basi." Jawab Sagara

Kirana menyandarkan kepalanya pada kursi yang ia duduki.

"Gue akan hancur sebentar lagi, mereka akan tau gue anak haram. Tolong bantu gue." Kata Kirana mendesah pasrah,

"Apa masalah gue? Gue nggak ada hubungannya sama ini." Bantah Sagara,

Kirana memandang tajam Sagara. Lelaki di depannya ini masih sama dinginnya seperti dulu.

"Gue mendaki tangga gue sendiri apa gue harus terjun bebas atas kesalahan yang nggak pernah bisa gue benarkan? Tolong bantu gue sebagai adik lo." Kata Kirana.

"Karier lo nggak akan hancur karena jadi anak haram berhenti ngeluh ke gue. bahkan kita nggak ada hubungan darah apapun."

Tangan Kirana menggenggam erat kemejanya. Sagara benar posisinya tak sama dengan Ayunda. Gadis cilik itu masih mempunyai darah yang sama dengan Sagara. Sedangkan ia? Ia hanya pihak luar yang terhubung dengan Sagara melalui ibunya. Tetapi bila status adik tiri bukankah itu tertera di atas dokumen? Tapi secara negara pun dia tidak ada hubungan apapun dengan Sagara. Hanya sebatas adik tiri tanpa penguat apapun.

"Sama dengan lo yang nggak mau di seret atas nama Ranuspati. Gue juga nggak mau rahasia itu terbongkar ga." Jawab Kirana,

"Gue bahkan udah menghapus nama Ranuspati. Berhenti manggil gue dengan nama itu." Kini suara Sagara meninggi,

Tangan Kirana yang tadinya mengepal kini terjun bebas menampar Sagara dengan keras. Air matanya mengalir.

"Mungkin buat lo nama lo aib ga. Tapi buat gue dan orang lain itu nama kebesaran, iya nama kebesaran yang nggak akan bisa gue capai. Lo nggak tau seberapa besar mama berkorban buat keluarga itu dia mempertaruhkan segalanya termasuk membuang gue."

"Gue sakit hati ga.. Lo dan gue hampir sama tapi kenapa cuma gue yang di buang? Gue iri sama kehidupan lo yang bisa lo dapat dengan mudah. Tapi gue benci dengan lo yang segampang itu membuat Keluarga Ranuspati mengemis, sedangkan gue?? Gue nggak tau siapa ayah gue, dibuang ibu gue buat mengejar gelar Ranuspati dan nggak diterima di Mahelmara. Gue mendaki tangga gue sendiri dan baru ini ga gue minta tolong."

Sagara memijat pelipis nya rasanya begitu menyesakkan ia tak tega.

"Awalnya gue mau minta tolong tapi gue rasa omongan lo benar. Gue nggak ada hubungannya dengan lo gue salah orang." Kata Kirana lalu hendak menglangkah pergi.

"Gue pastiin nggak akan ada yang tau. Jangan temui gue ataupun Ayunda apapun yang terjadi untuk sekarang gue akan hancurin seluruh bukti. Cari kebahagiaan lo sendiri buat nyonya Ranuspati menyesal telah membuang putri sulungnya lo harus bayar gue dengan itu." Kata Sagara akhirnya kata-katanya sangat dingin bila di dengar tapi berbeda dengan Kirana yang menganggap itu sebagai kepeduliaan Sagara pada dirinya.

Kirana terduduk lemas dilantai kata-kata itu yang ia ingin dengarkan. Rasanya sangat lega.

Sagara berjongkok di depan Kirana. Sekeras apapun hatinya ia tetap tak bisa melakukan ini.

"Angkat kepala lo berdiri jangan buat gue jahat. Apa kata orang se Indonesia kalau tau gue udah buat Puteri Indonesia nangis kayak gini bisa di bogem Rio gue." Kata-katanya di ucapkan dengan nada sedatar mungkin.

Kirana memeluk Sagara begitu saja membuat Sagara terkejut.

"Makasih.. Lo benar-benar kakak yang bisa di andalkan Sagaraa.. Terimakasih." Kata Kirana,

Sagara membalas pelukan tersebut tanpa menjawab sepatah katapun. Rasanya ia sendiri tak tau apa dia bisa menjadi kakak yang hebat bagi adik-adiknya? Rasanya masih terlalu jauh untuk berdamai dengan Kirana dan Ayunda, ia masih belum bisa menerima hidupnya sendiri dengan baik.

***

Natalia hanya bisa duduk diam di lantai atas. Meskipun ia sudah menjauh seperti yang Sagara inginkan tapi tetap saja Natalia bisa mendengarkan percakapan kedua orang tersebut. Kedua manusia yang sama-sama terluka atas gelar besar yang mengalir di darahnya.

Natalia tak pernah menyangka kehidupan Sagara bisa lebih rumit dari yang ia bayangkan. Masih seperti mimpi semuanya yang Sagara tunjukkan padanya mampu membuatnya terkejut dan tak bisa berkata-kata. Ini semua di luar ekspetasinya.

Setelah selesai dengan urusan Kirana Sagara menyusul Natalia ke atas. Tangannya langsung melingkar pada tubuh Natalia.

"Kamu denger semuanya?" Tanya Sagara,

Natalia mengganguk dan berbalik menatap Sagara.

"Bodoh rumah kamu nggak kedap suara. Cuma orang tuli yang nggak denger suara sekeras tadi." Jawab Natalia dia enggan berbohong.

Sagara tersenyum haru ia tau sangat membutuhkan Natalia di saat seperti ini.

"Aku sengaja.. Aku nggak akan bisa jelasin sama kamu karena itu terlalu rumit. Tapi aku nggak mau kamu melihat aku dengan keadaan seperti tadi." Jawab Sagara,

Natalia tau, tangannya terulur mengelus rambut Sagara,

"Berat banget ya? Kamu bisa bagi beban kamu ke aku.. Sendirian kamu nggak lagi sendirian." Kata Natalia,

Sagara tak berucap lagi ia kembali membawa Natalia kepelukannya. Dia tak mau bercerita apapun saat ini yang dia butuhkan hanyalah Natalia agar bisa tetap berdiri tegak seperti ini.

"Bantu aku buat menerima kenyataan. Seperti yang kamu bilang mereka nggak bisa milih lahir dari rahim mana nggak seharusnya aku membenci mereka. Mereka juga korban sama dengan aku."

Natalia tak mampu menjawab. Yang bisa ia lakukan hanyalah mendengarkan Sagara untuk sekarang. Ia tau Sagara hebat, Sagara tau pasti apa yang ia mau dan apa yang harus ia lakukan.

CELEBRITY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang