31.

8.7K 753 0
                                    

Sepulang dari bakti sosialnya Natalia langsung menuju ke rumah Sagara. Mengetahui lebih lanjut tentang kehidupan Sagara membuatnya sedikit emosional. Bahkan kehidupan Sagara lebih dramatis ketimbang dirinya. Ia memencet bel rumah Sagara lebih dari lima kali.

"Sagaraaa buka pintuuu.." Teriak Rio yang sedang tertidur nyenyak di kasur terganggu dengan pencetan bel terus menerus.

Dengan malas Sagara bangun dari tidurnya dan menuruni tangga.

"Awas aja kalo nggak penting apalagi Haikal. Gue babat habis bakalan." Guman Sagara,

"Sialan iya-iya gue turun nih ashh rumah luas amat sih." Keluh Sagara sambil sedikit berlari kearah pintu untuk membuka.

Ketika pintu terbuka Natalia langsung menghambur ke pelukan Sagara. Dan yang diterjang pun kebingungan. Nggak ada angin nggak ada hujan kenapa tiba-tiba Natalia manis gini sih batin Sagara.

"Nataa ishh kenapa hey?" Tanya Sagara,

Natalia menggelengkan kepalanya malah semakin mengeratkan pelukannya pada Sagara. Sagara pun turut membalas pelukan Natalia.

"Nataa gue belom mandi.." Kata Sagara spontan,

Sontak Natalia langsung melepaskan pelukannya. Sialan merusak suasana!

"Tumben pagi-pagi ke sini? Oh iya tau rumah gue dari mana?" Tanya Sagara,

"Gue nggak disuruh masuk?" Tanya Natalia,

Sagara langsung membuka pintu lebar-lebar mempersilahkan Natalia masuk.

Tanpa basa-basi Natalia langsung masuk dan duduk di sofa.

"Mau minum apa?" Tanya Sagara mencoba menawarkan sesuatu. Meskipun ia tidak yakin ada yang bisa untuk dimakan di kulkas nya.

Natalia menggeleng dan menepuk posisi sofa di sebelahnya.

Sagara menaikkan satu alisnya binggung,

"Duduk sini gue mau bicara." Kata Natalia,

Sagara mengangguk bersemangat dan mendekat ke Natalia. Begitu duduk kini Natalia yang mengamati Sagara dari atas sampai bawah. Pasti sangat berat menjadj Sagara bukan?

"Nataa lo kenapa sih?" Tanya Sagara mulai penasaran.

Natalia menggeleng, ia meraih tangan Sagara dan membawa ke genggaman nya.

"Gue janji akan selalu ada kalau lo butuh gue. Gue janji akan jadi bahu pertama yang akan lo singgahi kalau lo capek ataupun sedih." Kata Natalia tiba-tiba,

Sagara terkekeh kesambet setan mana Natalia jadi kalem gini.

"Apa lo mulai berpikir buat serius sama gue?" Tanya Sagara bercanda,

Natalia menggeleng cepat,

"Sebagai teman." Jawab Natalia singkat.

Senyum Sagara langsung luntur terasa ada hantaman berat di dadanya. Sialan Natalia sangat pandai memainkan perasaan orang. Sagara langsung menghempaskan tangan Natalia, jago banget nih bocah baperin anak orang.

"Gue udah punya banyak teman." Kata Sagara lirih tapi Natalia mampu mendengarnya.

"Terus mau lo apa?" Natalia kini sebal, ia jauh-jauh kemari buat ngehibur Sagara eh yang dihibur tak tau diri.

"Gue maunya lebih." Teriak Sagara sebal sudahlah ia tak bisa lagi menahannya,

Natalia yang terkejut pun menormalkan ekspresi nya.

"Yaudah tinggal lebihin." Katanya enteng,

Sagara geram

"Lo tuh nggak peka ya!" Ucap Sagara berdiri sambil setengah berteriak.

Natalia berdeham, bukannya tak peka ia hanya berlagak bodoh. Abisnya Sagara nggak ada romantis-romantisnya.

"Ya apa!" Pancing Natalia,

"Pacaran kek apa gitu!" Lirih Sagara, nadanya sedikit merendah ia agak malu sejujurnya.

"Apaa gue nggak denger." Kata Natalia memancing Sagara, sudah terlanjur basah nyeplung aja sekalian.

"Gue mau jadian sama lo!" Kata Sagara akhirnya ia menatap tajam ke Natalia. Ucapannya dan ekspresi nya sungguh tidak singkron.

"Mana ada orang ngajakin pacaran kaya gitu?" Kata Natalia,

"Ya lo maunya apa?" Tanya Sagara,

"Udahlah sana cari tau sendiri. Masa bodo pulang gue cape!" Kata Natalia kini ia beranjat dari duduknya dan hendak keluar dari rumah Sagara.

"Yaudah sana pulang." Kata Sagara malas,

Apa-apaan ia sudah merendahkan diri mengakui perasaannya malah di tinggalin gini? Jadinya ia ditolak nih? Nyebelin banget Natalia.

Natalia keluar dari rumah Sagara begitu saja. Sedangkan Sagara kini hendak kembali ke atas, lalu ia terkejut dengan Rio yang sudah duduk di tangga mengamati pergerakan nya.

"Sejak kapan lo disitu?" Tanya Sagara,

Rio berdiri dari duduknya,

"Sejak lo pelukan sama Natalia." Kata Rio menggedikkan bahunya. Sagara mengumpat dalam hati tenyata Rio mendengar semuanya bahkan melihat ternyata. Ia jadi tambah malu tak karuan.

"Gue mau ngetawain lo tapi kasian juga." Kata Rio berjalan ke dapur yang diekori dengan Sagara.

"Lo liat sendiri kan Natalia ngeselin." Keluh Sagara merebut minuman di tangan Rio. Yang di hadiahi tatapan tajam dari Rio.

"Lo beneran suka sama Natalia?" Tanya Rio,

Sagara mengangkat bahunya acuh. Entahlah mungkin lebih dari sekedar suka.

"Nggak gitu caranya nembak cewek ga. Kalo lo beneran suka sama dia liatin kalo lo beneran serius cewek butuh itu." Kata Rio,

"Gue udah serius tadi malah ditinggalin."

Rio menghela nafas, emang Sagara ganteng doang nembak cewek gagal.

"Ajak dia dinner kek, kasih cincin kek apa gitu." Kata Rio asal

"Natalia nggak terlalu suka gituan bisa-bisa gue yang digebukin abis sama dia gara-gara ngabisin duit. Dia lebih suka duit dibanding cincin." Jawab Sagara realistis.

Rio tertawa terbahak, selera Sagara memang yang aneh gini.

"Nggak nyangka gue lo mabuk cinta beneran." Kata Rio,

"Sabar bro pelan-pelan aja gue yakin Natalia juga ngerasain apa yang lo rasain." Tambah Rio

Sagara mengangguk lemas,

"Gue jatuh dalam permainan gue sendiri. Bahkan gue yang baper duluan. Sekarang gue takut." Kata Sagara,

"Yang gue takutin dia nggak bisa nerima Raven seutuhnya. Bukan gue tapi Raven, gue takut." Ucap Sagara lirih,

"Semua orang akan shock kalo tau lo udah punya anak. Coba kasih tau Natalia pelan-pelan gue yakin dia bakalan nerima Raven. Gue lihat-lihat dia juga tipe penyayang dan kayaknya bakalan cocok buat jadi ibu Raven." Kata Rio mencoba menghibur,

"Lo bangsat yo! Lo bikin gue kepikiran jauh buat nerusin sama Nata." Jawab Sagara terkekeh kecut,

"Tapi lo juga benar semakin besar Raven, ia juga akan merindukan sosok ibu." Lirih Sagara,

CELEBRITY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang