part 10

846 87 2
                                    

Sudah hampir lima bulan semenjak perpisahan antara dirinya dengan Lisa. Dan sudah lima bulan juga Jungkook mencoba untuk melupakan gadis itu.

Jujur saja pada awalnya Jungkook mengira jika melupakan Lisa adalah kemustahilan dan ternyata itu benar karena hingga sekarang Jungkook tetap tidak bisa menyingkirkan Lisa dari hati dan pikirannya.

Setiap malam Jungkook selalu memperhatikan kontak dari Lisa. Berharap jika dirinya menekan tombol telpon dan diangkat oleh gadis itu maka kerinduannya selama ini akan sirna. Berharap jika dirinya mengirim pesan pada gadis itu maka kecemasan selama ini akan pudar. Tapi Jungkook tidak bisa melakukan keduanya.

Dan selama akhir-akhir ini Jungkook menjadi gemar untuk menyendiri dan melamun. Karena rasanya luka di hati memang serasi bertemu dengan kesunyian.

Seperti saat ini saja, Jungkook yang sudah melamun hampir sepuluh menit di mobilnya. Jungkook hanya memperhatikan jalanan di sampingnya dan tak memiliki niat untuk mengobrol dengan Johnny.

"Kook," panggil Johnny yang sedang menyetir di sebelahnya.

Jungkook yang tersadar dari lamunannya langsung memandang Johnny sekilas dan menjawab panggilan itu dengan dehaman.

"Lu masih belum bisa lupain Lisa?"

Jungkook hanya menjawab pertanyaan Johnny dengan kedua bahu yang mengangkat. "Ya gitu deh, Bang."

"Tapi gua yakin Lisa bakalan sedih kalo liat lu yang kaya gini. Karena jujur aja lu jadi nggak bisa fokus sama kerjaan. Padahal niat Lisa buat putus itu biar karir lu nggak hancur."

"Terus gua harus gimana, Bang? Gua udah coba buat lupain dia tapi semakin gua mencoba untuk lupa, luka yang dia tinggal malah semakin kerasa," Jungkook menghela napasnya sebelum melanjutkan ucapannya. "Gua kaya ngerasa hubungan gua sama dia belum berakhir. Gua cuman izinin dia buat istirahat tapi bukan buat pergi. Karena belum ada kata ikhlas dari gua kalo ngelihat dia pergi."

Johnny terdiam sesaat, tidak berniat untuk menyanggah ucapan Jungkook. Lagi pula memang susah menasihati orang yang sedang putus cinta. Dan Johnny paham seluruhnya perasaan dari Jungkook.

"Tapi gua minta sama lu pas jadi MC music chart nanti lu harus bisa profesional. Lu harus nunjukin sifat ceria lu," ucap Johnny lagi seraya menghentikan mobilnya yang sudah berada di parkiran gedung siaran TV di Korea.

Jungkook tersenyum tipis seraya menepuk pundak Johnny. "Tenang aja, Bang. Gua bakal profesional."

Johnny hanya membalas ucapan Jungkook dengan anggukan.

Jungkook dan Johnny turun dari mobilnya. Lalu, mereka berdua berjalan masuk ke dalam gedung tersebut.

Kali ini Jungkook memang mendapat jadwal kegiatan untuk menjadi MC musik bersama dengan Sana, Saeron, dan Minjae. Dan hal itu mengharuskan Jungkook untuk berpura-pura ceria selama berjam-jam, tapi rasanya itu bukanlah hal yang sulit baginya.

🔅🔅🔅

Jungkook membaca naskahnya sebagai MC dengan teliti. Jungkook berusaha sebisanya agar ia bisa menampilkan penampilan yang maksimal untuk menjadi MC kali ini. Dia tidak ingin mood-nya merusak karirnya dan Jungkook harus profesional.

"Jungkook," panggil salah satu staf, Seulgi, nama yang tertera dalam kartu identitas milik gadis itu.

Jungkook yang merasa terpanggil pun langsung menengadahkan kepalanya untuk melihat si pemanggil.

"Nanti kamu akan memulai acara bersama dengan Sana, ya. Dan saya sangat berharap kalian bisa membangun chemistry yang kuat di atas panggung."

ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang