part 2

1.2K 152 2
                                    

Jungkook menekan beberapa angka sebagai kata sandi dari apartemennya. Dan setelahnya pintu apartemen dapat terbuka.

Jungkook dan Lisa masuk ke dalam apartemen tersebut. Lisa langsung berjalan mendahului Jungkook dan duduk di sofa depan TV. Lisa sudah sangat sering mengunjungi apartemen ini, jadi jangan tanyakan mengapa Lisa bisa dengan seenaknya masuk dan menganggap sebagai rumahnya sendiri. Sedangkan Jungkook yang berada di belakangnya lebih memilih untuk masuk ke dalam kamar dan berganti baju terlebih dahulu.

"Jeon, apa aku boleh ambil soda?" tanya Lisa setengah berteriak agar dapat didengar jelas oleh Jungkook.

"Boleh, macaroon kamu juga masih ada."

Lisa yang mendengar jawaban dari Jungkook langsung memekik senang dan berjalan menuju dapur. Sesampainya di dapur, Lisa langsung membuka kulkas berwarna hitam tersebut. Lalu, mulai mengambil sekaleng minuman bersoda dan sekotak macaroon yang Lisa belikan untuk Jungkook seminggu yang lalu. Lisa kembali berjalan menuju sofa di ruang TV dan menemukan Jungkook yang sudah duduk santai sembari memilih beberapa film di Netflix.

Lisa duduk di sebelah Jungkook dan bersandar pada tubuh besar Jungkook. Jungkook pun langsung merangkul tubuh Lisa dan mendekapnya erat.

 Jungkook pun langsung merangkul tubuh Lisa dan mendekapnya erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[foto; © pinterest]

"Mau?" tanya Lisa sembari membawa sepotong macaroon di depan mulut Jungkook.

Jungkook pun langsung membuka mulutnya dan menggigit sepotong macaroon tersebut.

"Jadi mau nonton apa?" tanya Lisa lagi.

Jungkook sempat menimbang-nimbang sebentar, lalu mulai menekan tombol play. "Nonton film 'Call' aja ya."

Lisa mengangguk dan memilih untuk fokus menonton. Sementara Jungkook sedari tadi hanya memandang wajah Lisa dari samping.

Pesan Jungkook yang menanyakan film horor kepada Lisa memang sepenuhnya adalah kode agar Lisa dapat bertemu dengan dirinya. Sejak pagi Jungkook sudah melakukan latihan bersama BTS dan hal itu sukses membuat Jungkook tidak bisa menghubungi Lisa bahkan mengirim pesan saja Jungkook tidak bisa. Tapi beruntungnya Jungkook karena gadisnya dapat mengerti tentang segala kesibukannya sebagai idol.

Lisa melirik Jungkook sekilas, lalu mulai melihat ke arah TV lagi. "Kok malah liatin aku? Kasian dong filmnya malah di anggurin."

Jungkook tidak membalas pertanyaan Lisa, pemuda itu malah mendekap Lisa dari samping dan mengecup pipi gadis itu berkali-kali. Lisa yang merasa acara menontonnya terganggu karena sikap Jungkook langsung mencoba untuk melepaskan lengan Jungkook dari tubuhnya.

"Ihh, kenapa sih?" Lisa menatap tajam ke arah Jungkook. "Jadi nggak bisa fokus nontonnya."

Jungkook tidak mengindahkan penolakan dari Lisa karena semakin Lisa menolak, Jungkook malah semakin mendekap gadisnya itu dengan erat. Lalu, mulai menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Lisa. Sungguh Jungkook tidak ingin Lisa pergi darinya karena gadis itu sangat berarti bagi Jungkook. Bahkan Jungkook dapat merelakan semua yang dimilikinya agar bisa selalu bersama dengan Lisa.

Jungkook paham bila menjadi pacar dari seorang idol tidak pernah mudah, tapi Lisa sama sekali tidak pernah mengeluh. Padahal Jungkook tidak pernah punya banyak waktu untuk Lisa, mungkin mereka hanya bisa bertemu seminggu sekali atau bahkan tidak bisa bertemu seminggu bila jadwal Jungkook yang padat. Namun, Lisa tidak pernah mengeluh untuk meminta waktu Jungkook sedikit pun. Jadi, bagaimana bisa Jungkook melepaskan gadis sebaik Lisa?

"Jangan pergi, Hwang," bisik Jungkook yang tepat di depan telinga Lisa.

Lisa mengerutkan keningnya bingung, lalu mulai melihat ke arah Jungkook dan entah kenapa Lisa dapat melihat wajah Jungkook yang penuh dengan kecemasan.

Lisa mengelus wajah Jungkook dengan tangan kirinya. "Jeon, kenapa?"

Jungkook hanya menggeleng seraya memegang tangan Lisa yang masih ada di wajahnya. Jungkook memandang kedua netra Lisa dengan dalam. Jungkook tidak bisa melepaskan pandangannya dari kedua mata Lisa, seolah Lisa akan pergi jika Jungkook mengalihkan pandangannya barang sedetik. Kedua mata Lisa memang mempunyai kekuatan sendiri bagi Jungkook, karena kedua mata yang indah itu bisa membuat Jungkook terhipnotis untuk terus melihatnya.

Tolong jangan ingatkan Jungkook bahwa waktu masih berputar karena sejujurnya Jungkook ingin seperti ini terus. Jungkook ingin gadisnya selalu berada di dekapannya seperti ini. Jungkook menginginkan gadisnya yang selalu berada di pengawasan pandangannya. Namun, kesibukannya membuat Jungkook menjadi susah untuk bertemu dengan Lisa. Dan momen seperti ini menjadi momen yang sangat Jungkook syukuri karena dapat berdua dengan Lisa.

"Hey, Jeon kenapa?" tanya Lisa lagi seraya menatap Jungkook khawatir.

"Nggak papa," Jungkook tersenyum, lalu mengecup tangan Lisa yang masih di genggamannya. "Kamu nggak jadi mesen delivery food?"

Lisa yang baru diingatkan tentang delivery food langsung memekik senang. Lalu, mulai mencoba melepaskan lengan Jungkook dari tubuhnya lagi. Namun, Jungkook malah mengeratkan dekapan mereka yang sukses membuat Lisa kehilangan napas.

"Jeon, nggak... bisa napas," ucap Lisa terengah-engah sambil terus mencoba melepaskan dekapan Jungkook.

Jungkook yang merasa bersalah akhirnya mulai melonggarkan dekapannya pada Lisa. "Lagian kamu mau kemana sih?"

"Ambil HP lah, dodol," jawab Lisa ketus karena merasa kesal dengan sikap Jungkook seperti itu.

Jungkook merogoh saku celananya, lalu mulai mengeluarkan ponsel dan diberikannya ponsel tersebut kepada Lisa. "Pake HP aku aja nih."

Lisa mengerutkan keningnya bingung. Sungguh sikap Jungkook sangat aneh hari ini. "Jeon, jujur deh, kamu kenapa?"

Jungkook menunjuk ke arah dirinya sendiri dengan raut wajah bingung. "Aku? Kenapa?"

Lisa menghela napasnya panjang, memang ada yang aneh dengan sikap Jungkook. "Kamu kenapa tiba-tiba pengin deket-deket aku terus? Ada masalah sama pekerjaan?" Lisa menangkup wajah Jungkook dengan kedua tangannya. "Cerita sama aku, Jeon. Kamu kenapa?"

"Aku cuman nggak mau kehilangan kamu, Lis."

Lisa mengerutkan keningnya bingung. Lisa tidak mengerti kenpa Jungkook tiba-tiba mengatakan itu, tapi Lisa hanya bisa mengangguk dan menjatuhkan kepalanya pada dada bidang Jungkook seraya membalas dekapan pemuda itu.

Dan setelahnya tidak ada lagi yang berbicara. Jungkook membiarkan Lisa bersandar di dadanya sembari Jungkook menghirup lekat aroma tubuh Lisa. Aroma vanila yang selalu Jungkook rindukan, seolah aroma tersebut adalah candu bagi Jungkook.

Jungkook benar-benar ingin menghentikan waktu untuk sebentar, Jungkook merindukan gadisnya dan ia ingin momen seperti ini untuk beberapa saat. Jungkook seperti tidak ingin melepas Lisa walau hanya sebentar karena hidup tanpa Lisa bagaikan daun yang tidak bisa bertemu dengan embun di pagi hari, daun tersebut akan terlihat tidak sempurna.

"Aku mau kamu jadi akhir bahagia aku, Hwang."



***

Jangan lupa voment ya🙏 yuk 2021 jangan jadi sider.

ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang